Discarded

807 85 37
                                    

"Aku tidak ingin dimadu"

Soeun menatap ke bawah ketika menemui nyona besar yang menjadi pemegang seluruh kekayaan keluarga Kim. Meskipun dirinya tahu jika ia membenci Taehyung, namun ia tidak ingin berbagi suami dengan wanita lain apapun alasannya. Selama di rumah sakit ia telah memikirkan hal itu baik-baik. Terutama janin di dalam perutnya memperkuat kehendaknya.

Wanita paruh baya itu hanya menghela nafas sembari melipat majalah yang ia baca. Ia melepas kaca matanya dan menatap Soeun. Dilipatlah tangannya.

"Lalu menurutmu bagaimana aku harus bersikap? Membiarkan wanita itu melahirkan anak keturunan Taehyung sendirian?" tanyanya. "Itu hanya akan memperburuk citra Kim yang sejatinya memang sudah buruk"

Wanita itu melemparkan majalah di meja sehingga Soeun bisa melihatnya. Di majalah itu, yang menjadi headline adalah pernikahan Taehyung dengan wanita yang entah siapa namanya itu. Yang tadi pagi datang ke rumah ini dan menghancurkan segala sesuatu di dalamnya.

"Beritanya sudah tersebar. Akan semakin memalukan jika aku membatalkannya bukan?" lanjutnya.

Namun Soeun tetap teguh pendiriannya. Dia bungkam tidak mengatakan jika dirinya juga hamil. Tidak ada niat sedikitpun untuk memberitahukan bahwa ia tengah mengandung anak Taehyung. Yang ada di dalam pikirannya saat ini adalah menghentikan pernikahan suaminya dengan wanita lain.

"Aku tetap tidak mau dimadu" tegas Soeun.

"Lalu apa yang akan kau lakukan jika aku menolak permintaanmu?" kini wanita paruh baya itu malah menantang Soeun.

"Apakah, wanita itu memang mengandung anak Taehyung?" Soeun malah membalas dengan pertanyaan lain. Ia butuh meyakinkan dirinya sebelum membuat keputusan terbesarnya bukan?

"Apakah kurang bukti? Semua media telah memblow up berita kebejatan Taehyung yang bercinta dengan jalang itu. Butuh bukti apa lagi?" sang nenek balas bertanya.

Soeun memejamkan matanya sejenak. Menghela nafas untuk memantapkan hatinya. Jika anak itu benar anak Taehyung, dirinya lebih baik mengalah. Sungguh Soeun tak bermaksud untuk menghentikan niatnya dalam menghancurkan seluruh hidup Taehyung. Akan tetapi kesalahan yang ia perbuat, mengharuskan dirinya mengandung buah hatinya. Ia tak akan bisa melakukan kejahatan dihadapan bayi yang dikandungnya.

"Kalau begitu, biarkan aku pergi" Soeun mengalah.

Sungguh ia mengalah. Bukan demi dirinya, bukan demi Taehyung ataupun demi wanita yang tiba-tiba datang memporak-porandakan rumah tangganya. Ia melakukan ini demi anaknya. Ini semua demi nyawa seseorang yang berada di dalam perutnya.

Wanita yang sudah uzur itu tercengang. Menatap Soeun dengan sorot tidak percaya sebelum akhirnya dia memaklumi. Memangnya siapa yang ingin dimadu? Ia begitu mengerti perasaan Seoun. Dia tak bisa melakukan apapun jika itu menjadi keputusan Soeun. Meskipun begitu mengecewakan.

"Baiklah jika itu keputusanmu. Silahkan pergi dari rumah ini mulai sekarang" jawabnya tanpa beban.

Soeun membungkuk. Sudah tidak terkejut jika dirinya tidak akan dipertahankan di rumah ini jika terjadi sesuatu. Maka Soeun undur diri. Dia harus berkemas bukan?

Ketika hendak pergi, saat ia berbalik, di sanalah ia melihat Taehyung yang tengah menatapnya nanar. Marah, terkejut, dan kecewa bercampur dalam raut wajahnya. Mengetahui itu, Soeun lantas memegangi perutnya. Ada gejolak menyakitkan dari sana. Mencoba mengacuhkan Taehyung, Soeun segera pergi dari sana. Malam ini juga dia harus pergi dari rumah ini.

"Apa yang kalian bicarakan?" entah mengapa, suara Taehyung bergetar.

"Kau sudah mendengarnya. Aku tak akan mengulanginya" jawab sang nenek.

Women Addict [M] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang