Who Are You?

600 60 1
                                    


Bona terbangun. Ia mengusap wajahnya dibarengi dengan nafasnya yang memburu. Lagi-lagi ia bermimpi buruk. Bukan mimpi tentang masa lalu yang membuat dirinya trauma. Dia tahu itu mimpi buruk, hanya saja dia tak ingat bagaimana persisnya.

Ia beranjak. Mencari air putih yang selalu ia siapkan di kamarnya, tapi tidak ketemu. Bona mengernyit. Memang alkohol membuat ingatannya sedikit tumpul. Maka saat ia mengingat apa yang terjadi dengannya, matanya langsung terbuka lebar. Ia menoleh ke sana kemari untuk memastikan dimana dirinya.

Terakhir kali dia berada di kamar klub malam bersama si pria misterius. Sekarang dia berada di tempat—oh dia ingat ini kamar yang pernah ia datangi sebelumnya. Dimana lagi jika bukan di kamar apartemen pria bertopeng?

Lagi-lagi pria itu meninggalkan Bona sendiri di kamarnya. Melihat dari pakaian Bona yang lengkap seperti sedia kala, ia yakin jika pria itu tak melakukan sesuatu yang buruk padanya.

Mata Bona berhenti pada kertas yang diletakkan di ranjang, tepat di sebelah gadis itu tidur. Pasti dari laki-laki itu. Benar, memang dari dia.

Maaf meninggalkanmu lagi. Tapi aku yakin kau lebih nyaman tanpa aku. Kau bisa membersihkan dirimu di sini. Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu. Roti dan susu. Kau masih memegang kunci apartemenku bukan? Kau bisa pulang setelahnya atau jika kau ingin menenangkan diri, kau bisa menggunakan apartemenku sepuasmu.

Bona menghela nafas. Sebenarnya siapa laki-laki itu? Apa motifnya memperlakukan Bona seperti ini?

Tas kecil yang ia bawa juga diletakkan di ranjang. Ia meraihnya, mengecek barang-barang yang masih lengkap. Ia merogoh ponselnya, ingin memesan taksi.

Ia mendapatkan satu pesan.

From : xxxxx

Kau sudah bagun, Bona?

Betapa terkejutnya Bona mendapat pesan itu. Meskipun tidak ada namanya, ia tahu jika yang mengirimi pesan itu adalah si pria bertopeng. Ternyata dia diam-diam menyimpan nomor Bona.

Dari mana kau mendapat nomor kontakku?

Bona membalasnya. Ada rasa kesal dan penasaran. Tak membutuhkan waktu lama, ponsel Bona bergetar mendapatkan balasan.

Aku mendapatkannya

Bona mendelik membacanya.

Kau membuka ponselku?

Joesonghabnida

Wanita bersurai panjang itu menghela nafas. Ternyata benar dugaannya jika laki-laki itu telah membuka ponselnya. Bodoh sekali dia sama sekali tidak memberi sandi pada ponselnya.

Ia mendengus. Tak berselera membalas pesannya. Laki-laki yang sangat tidak sopan.

Kau marah padaku?

Bona menggeser layar ponselnya dan membuka pesan itu. Kembali Bona meletakkan ponselnya. Tidak perlu membalasnya. Jelas dia marah. Siapa yang tidak marah jika ada orang yang tak sopan membuka ponselnya?

Merasa gerah, Bona memutuskan untuk membersihkan diri di tempat itu. Tentu saja ia juga menghabiskan sarapan yang telah disiapkan untuknya. Tak peduli dengan kenyataan bagaimana dirinya tengah kesal pada si pemilik apartemen, perutnya lebih realistis meminta di isi. Setelah menyelesaikan semua urusannya, ia pulang.

Hari ini ia memutuskan untuk membolos kuliah. Bukannya karena ia benar-benar tidak ingin ikut kuliah, hanya saja jika ia berangkat. Ia yakin jika teman-temannya akan menyeret dirinya menuju klub malam lagi.

Women Addict [M] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang