I Hate Monday

15.5K 267 4
                                    

Rasanya berat beranjak dari tempat tidur. Bukan semata karena hari ini adalah Senin, tugas kantor selalu menumpuk bahkan dihari Jumat sekalipun. Jalanan pagi selalu macet bahkan dihari Rabu. Tapi hari ini Ryan kembali ke kantor. Apa yang harus ku katakan padanya? Haruskah aku jujur jika aku telah tidur bersama mantan kekasihku ketika dia tak ada?

Ketika aku memutuskan untuk membiarkannya masuk kedalam hidupku, bukankah seharusnya aku bertanggung jawab menjaga kepercayaannya padaku. Dia lelaki yang baik, namun malang karena memilihku untuk dia berikan hatinya pada hatiku.

Sungguh aku tak punya nyali bertemu dengannya. Membayangkan dia tersenyum melambaikan tangannya dari kejauhan ketika melihatku. Menceritakan apa yang terjadi selama dia diluar kota. Lalu apa yang harus aku jawab ketika dia bertanya "Bagaimana hari-harimu Ra? Apa ada yang seru yang ingin kamu ceritakan padaku?"
*
*
Lamunanku terhenti tatkala suara bel rumahku berbunyi. Waktu masih nenunjukan pukul 6.15 pagi. Siapa yang datang di pagi-pagi buta pikirku. Ku raih gagang pintu masih dengan keadaan rambut berantakan dan tubuh yang terbalut baju tidur yang kusut.

"Hai Ra, happy birthday !" Ucap seorang lelaki bertubuh tagap, hidung mancung, mata coklat dan bibir merah tebal. Julian ! Yaaa itu Julian. Laki-laki yang Ricky harapkan bisa menggantikannya sebagai kekasihku. Oh Tuhan, godaan macam apa lagi ini ?

"Kak Julian? Ngapain pagi-pagi kerumahku?" Tanyaku kaget.

"Mau ngucapin selamat ulangtahun lah buat kamu Ra, sengaja hari ini biar aku juga dapet ucapan ulang tahun darimu" jawabnya

Ya ulang tahun kami memang hanya terpaut 2 hari. Dan hari ini tepat hari ulang tahunnya.

"Boleh masuk gak nih?" Tanyanya masih dibalik pintu rumahku.

"Ayo Kak masuk, tapi aku harus ketempat kerja sebentar lagi !" Kataku.

"I know ! Yaudah sana kamu siap-siap deh ! Biar aku buatkan kamu sarapan yaa !"

Lalu aku bergegas mandi, dan Julian pergi ke dapur. Sesuai janjinya, dia benar-benar membuatkan aku sarapan.

Bukan kali ini saja, dia selalu bermain-main didapurku setiap berkunjung kerumah. Sebetulnya, kami berdua sangat cocok satu sama lain. Hobby kami diam dirumah, menonton tv, mendengarkan musik dan memasak. Aku tak pernah berhenti tertawa jika bersamanya. Namun seperti sudah pernah katakan, jika masih ada sisa kewarasanku, sudah tentu aku akan jatuh cinta pada Julian. Tapi kewarasanku dibawa oleh Ricky, dan dia belum ingin mengembalikannya dalam waktu dekat.

Pagi itu, kami sarapan bersama. Bercerita ini itu sambil tertawa lepas. Terimakasih padanya, karena tak sedikitpun membahas insiden kamar hotel denganku.

Bahkan dia mengantarku sampai ke kantor sebelum dia menuju ke kantornya juga.

"Makasih yaa Kak !" Ucapku sebagai tanda terimakasih.
"Its okay ! Semoga Seninmu menyenangkan yaa !" Sahut Julian sebelum melajukan mobilnya menghilang dari pelataran kantorku.

"Menyenangkan?" Bisikku dalam hati. Bagaimana akan menyenangkan, jika sekarang aku harus menghadapi Ryan di kantor.
" Rara, lama-lama kamu bahkan menjadi jalang meski tak sedang bersama Ricky si bajingan". Kataku pada diriku sendiri.

My Sex Partner | COMPLETE (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang