Hi Jakarta

8.6K 205 8
                                    

Harapanku terbit mendahului mentari pagi. Keduanya perlahan menghangatkan pagiku. Jatuh cinta dan patah hati, menjadi bagian yang harus kuhadapi. Kini luka dan rinduku kupeluk erat.

Memang tak akan ada yang siap dengan perpisahan. Apalagi jika itu bukan karena ingin, namun harus. Kubiarkan saja raga dan jiwa ini terombang ambing pada perasaan yang entah. Mungkin jika pasrah, akhirnya akan sampai ditepian.

Hari ini aku berangkat ke Jakarta. Bersiap berbagi udara yang sama dengan Ricky. Menatap langit yang percis sama bersamanya. Semoga tak kuhirup aromanya dekat-dekat. Aku tak mau rongga dadaku pengap dan sesak olehnya.

Hingga sekarang, aku tak mengabarinya tentangku yang akan bertugas disana. Jika harus bertatap kembali, biarlah itu karena semesta masih mau bermain-main dengan perasaanku. Bukan karena aku yang mengundang kegalauan.

Namun aku telah pamit pada Julian, dia berjanji akan mengunjungiku jika sempat.

"Hati-hati ya Ra, semoga lancar semua kerjaan kamu disana, sekali-kali nikmati kota Jakarta, aku akan kesana jika sempat ".

Begitu pesan terakhir Julian untukku.
*
*
Pukul 10 pagi aku sudah sampai di Ibu kota. Debu jalanan, aspal jalan yang panas, kendaraan yang berbaris rapat, gedung-gedung yang bersaing menjadi yang paling tinggi menjadi sebuah puisi untuk orang-orang yang paham.

Hiruk pikuk orang dengan mobilitas tinggi di sejauh mata memandang. Roda uang berputar lebih cepat disini. Jakarta bukan tempat orang-orang yang malas. Aku melihat orang-orang yang sedang membangun asa dan putus asa ada disatu atap halte bus di pinggir jalanan kota.

Aku dan Oky memilih sebuah apartemen dengan dua kamar untuk tinggal. Agak sedikit mahal dari jatah biaya tempat tinggal yang kantor beri untuk kami. Tapi kami sudah sepakat, kenyamanan tempat tinggal menjadi yang utama. Tak apa mengeluarkan biaya tambahan dari saku kami sendiri. Mengingat fasilitas yang kami dapat pun sebanding. Ditambah lokasinya sangat dekat dengan kantor, cukup berjalan kaki 5menit saja.

Sekali-kali mungkin kami juga bisa mengajak rekan kerja selama disini ketempat tinggal kami, untuk membahas pekerjaan atau sekedar ngobrol santai.

Sampai di apartemen, kami sibuk mengeluarkan barang bawaan kami masing-masing. Kebetulan kantor memberi kami waktu dua hari untuk bebenah dulu. Jadi kami bisa leluasa dan punya waktu yang cukup untuk merapikan tempat tinggal kami sementara ini.
*
*
"Ayoo Ra !"
"Kamu aja deh Ky !"
"Yee mana aku tau apa aja yang harus dibeli untuk kebutuhan dapur, kan kamu nanti yang masak hehe"
Oky mengajakku pergi ke supermarket tak jauh dari apartemen, membeli kebutuhan makanan.
Sebetulnya aku takut berkeliaran disini, ini daerahnya Ricky, aku takut tiba-tiba ada sebuah kebetulan. Kebetulan bertemu dengannya misalkan.

My Sex Partner | COMPLETE (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang