Unread

11.4K 247 6
                                    

Malam itu terasa lebih gelap dari biasanya. Sepertinya awan sedang memanjakan bulan dan bintang. Karena berkat pekatnya, mereka menjadi lebih cemerlang.

Kupandangi karya Tuhan itu dalam diam. Kukagumi setiap kerlipnya. Ternyata, dunia baik-baik saja, meski aku tidak. Mereka tetap mempesona bahkan dengan kegelapannya.

Sudah sangat lama sepertinya aku melewatkan keindahan malam. Aku terlalu sibuk merindukan yang tak merindukanku. Mataku sering berair mata akhir-akhir ini. Sehingga nikmat Tuhan yang satu ini hanya terlihat samar-samar.

Padahal, ini adalah salah satu tanda cinta Tuhan. Dia ciptakan langit gelap untuk kita menikmati sunyi, bukan untuk meratapi sepi yang perih.

Tiba dirumah, ku raih remote Tv ku yang sudah lama mati suri. Ya, sudah saatnya aku hidup sebagai manusia lagi. Menonton Tv sambil melepas lelah bekerja seharian. Meski tak paham dengan apa yang aku tonton, tapi aku coba menjadi normal.
*
*
Lalu aku teringat jika Julian akan menelponku malam ini. Kucari handphone ku yang teritinggal tadi pagi disini.

Benar saja, banyak pesan dan panggilan masuk dari Julian dan teman-teman yang lain.

Namun ada satu nama yang menggangguku. Siapa lagi jika bukan Ricky. Mau apa lagi dia? Bukankah dia menyuruhku untuk melupakannya dan membuka hati untuk Julian. Sedang kulakukan sesuai permintaannya, namun jika dia terus memecah belah pikiranku, bagaimana mungkin lukaku sembuh?

Kuputuskan untuk mengabaikan pesannya meski rasa penasaran sepertinya akan membunuhku malam ini.

Kutarik nafas dalam-dalam.
"Oke, bagus Ra, sudah benar yang kamu lakukan" pujiku pada diri sendiri.

Sebelum aku kalah oleh rasa penasaran, aku cepat-cepat menelepon Julian. Lebih baik aku mengalihkan perhatianku.
*
*
"Tumben banget Ra kamu telepon duluan" sahut Julian ketika mengangkat telepon dariku.
"Haha kenapa sih? Gak boleh emangnya Ka ?" Jawabku.

Maafkan aku Kak, lagi- lagi aku memanfaatkanmu. Batinku.

Kami bercerita banyak hal, sengaja aku terus mencari topik pembicaraan dengan Julian malam itu. Hingga mataku terasa berat karena kantuk. Entah bagaimana akhir percakapan kami. Tanpa sadar aku sudah sampai ke alam mimpiku.
*
*
Untuk pertama kalinya, aku terbangun tanpa mata yang sembab. Aku melewatkan malam tanpa merindukan Ricky.

Namun tetap saja, penasaran itu masih hidup meski sekarat. Sekuat tenaga aku mencoba terus menahannya. Jangan dibaca Ra ! Sekali kamu buka pesan dari Ricky, maka akan hadir lagi malam-malam yang menyiksa. Ayo bergegaslah mandi dan pergi bekerja. Baru kali ini aku merasa sangat merindukan kantorku. Aku berharap hari ini banyak tugas yang menumpuk dimeja kerjaku. Aku teramat butuh pelarian.

My Sex Partner | COMPLETE (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang