Wrecker

823 81 25
                                    

"Selamat malam Soeun-ah. Istirahatlah dengan baik" ucap Seokjin sebelum Soeun keluar dari dalam mobilnya. Soeun mengangguk.

"Selamat malam, Oppa. Terima kasih telah membuatku lebih baik" sahutnya. Seokjin tersenyum.

Soeun keluar dari mobil, berjalan menuju teras rumahnya sebelum dia disambut oleh para pelayan di rumah itu. Kebiasaan baru yang menjadi keseharian Soeun—disapa dengan penuh hormat oleh pelayan.

"Apakah Taehyung sudah pulang?" tanyanya. Bukan karena perhatian, tapi untuk mempersiapkan diri jika Soeun harus masuk ke kamarnya dan Taehyung ada di dalamnya atau mempersiapkan diri jika malam ini dia harus bertemu dengan Taehyung di rumah yang begitu besar ini.

"Belum, Nyonya. Tuan Taehyung belum pulang" jawab salah satu pelayannya.

Soeun hanya mengangguk. Syukurlah dia tak perlu berurusan dengan Taehyung sekarang. Dia bisa langsung membersihkan diri dan segera tidur sebelum Taehyung datang. Pagi-pagi sekali dia akan bangun dan meninggalkan rumah agar tidak 'bertegur sapa' dengan dirinya.

Benar, Soeun bergegas ke kamarnya, meyelesaikan urusan privasinya sebelum berbaring di tempat tidur. Meskipun pernikahan mereka sama sekali tidak didasari dengan rasa cinta dan ingin saling memiliki, mereka tetap sepakat untuk tidur di satu kamar. Tentu saja alasannya agar sang nenek dan orang tuanya tidak curiga jika hubungan mereka tidak seperti yang dibayangkan.

Sialnya, Soeun tak kunjung terlelap. Sudah pukul 1 malam Taehyung belum juga pulang. Apa yang dilakukan Taehyung hingga larut begini menjadi topik utama dalam pikiran Soeun. Mencoba tidak peduli juga percuma karena Taehyung yang menjadi hantu di kepalanya.

Pikirannya sungguh lelah, dia memutuskan untuk keluar kamar. Minum air putih mungkin bisa meredakan sedikit kegundahan hatinya. Saat itulah terjadi sedikit keributan di ruang tamu. Taehyung pulang dengan kondisi yang begitu kacau. Sangat kacau. Soeun membatalkan niatnya untuk mengambil minum di dapur. Melihat pelayan yang sepertinya kualahan menangani Taehyung.

"Pergi!" Taehyung menepis tangan pelayan yang mencoba membantunya. Soeun bergegas menuju suaminya, meminta pelayan untuk menyiapkan air hangat, handuk kecil dan pakaian tidur suaminya. Kini dia yang membantu memapah Taehyung.

"Ah... istriku. Menungguku pulang hm?" Taehyung terkekeh "Tentu saja tidak mungkin"

Soeun hanya menghela nafas. Laki-laki ini sedang mabuk. Soeun sedikit kesulitan memapah Taehyung menuju sofa di ruang tengah.

Air hangat dan handuk kecil telah diantarkan. Berhubung malam sudah sangat larut, Soeun memerintahkan pelayannya untuk kembali tidur. Bagaimanapun, Taehyung menjadi tanggung jawab Soeun sekarang.

Semuanya menurut, memberi hormat sebelum meninggalkan Soeun dan Taehyung berdua di sana. Setelah memastikan semuanya pergi Soeun mulai membuaka kancing meja Taehyung.

"Hei... kenapa? Ingin bercinta denganku, huh?" Taehyung menahan tangan Soeun yang tengah memegangi kancing bajunya. Wanita yang menjadi istrinya hanya menatap Taehyung kesal. Bercinta dengan dirinya? Tidak akan lagi!

Maka ditepislah tangan Taehyung dan Soeun melanjutkan untuk melucuti pakaian suaminya itu.

"He... he... he... baiklah jika kau memaksa untuk bercinta denganku" racau Taehyung lagi sebelum akhirnya dia memejamkan matanya. Dia mulai mengantuk.

Soeun telah melepaskan semua kancing bajunya, hendak membuka kemeja putih yang dikenakan sang suami. Hingga akhirnya tangannya berhenti bergerak. Matanya membelalak sebelum akhirnya memberikan sorot amarahnya.

Netranya memanas melihat noda merah di Dada Taehyung. Tak perlu Soeun tanyakan noda apa itu, jelas sekali jika itu adalah lipstik. Dua di dada, satu di perut. Marah sekali. Meskipun Soeun tak mencintainya, dia pasti dan berhak marah jika Taehyung kembali disentuh oleh wanita lain bukan?

Women Addict [M] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang