Soeun melepas lelah setelah seharian ia membersihkan kamar 'kos' nya yang tak terlalu mewah itu tapi nyaman untuk ditinggali. Akhirnya ia harus meninggalkan kampung halamannya dan mulai menjalani kehidupan baru di ibu kota. Meskipun berat meninggalkan orang tuanya, tapi Soeun tetap berusaha membangun semangat. Bagiamana orang tuanya tidak bangga saat putri mereka berhasil mendapatkan beasiswa di SMA terbaik di negeri ini? Soeun tersenyum menatap seragam yang terdapat lambang SMA Helios itu.
"Nah, Soeun, jangan kecewakan orang tuamu! Fokus sekolah dan kejarlah impianmu. Masuk ke SMA Helios akan memberimu banyak keberuntungan untuk lebih mudah menjadi dokter nantinya" batin gadis itu. Sayang sekali, dia belum mengenal kehidupan ibu kota. Kejutan besar akan menantinya di SMA Helios.
Pagi ini, Soeun sudah bersiap dengan seragam sekolahnya. Dia memastikan diri di cermin kemudian tersenyum, memberikan semangat untuk dirinya sendiri. Jam masih menunjukkan pukul 6 pagi, tapi ia harus bergegas mengejar bus agar tak terlambat di hari pertamanya masuk ke sekolah. Dia berjalan dengan semangat sembari bersenandung. Dia sudah tidak sabar ingin menjejakkan kaki di SMA paling tersohor itu.
Sesampainya di sekolah, Soeun langsung mengikuti, berbaris di lapangan indoor milik SMA Helios untuk upacara penyambutan murid baru. SMA ini terkenal tanpa melakukan MOS setiap kali ada murid baru. Hal itu tidak diperlukan. Soeun sedikit tidak nyaman ketika gadis-gadis di sekelilingnya berbisik-bisik sembari melirik-lirik ke arahnya. Apakah ada yang salah dengannya? Apakah dia bau? Soeun mencoba mencium tubuhnya sendiri. Tidak bau! Lalu kenapa? Soeun menatap mereka dan mereka membuang muka dengan angkuh. Soeun menenangkan dirinya. Dia tidak mau moodnya hari ini dihancurkan karena masalah kecil.
"Sudah, jangan pedulikan mereka" ucap seseorang. Soeun menoleh. Gadis cantik berambut gelap berdiri di sampingnya.
"Ah.. iya" ucap Soeun sembari tersenyum.
"Kau Soeun anak penerima beasiswa itu ya?" tanyanya. Soeun mengangguk dan masih menyunggingkan senyumnya pada gadis cantik itu.
"Wah...daebak! hebat sekali kau bisa mendapatkannya. Aku dengar seleksinya sangat ketat dan sulit" ujar gadis itu lagi.
"Iya memang sulit dan aku bersyukur aku memperoleh beasiswa itu" sahut Soeun.
"Oh ya, kenalkan aku Bona, Song Bona," ujar gadis itu sembari menyodorkan tangannya. Soeun tersenyum dan senang hati menerima uluran tangan itu
"Aku Soeun. Min Soeun. Yah.. kau sudah tahu namaku lebih dulu" sahut Soeun, kemudian kedua gadis itu tertawa.
Tak lama kemudian, kepala sekolah beserta dewan direksi pemegang sekolah hadir di atas panggung. Kepala sekolah sekaligus perwakilan dari dewan direksi memberikan sambutan dan selamat pada semua murid baru. Keadaan bisa dibilang cukup membosankan karena mendengarkan ocehan dari Pak Tua pemimpin sekolah itu. Murid yang lain sudah jengah, sementara Soeun, matanya masih berbinar terharu mendengar penuturan kepala sekolah itu. Soeun merasa mendapatkan semangat baru dari kepala sekolah itu. Sampai akhirnya, suasana berbalik. Semua menjadi ricuh saat kepala sekolah memperkenalkan tiga orang penting yang menjadi murid di SMA Helios. Soeun kebingungan kemudian melirik ke arah Bona yang juga sedang berteriak kegirangan. Ada apa?
"Kenapa?" tanya Soeun pada Bona
"Kau akan tahu nanti" jawabnya singkat kemudian kembali berteriak histeris lagi. Soeun mengerutkan dahi
"Baiklah, silahkan kalian maju ke atas panggung" ucap kelpala sekolah. Tak lama kemudian, 3 orang laki-laki yang sangat tampan sudah berdiri di atas panggung membuat semua perempuan semakin histeris. Soeun memandang mereka bertiga.
"Perkenalkan diri kalian" ucap kepala sekolah. Satu persatu maju, dimulai dari pria yang berambut sedikit panjang dibandingkan dua orang yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Women Addict [M] [End]
Romance[Complete] Apa jadinya jika seorang gadis yang masih "murni" harus terjebak dalam SMA Helios yang penuh dengan orang-orang dengan pergaulan bebas? Bagi Soeun yang mendapatkan beasiswa, dia harus berjuang mempertahankan harga dirinya hingga lulus dar...