Park Jimin terkekeh kecil saat berhasil membuat perempuan di bawahnya bergelinjang hebat. Dia selalu berhasil membuat wanita yang tiduri mengerang kenikmatan. Akan lebih menyenangkan jika Lusi yang sekarang didalam kungkungannya.
Sial! Jimin mengumpat dalam hati.
Tiba-tiba saja moodnya memburuk. Dia melepaskan diri dari wanita yang wajahnya sudah memohon untuk dipuaskan lagi. Jimin mengusap rambutnya ke belakang.
"Ada apa Jim?" perempuan itu bingung karena Jimin menjauh dari ranjang.
"Aku rasa sudah cukup" ucap Jimin yang membuatnya kesal.
"Kenapa? Bukankah kau belum mencapai puncakmu? Kenapa dihentikan? Kau tak biasanya seperti ini" partner seksnya marah.
Jimin mengehela nafas. Sebenarnya dia malas meladeni perempuan yang sedang merajuk. Itu menyebalkan. Bisa saja Jimin menyingkirkan perempuan ini dengan mudah. Tapi Jimin tak melakukannya. Dia benar-benar harus menjaga gelar pangerannya.
Selama ini dia menciptakan kesan bahwa Jimin laki-laki yang lembut dan ramah dengan senyuman manisnya. Dia tak akan menghilangkan gelarnya karena kesal dengan perempuan ini. Akhirnya dia memasang senyumannya.
Jimin berjalan menuju perempuan itu lagi. Sang partner urung marah. Dia pikir, Jimin akan kembali menyentuhnya lagi.
Chu~
Jimin mencium bibirnya, melumatnya pelan memberikan wanita itu kenyamanan. Sang wanita kalah telak. Amarahnya pada Jimin langsung hilang seketika.
Setelah dirasa cukup bertukar ludah, Jimin melepaskan tautannya kemudian mencium daun telinga wanita itu dan membisikkan sesuatu.
"Ada urusan yang harus aku selesaikan. Aku akan menghubungimu lagi, oke?"
Wanita itu mengangguk
"O-oke" jawabnya gugup. Entah kenapa wanita itu gugup.
Jimin menarik kepalanya menjauh. Dia tersenyum. dipandnagnya sang wanita lamat-lamat. Keningnya mengkerut.
"Kenapa wajahmu memerah?" tanya Jimin.
"A-apa?"
"Ah... bukankah kau sudah tahu aturannya jika melakukan seks denganku?" Jimin menyeringai. Kemudian mendekatkan bibirnya lagi di telinganya. Jimin mengigit daun telinga itu pelan. Membuat perempuan itu membeku.
"Jangan jatuh cinta padaku" bisiknya sebelum pergi meninggalkan kamar hotel yang disewanya.
Wanita yang baru saja ia tinggalkan menggigit bibir bawahnya. Dia tahu kesalahan fatal yang telah dia lakukan. Dia jatuh cinta pada Jimin.
"Sial!" umpatnya.
Jimin memastikan dirinya rapi lewat kaca mobilnya sebelum beranjak memencet bel gerbang rumah Lusi. Malam ini mereka berjanji akan berkencan. Berkencan setelah melakukan seks yang tak selesai. Jimin benar-benar laki-laki yang hebat. Atau Lusi terlalu bodoh?
Beberapa saat setelah memencet bel, pagar rumah Lusi terbuka. Belum sempat Jimin melangkahkan kakinya, Lusi sudah muncul di hadapannya. Lusi menyuguhkan senyuman tulus yang sangat menyenangkan. Bibir Jimin ikut tertarik melihatnya.
"Jimin!" pekiknya kemudian berhambur memeluk Jimin. Jimin terkekeh dan membalas pelukannya.
"Sudah tidak sabar berkencan denganku?" tanya Jimin. Lusi mengangguk.
Lusi mengernyit saat merasakan keanehan di hidungnya. Dia melepas pelukannya dan memandang Jimin.
"Ada apa?" tanya Jimin cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Women Addict [M] [End]
Romance[Complete] Apa jadinya jika seorang gadis yang masih "murni" harus terjebak dalam SMA Helios yang penuh dengan orang-orang dengan pergaulan bebas? Bagi Soeun yang mendapatkan beasiswa, dia harus berjuang mempertahankan harga dirinya hingga lulus dar...