Hari kedua, perasaan Soeun masih sama. Dia sangat risih mendengarkan desahan di mana-mana. Beberapa kali ia tak sengaja melihat orang lain bercumbu, entah itu di depan kelas, ketia ia mau ke toilet, di kantin, bahkan di depan ruang guru! Astaga, tidak ada yang beres di sekolah ini. Bagaimana bisa sekolah ini dinobatkan sebagai SMA terbaik padahal penghuninya seperti ini. Sungguh pagi yang mengerikan. Bagaimana dia bisa bersekolah dengan tenang di sini?!
Sekarang saatnya pelajaran olah raga. Dari sekian perempuan yang ada, hanya Soeun yang memakai celana training panjang, sementara yang lain, tak ada yang tidak di atas lutut. Bahkan beberapa ada di atas paha. Astaga! Apa bedanya itu dengan celana dalam?! Soeun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Bagaimana dengan Bona? Yah, meskipun dia memakai celana training pendek, setidaknya tidak separah yang lain. Usai ganti pakaian olahraga, semua memandang Soeun dengan wajah tidak percaya. Tentu saja karena tampilan Soeun yang sangat "tertutup" pakaiannya.
"Whoah.. ternyata masih ada juga yang tertutup begitu" cibir seseorang.
"Ck, perawan" sahut yang lain
"Haha, mungkin nanti siang sudah berhasil di bobol. Tak akan ada yang bertahan lama untuk mempertahankan segel kewanitaannya" ucap lainnya kemudian tertawa. Soeun bukannya tidak mendengar, sungguh ia marah. Mereka pikir Soeun wanita murahan? Soeun hanya menghela nafas dan segera pergi ke lapangan sekolah karena guru olahraga sudah di sana.
"Hah... Kau kenapa meninggalkanku sih?" ucap Bona yang terengah karena berlari dari ruang ganti.
"Mianhae. Aku hanya ingin segera meninggalkan ruang ganti" sahut Soeun.
"Karena ada yang mencibirmu?" tanya Bona. Soeun hanya mengangguk.
"Sudahlah, jangan perdulikan mereka." ucap Bona.
Kali ini pelajaran olahraga hanya berlari. Mereka diminta berlari 100 meter kemudian dicatat waktunya. Kali ini giliran Soeun dan seorang perempuan teman sekelasnya. Entah hanya perasaan Soeun atau bukan, perempuan yang berada di sampingnya sekarang ini, tidak menyukainya. Tapi Soeun menepiskan pikirannya.
Usai pelajaran olahraga, mereka langsung bertemu dengan jam istirahat. Bona dan Soeun memutuskan untuk duduk sejenak di pinggir lapangan sembari menegak air putih yang mereka bawa sebelum pelajaran olah raga dimulai tadi.
"Bagaimana perasaanmu?" tanya Soeun.
"Hm? Perasaan apa?" tanya Bona balik.
"Aku tahu kemarin kejadian yang membuatmu sakit" sahut Soeun.
"Ohhh... sudah biasa. Aku sudah kebal" ucap Bona.
"Apakah kau tidak bisa mencintai orang lain? Maksudku, sungguh aku tidak suka jika kau terus tersakiti hanya karena mencintai orang yang salah." Soeun tidak suka jika gadis baik disampingnya yang sekarang sudah menjadi sahabatnya ini, tersakiti. Bona tertawa miris. Iya memang seharusnya ia melupakan Jungkook dan mencari pria lain yang lebih baik darinya. Tapi bagaimana bisa move on jika hatinya selalu menolak untuk diajak pergi?
"Ayo ganti baju, sebelum ruang ganti itu dipenuhi dengan suara yang tidak kau sukai" ajak Bona. Tentu saja Soeun mengiyakan. Siapa yang mau menemukan hal-hal tak senonoh lagi? Diperjalanan menuju ruang ganti, Bona dan Soeun bercanda.
Sebenarnya Soeun yang mengaja bercanda Bona lebih dulu. Tujuannya hanya ingin menghibur Bona. Karena gadis itu tahu, sahabatnya masih merasakan sakit karena kejadian kemarin. Syukurlah Bona masih bisa tertawa lepas. Bona bisa mengimbangi candaannya. Senangnya mereka bisa nyambung satu sama lain. Akan tetapi, Soeun tak tahu jika sedari tadi ada yang tengah memperhatikan dirinya. Matanya tak lepas dari Soeun sedetikpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Women Addict [M] [End]
Romansa[Complete] Apa jadinya jika seorang gadis yang masih "murni" harus terjebak dalam SMA Helios yang penuh dengan orang-orang dengan pergaulan bebas? Bagi Soeun yang mendapatkan beasiswa, dia harus berjuang mempertahankan harga dirinya hingga lulus dar...