Soeun mengerjab beberapa kali. Otaknya masih belum bisa berpikir dengan baik, sementara laki-laki di hadapannya masih memandang dalam Soeun, menunggu gadis itu memberikan jawabannya.
"Apa?" baiklah, Soeun mendadak bodoh sekarang. Taehyung terkekeh kecil melihat wajah bingung Soeun.
"Jadilah milikku, Soeun. Aku menginginkanmu" jawab Taehyung.
Soeun menggeleng
"Tentu saja tidak!" Soeun menolak.
"Apa yang harus aku lakukan agar kau menerimaku, hm?" Taehyung tidak ingin ditolak "Perlukah aku mencium dirimu lagi?" lanjutnya.
Soeun melotot dan menutupi bibirnya. Wajahnya semakin bersemu merah. Taehyung yang gemas, semakin ingin menggodanya. Laki-laki itu mendekatkan wajahnya pada Soeun.
"T-Taehyung-ah" Soeun menahan dada Taehyung untuk membatasi dirinya didekati Taehyung.
"Satu minggu" ujar Taehyung. "Beri aku waktu satu minggu, aku akan membuat dirimu menyukaiku. Maka saat itu, jadilah milikku, Soeun" lanjutnya.
Tanpa menunggu kebersediaan Soeun, Taehyung langsung meninggalkan dirinya. Saat itulah Soeun menghirup nafas sebanyak-banyaknya. Jantungnya serasa ingin pecah karena laki-laki itu. Meskipun Soeun tahu bagaimana perangai Taehyung tak bisa dia pungkiri jika dirinya malu, gugup, dan senang mendapat pernyataan itu dari laki-laki. Seumur hidupnya, baru kali ini seseorang menyatakan perasaannya pada Soeun.
Soeun memegangi dadanya yang bergemuruh. Sebenarnya bukan hanya sekarang saja jantungnya melakukan potensial aksi sedemikian rupa. Sebelumnya juga pernah dan itu karena pria yang sama, Kim Taehyung. Apakah Soeun telah jatuh cinta pada sosok itu secara tidak sadar?
"Tuhan... jebal jangan biarkan aku jatuh cinta padanya" lirih Soeun.
Kesalahan yang Soeun lakukan adalah, dirinya menyadari bahwa dia menyukai Kim Taehyung. Maka takdir yang telah tertulis harus terjadi. Tidak akan pernah bisa berbalik atau terganti. Perasaan itu sudah tersemat pada sang gadis.
Cinta memang tidak salah. Tapi apakah Taehyung memang laki-laki yang pantas Soeun cintai? Gadis itu sungguh tahu bahwa Taehyung adalah ancaman terbesarnya, si womenizer yang kasar. Namun jika sudah menyangkut soal hati, siapa yang bisa mengendalikannya?
"Bona... ottokae?" lirih Soeun lagi. Dirinya sepenuhnya menyadari telah melakukan sesuatu yang terlarang, menyukai laki-laki berbahaya itu.
Di sisi lain, bona masih berurusan dengan Jungkook hanya karena mic sialan yang rusak tapi tidak tahu kondisi dan tempat. Karenaya Bona harus berlama-lama bersama si Jeon sialan Jungkook.
"Sepertinya kita harus mengambil mic yang baru" ucap Jungkook yang tak berhasil menemukan masalah mic itu.
"Aku yang akan mengambilnya" sahut Bona dan langsung pergi menjauh dari Jungkook.
Kesempatan yang bagus! Bona jadi memiliki alasan untuk menjauh dari Jungkook. Setelah mengambil mic yang baru, dia akan mencari tempat lain sampai acara benar-benar di mulai.
Bona sedikit berlari menuju gudang sekolah yang dia ketahui menyimpan semua alat-alat. Syukurlah tadi pagi-pagi sekali, Bona membantu Soeun mengeluarkan beberapa alat dari ruangan ini sehingga dia tahu letak barang-barang elektronik lain yang disimpan di sini.
"Sudah ketemu?"
Bona kaget. Dan dugaan Bona salah. Dia tetap berada di dekat Jungkook.
Bona menggeleng menanggapi pertanyaan Jungkook. Sungguh dia juga sebenarnya kesal. Ada apa dengan laki-laki ini? tidak ingat apa yang sudah ia lakukan padanya? Kenapa sikapnya bisa setenang itu seolah tak terjadi apa-apa. Hal itu membuat Bona semakin sebal. Kenapa juga dirinya harus bersikap cemas seperti ini? panik sendiri, gugup sendiri, dan canggung sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Women Addict [M] [End]
Romance[Complete] Apa jadinya jika seorang gadis yang masih "murni" harus terjebak dalam SMA Helios yang penuh dengan orang-orang dengan pergaulan bebas? Bagi Soeun yang mendapatkan beasiswa, dia harus berjuang mempertahankan harga dirinya hingga lulus dar...