Tapi aku tak peduli

11.6K 221 7
                                    

Aku tiba dipelataran sebuah penginapan, hari telah gelap saat itu. Jam menunjukan tepat pukul 7 malam. "Tunggu sebentar yaa Ra, aku sedang di warung kopi tak jauh dari penginapan" begitu pesan yang kudapat dari Ricky.

Aku keluar dari mobilku. Berdiri tepat dipinggir jalan. Menatap jalan basah yang lengang setelah hujan tadi sore. Bukan jalan raya yang padat. Hanya jalan sepi yang rimbun oleh pohon-pohon. Sesekali saja kendaraan yang lewat.

Dari jauh kulihat yang pernah menjadi lelakiku. Mengenakan kaus putih dan celana pendek. Rambutnya semakin gondrong, basah dan berantakan. Berjalan pelan kearahku. Mataku tak lepas menatapnya. Menatap setiap langkah kakinya.Bisa kurasakan jika luka sedang berjalan mendekatiku. Namun dengan bodohnya, kusambut dengan sorai bakal perih yang akan menganga kembali esok.

Tapi aku tak peduli.

Sejak awal, dia adalah dunia yang lain untukku. Dengannya, akal sehat tak pernah kubawa. Walau selalu berakhir dengan hati terkikis hingga sakit. Meski setelah ini, akan kulewati lagi malam tak temui akhir merindunya. Menangis sesak hingga pagi.

Tetap, aku tak peduli.

Bersamanya walau semalam, rasanya rela kutukar dengan apapun. Termasuk dengan hati yang sakit. Biarlah, ia akan sembuh seiring waktu.

Aku tak suka namaku, rasanya terlalu pasaran. Tapi aku suka jika Ricky yang memanggil namaku. Terasa hangat ditelinga hingga ke hatiku.

"Ayo Ra masuk " ajak Ricky sesaat setelah semakin dekat denganku.
Aku hanya mengangguk tanda setuju.
Kami masuk kedalam lift menuju ke lantai 5. Pikiranku berkecamuk tak karuan.
"Sudahlah Ra, terlalu terlambat untukmu jika ingin berpura menjadi wanita baik, sejak awal kamu sudah jalang, nikmati saja malam ini, malam yang bisa jadi yang terakhir dengannya, tak ada yang tau jika setelah ini Ricky kembali lupa ingatan, pergi lalu datang lagi tanpa aba-aba" pikirku dalam hati.

Okey, kuputuskan berperan penuh menjadi wanita jalang malam ini, aku tak peduli, paling tidak aku harus bersenang-senang dulu sebelum akhirnya terluka, bagai terjerembab kedalam lubang yang kugali sendiri. Lebih baik menari didalamnya sebelum mati terkubur hidup-hidup.

"Ky, aku boleh pinjam bajumu gak?, aku tak bawa baju ganti"
"Lho, bukannya kamu dari luar kota ya Ra?"
"Ehh hmm bajuku sudah ku simpan di Laundry tadi sebelum datang kesini  Ky, kotor semua" lihat aku bahkan menjadi lebih pintar berbohong sekarang. Jelas-jelas tugas keluar kota adalah sebuah kebohongan yang sia-sia. Karena akhirnya aku berada disini juga, bersama Ricky.
"Yaudah sana mandi, bajumu biar aku siapkan" kata Ricky.

Lalu aku masuk kedalam kamar mandi, sengaja tak ku kunci pintunya. Siapa tau dia mau ikut masuk.
Namun ternyata tidak hahaha. Ra, kamu sangat berlebihan, ejeku pada diriku. Kusabuni setiap sela tubuhku, kupastikan mereka wangi dan semerbak. Karena malam ini, sepertinya Ricky akan mengunjungi setiap selanya.

Selesai mandi, tak kudapati Ricky disana. Hanya handphonenya tergeletak diatas tempat tidur. Kubaringkan tubuhku disampingnya, kuraih handphone Ricky. Layarnya tak pernah terkunci. Yang  kubuka adalah galery fotonya. Tenang, aku masih punya batasan kok. Meski sering memainkan handphonenya, tapi aku tak pernah sampai membuka pesan-pesan siapa saja yang masuk ke no whatsapp nya. Cukup melihat galery fotonya, dengan begitu aku bisa tau kemana saja dia pergi ketika tak bersamaku.

Tak banyak foto disana, hanya foto-fotoku dan kiriman-kiriman foto dari kawan-kawannya. Ricky memang bukan lelaki narsis yang hobby berfoto, setidaknya hingga hari ini ya begitu. Bahkan beberapa foto dirinya di galery handphonenya adalah hasil fotoku secara diam-diam. Namun fakta bahwa foto pertamaku dengan handphone ini masih ada disana. Berati sudah hampir setaun dia ada disana.

"Hey Rara didalam foto, katakan padaku,apakah Ricky sering memandangimu ketika malam tiba? Atau kamu sama sepertiku yang sering diacuhkan, dimiliki namun tak selalu dianggap ada?"

Tak terasa, mataku mulai kantuk, entah Ricky pergi kemana. Yang jelas aku mulai kedinginan sekarang, hingga tertidur dibawah selimut dengan anduk melingkar ditubuhku.

My Sex Partner | COMPLETE (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang