Taehyung berlari dengan sangat semangat setelah ia memarkirkan mobilnya. Meskipun sedikit terlambat, tapi Taehyung tak bisa melewatkan penampilan putrinya begitu saja. Hari ini diadakan pentas seni di sekolah itu. Sarang, putri Taehyung yang telah menginjak usia 6 tahun menjadi salah satu penampil di acara ulang tahun sekolah TKnya.
"Appa harus datang ya?"
Dia teringat pesan anakknya yang begitu mengancamnya. Matanya yang bulat besar menatap Taehyung dengan tatapan intimidasi dan memohon. Benar-benar menuruni watak Taehyung.
Tentu saja dia akan datang. Meskipun mengundang sedikit kehebohan karena wajah tampan dewasanya tak pernah tidak mengalihkan atensi semua ibu-ibu yang hadir. Beruntung sekali siapapun yang menjadi istrinya.
Ia memindai seluruh tempat untuk menemukan Soeun yang katanya sudah berada di sana. Sebelumnya ia sempat menolak tawaran seseorang untuk duduk di sebelahnya. Dia tak berselera dengan ibu-ibu genit. Koreksi, seleranya hanya Soeun seorang. Tidak ada perempuan lain yang bisa menyita atensinya sekarang.
Tidak heran mengapa ibu-ibu kadang suka iseng pada Taehyung. Lihatlah Taehyung, seorang papa muda yang cukup sukses, penampilan menarik, wajah sangat tampan, berwibawa dan tentu saja perutnya rata. Tidak seperti para suami mereka yang tidak terlalu berpenampilan menarik dengan perut yang buncit.
Sukurlah ia segera menemukan keberadaan sang istri, sehingga memiliki alasan untuk lebih cepat pergi dari gerombolan 'ibu-ibu genit'—begitulah julukannya. Ia segera menuju ke sana dan duduk di samping Soeun di deret kursi yang paling depan, tepat di seberang panggung.
"Apakah kau meninggalkan meetingmu?" tanya Soeun yang masih tidak percaya jika Taehyung hadir di sana.
"Aku tak akan mengecewakan Sarang seperti tahun lalu, Soeun. Lagipula, Jungkook tidak akan memecatku hanya karena ini. Aku sudah mengirimkan orang untuk menggantikanku" jawab Taehyung santai. "Kau sendiri? Izin atau mengorbankan shiftmu?" tanya suaminya.
"Aku bertukar shift dengan yang lain. Aku tak bisa melewatkan kesempatan ini juga" sahutnya.
Pasangan sempurna yang setia memegang komitmen mereka. Keluarga adalah yang utama di atas segalanya. Itulah yang mereka sepakati. Taehyung tidak ingin Sarang mengalami apa yang dulu ia alami. Sama sekali tidak memiliki keluarga.
Terikat juga akan sumpahnya yang akan menjamin bahwa keluarganya yang paling berhak atas cintanya. Bagaimanapun akan dia buktikan. Seperti sekarang ini, dia meninggalkan hal yang tak begitu penting di kantornya.
Ponsel yang sedari tadi berada disaku celananya bergetar. Diabaikan, tapi semakin lama cukup menganggu. Bahkan Soeun yang berada di dekatnya menjadi tidak nyaman sendiri.
"Kau tak berniat mengangkatnya, Taehyung?" tanyanya. Taehyung mengehela nafas. Sudah tahu siapa yang menghubunginya.
Dengan terpaksa ia merogoh sakunya untuk mengeluarkan posel. Menatap layarnya dan mendapatkan jawaban yang bernar atas dugaannya. Jeon Jungkook yang sedang menghubunginya.
Ia menggeser layar. Menghentikan getaran ponsel dan memutuskan untuk menonaktifkan benda kecil itu. Tidak ingin ada yang mengganggu lagi.
"Kenapa dimatikan? Siapa tahu penting" tegur sang istri saat melihat Taehyung menyimpan benda elektronik itu ke sakunya lagi.
Taehyung menoleh dan tersenyum pada Soeun. Meyakinkan istrinya bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
"Hari ini aku hanya untuk Sarang juga dirimu" sahutnya sukses membuat Soeun merona dengan hati yang semakin menghangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Women Addict [M] [End]
Romance[Complete] Apa jadinya jika seorang gadis yang masih "murni" harus terjebak dalam SMA Helios yang penuh dengan orang-orang dengan pergaulan bebas? Bagi Soeun yang mendapatkan beasiswa, dia harus berjuang mempertahankan harga dirinya hingga lulus dar...