Undo

698 70 0
                                    


Jungkook menghela nafas berat. Dia benar-benar merasa tidak enak hati pada Jimin. Sungguh bukannya ia tidak ingin membantu, dia tidak bisa membantu. Jika dia nekat, maka semuanya jutru akan berbalik padanya. Yang bisa dia lakukan hanya memberikan tumpangan pada Jimin di apartemennya yang berada di luar kota. Setidaknya menjauhkan Jimin dari Seoul, itu lebih baik kan?

Krisis benar-benar berbalik pada Jimin. Bagaimana jika kesialan berbalik juga pada dirinya? Jungkook menggeleng keras. Hal itu tidak akan pernah terjadi! Tidak akan.

"Jimin sudah pindah?" tanya Taehyung yang baru saja masuk ke markas mereka. Laki-laki ini sebenarnya juga merasa bersalah pada partnernya satu itu, tapi dia juga tak bisa melakukan apapun. Akhirnya, Taehyung ikut menyumbang bantuan materi agar Jimin bisa melangsungkan hidupnya.

Jungkook hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Taehyung.

"Sial! Kenapa semuanya jadi kacau begini?!" Taehyung meremas rambutnya kesal. Jungkook juga tak kalah kesal. Mereka berdua seolah-olah kehilangan kekuasaan di sini. Pergerakan mereka jadi tak leluasa karena banyak yang mengamati di mana-mana. Kejadian memalukan keluarga Park membuat seluruh mata dan telinga terpasang untuk mengawasi keluarga Kim ataupun keluarga Jeon.

Sungguh, ketakutan meradang dan merongrong di dalam hatinya. Keseharian mereka tak tenang sekalipun. Semuanya terasa mencekam.

Jimin sedang menjalani hukumannya, hingga takdir tersenyum untuk menertawai kedua laki-laki yang kehilangan jumawanya. Mereka benar-benar tak berdaya sekarang. Takdir tak akan memberikan keringanan karena mereka telah diberi kesempatan. Sayang sekali, ketamakan dan kesombongan mereka menghancurkan titik balik yang telah dipersiapkan. Mereka memilih jalan yang salah.

Dan benar, tak lama setelah hukuman menerpa Jimin, giliran kedua teman bangsatnya yang dijemput oleh vonis takdir.

Jungkook berjalan gontai keluar markas meninggalkan Taehyung yang juga kalut karena suatu hal. Dalam waktu yang bersamaan, sekolah dihebohkan dengan kedatangan Bona. Desas desus mengatakan jika Bona menghilang karena depresi setelah putus dari Jungkook. Tapi keberadaan Bona yang tiba-tiba datang ke sekolah menjadi kejutan tersendiri.

Laki-laki yang menjadi mantan kekasihnya itu juga sangat kaget. Bona benar-benar kembali. Apakah perempuan itu akan menghancurkan Jungkook sama seperti Lusi menghancurkan Jimin? Ini benar-benar tidak bisa dibiarkan bukan?

Jungkook segera menghampiri Bona yang—oh sial! Jungkook benar-benar merasa tertekan dengan penampilan Bona. Meskipun tidak banyak mengetahui tentang Bona, Jungkook tahu jika wanita yang pernah ia jamah dengan kasar, tidak menyukai rambut pendek. Dan lihatlah penampilan wanita itu sekarang.

Tanpa menunggu appaun lagi, Jungkook segera menarik tangan Bona. Tentu saja perempuan itu terkejut bukan main. Tak sudi disentuh lagi oleh laki-laki itu, maka Bona menghempaskan tangan Jungkook kemudian

PLAK

Satu tamparan berhasil mendarat dengan mulus di pipi Jungkook. Jungkook tentu saja kaget, tapi saat kembali menoleh pada Bona,

PLAK

Bona kembali melayangkan tamparannya. Dirinya tak peduli dengan banyak pasang mata yang melihat kejadian ini.

"Laki-laki brengsek sepertimu pantas untuk mendapatkan tamparan sebanyak luka yang kau torehkan pada orang-orang yang kau sakiti" ujar Bona.

"Beraninya kau muncul di hadapanku setelah apa yang kau lakukan dan aku alami?!" pekiknya yang menyita seluruh atensi semua penduduk sekolah. Sepertinya ada berita heboh lagi selain berita dari Jimin.

Jungkook langsung menelan salivanya. Ia tak bisa membiarkan ini terjadi. Ia tak mau jika Bona membeberkan semuanya. Ia tak ingin hancur! Tidak boleh!

Women Addict [M] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang