Bona terlampau putus asa. Dia bahkan rela menjadi boneka dalam sebuah alur cerita yang entah bagimana caranya menjadi bagian hidupnya sekrang. Malam ini dia sampai di sebuah rumah megah di Seoul. Dia kembali lagi ke kota kelahirannya. Kembali lagi ke kota yang menyimpan banyak kenangan menyedihkan baginya.
Ia membuang rasa takutnya, berdiri dengan tegak dan memasuki sebuah pesta yang entah diadakan untuk apa. Apakah untuk merayakan kemenangannya atas Jungkook? Memikirkan Jungkook, membuat hati Bona berat. Dilemanya membuat kondisinya memburuk. Apakah Jungkook benar-benar hancur sekarang? Bukankah itu adalah harga yang setimpal untuk membayar kesalahannya pada Bona?
Dirinya disambut hangat di pesta itu oleh sang empunya pesta. Bona dengan sangat terpaksa menyahitu 'kehangatan' ayah Jungkook. Dia melangkah masuk, ikut bergabung dengan tamu undangan yang lain.
Hingga akhirnya Bona menangkap keberadaan seseorang yang dulu pernah tidak sengaja ia temui. Seorang wanita yang tengah berdiri di dekat ayah Jungkook. Terlihat mesra mengaitkan tangannya di lengan laki-laki itu. Bona menajamkan pandangannya.
Bukankah wanita itu selingkuhan ayah Jungkook? Tanya Bona dalam hati.
Dulu wanita itu pernah datang ke rumah Jungkook dan membuat mood mantan kekasihnya menjadi sangat buruk. Bona menyetujui jika wanita yang Bona tak tahu namanya itu memang memiliki perangai yang menyebalkan.
Kini kepalanya dipenuhi dengan perkataan Seokjin. Ibu Jungkook yang sakit jiwa memang tak masuk akal, tapi jika menelisik dengan apa yang ia lihat dulu dan sekarang, semuanya menjadi lebih nyata dan jelas. Lalu apakah kejadian soal Jungkook dan ibunya memang sebuah jebakan yang dilakukan oleh ayahnya sendiri?
Jika benar, itu artinya Bona telah melakukan kesalahan yang besar bukan? Sebuah kesalahan yang sangat fatal. Hanya saja ancaman darinya membuat Bona begitu gentar. Dia tak ingin hidupnya dihancurkan kembali. Dia berhak untuk egois diatas nasib laki-laki yang telah memporak-porandakan masa lalunya bukan?
Namun bukan Bona namanya jika bukan wanita naif, bodoh dan nekat. Ia sengaja menunggu pesta usai untuk sekedar berbicara dengan laki-laki yang telah mengancamnya. Jika laki-laki itu memang benar dan Jungkooklah yang bersalah, dia tak perlu memaksa Bona hingga sampai seperti ini bukan? Kecuali laki-laki itu takut jika Bona memegang sebuah kebenaran milik Jungkook atau memanfaatkan kebencian Bona terhadap Jungkook.
"Tuan Jeon, bisakah aku berbicara denganmu?" tanya Bona. Laki-laki itu tersenyum.
"Tentu saja Nona Song, mari ikut aku" sahutnya.
Bona tanpa ragu mengikutinya menuju sebuah ruang yang jauh dari tempat pesta. Pintu dititup ketika Bona berada di dalamnya.
"Duduklah, Nona Song" ucap ayah Jungkook. Dirinya sendiri sudah duduk dengan nyaman di sofa merah di dalam ruangan itu sembari menyalakan rokoknya. Bona meremas gaunnya pelan. Ia gugup, tapi dia harus mendapat semua kebenarannya.
"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan denganku?" tanyanya setelah Bona duduk. Wanita itu menatap ayah Jungkook tajam.
"Di mana Jungkook?"
Pertanyaan Bona membuat sang lelaki di hadapannya tertawa terbahak-bahak. Kenapa dia tertawa? Dari sinilah Bona merasakan kejanggalan yang lebih jelas.
"Kenapa kau menanyakan dia?" tanya balik ayah Jungkook. "Kau masih peduli dengan laki-laki yang dulu telah memperkosamu?"
"Tidak! Aku hanya ingin memastikan bahwa yang tertangkap memang penjahat yang sebenarnya" terdengar sangat berani. Inilah Bona. Nekat dan tanpa perhitungan. Pernyataan Bona membuat laki-laki itu menghentikan tawanya. Rokok yang ia nyalakan dia matikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Women Addict [M] [End]
Romance[Complete] Apa jadinya jika seorang gadis yang masih "murni" harus terjebak dalam SMA Helios yang penuh dengan orang-orang dengan pergaulan bebas? Bagi Soeun yang mendapatkan beasiswa, dia harus berjuang mempertahankan harga dirinya hingga lulus dar...