Godaan apa lagi ini Tuhan?

10.5K 221 11
                                    

Seorang lelaki berkaos abu-abu melambaikan tangannya dari sebuah gubuk dipinggir sawah.

"Disini Jul !" Teriaknya.
Lalu kami berjalan hati-hati di pematang sawah yang sedikit licin. Meski tak mengenggam tanganku, tapi Julian terus menoleh kebelakang, memastikan aku jalan dengan aman.

"Kenalin nih, Rizky, temanku Ra !"
"Hi, Rara " kataku
"Rizky " jawabnya.
"Ooh ini yang namanya Rara? Ciee diapelin nih si Panjul" godanya pada Julian. Panjul adalah nama panggilannya untuk Julian.
Lalu kami tertawa kikuk bersama.

Aku duduk di gubug pinggir sawah, bersembunyi dari terik matahari yang hampir sampai di tengah bumi.

Julian dan Rizky asik mencari lubang-lubang pinggir sawah tempat belut-belut bersarang. Sesekali mereka tertawa oleh candaan-candaan yang Julian lontarkan.

Aku melihat sisinya yang lain. Julian yang bisa menempatkan dirinya diberbagai lingkungan. Dia sangat santun ketika berbicara dengan yang diatas usianya. Namun juga teman yang asik dan humoris ketika bersama sebayanya.

Lelaki 36thn, seorang bankir yang selalu rapi dan wangi ini sekarang sedang jongkok dipinggir sawah mencari belut. Benar-benar sebuah plot twist.

Selalu ada hal-hal baru yang mengejutkan dari Julian. Sekali saja aku ingin, melihat titik lemahnya, sisi gelapnya yang membuat aku yakin jika dia manusia juga. Karena hingga sekarang belum kutemui pada Julian.

Aku ingin melihatnya membuatku marah, lalu kami bertengkar hebat. Agar aku tau, bagaimana caranya meluluhkanku lagi. Bagaimana rayunya.

Atau aku yang membuatnya marah besar, hingga aku memohon mohon maaf padanya.

Hingga kini, setelah dua tahun saling mengenal, dia bahkan sangat lembut ketika marah. Entah apalagi dosa yang harus kubuat dibelakangnya, agar dia benar-benar murka.
*
*
"Lihat Ra !"
Julian mengangkat seutas benang dengan seekor belut yang menggantung diujungnya. Bergerak-gerak berusaha melepaskan umpannya.
"Astaga Kak, ternyata kamu benar-benar bisa yaa nangkep belut"
Kataku.

"Wah Julian bisa dibilang master Ra kalo masalah nangkep belut" sahut Rizky
"Ohyaa?"jawabku

Satu persatu belut masuk kedala ember yang Rizky bawa dari rumahnya. Tak terasa sudah hampir masuk jam makan siang.

"Ayo Ra pulang !" Ajak Julian, aku hanya mengangguk.

Rizky berjalan paling depan, sambil mengobrol dengan Julian. Aku dipaling belakang, sama seperti tadi, Julian sesekali menoleh kebelakangku ,memastikan aku aman.

"Ra, jangan kapok ya Ra, nanti kalau kamu kesini lagi, kita mancing ikan deh" ajak Rizky.
"Wah mau donk !" Jawabku.
"Next yaa Ra ! Yaudah aku duluan yaah !" Rizky berpamitan.

"Kak ini belut mau diapain? Emang kamu doyan yaa makan belut?" Tanyaku.
"Enggak !" Jawabnya sambil tertawa.
"Lah terus ?"
"Kamu makanlah Ra semuanya !" Julian menggodaku.

Dia ambil ember kecil berisi puluhan ekor belut. Lalu diperjalanan dia mampir ke kios yang tadi juga kita lewati.

"Bah , nih belut bawa kerumah !" Kata Julian kepada penjual kios tadi.
"Alhamdulillah, yang minggu kemarin juga baru habis sekarang udah dikasih lagi, makasih yaa " Ucap si penjaga kios pada kami.

Ternyata Julian memang selalu membagikan hasil tangkapannya kepada penjaga kios. Hobbynya memang cukup aneh, menangkap belut disawah padahal dia tak suka memakannya.

Bukan jalan-jalan ke Mall atau nongkrong di cafe hobbynya ketika mengisi waktu libur. Tapi menangkap belut sambil bercerita dengan teman dekatnya, Rizky.

Pantas saja kecil kemungkinan dia menemukan wanita lain, jika ruang lingkupnya hanya disawah dekat rumahnya.
*
*
Sesaat setelah masuk kedalam rumah, dia langsung membuka pakaiannya. Memperlihatkan badannya yang mulus.

Godaan apa lagi ini Tuhan?

My Sex Partner | COMPLETE (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang