"Hoek"
Taehyung langsung terbangun bergitu mendengar suara Soeun yang sekarang sudah berada di kamar mandi. Ia melompat dari ranjang dan menghampiri istrinya dengan begitu khawatir.
"Soeun-ah... apakah kau sakit?" tanyanya cemas sembari memijat sedikit punggung Soeun.
Soeun tak bisa menjawab. Dia hanya menggeleng. Perutnya berputar tidak karuan, ingin memuntahkan segala yang ada di dalamnya. Sayang sekali hanya air yang dapat dimuntahkan. Semalam ia tak makan apapun. Sibuk karena mencari keberadaan Taehyung dan kini ia telah mendapakan laki-laki itu kembali.
Air mengucur. Soeun membersihkan mulutnya karena merasa sudah cukup untuk muntah. Dia menatap Taehyung sembari tersenyum. Ternyata menggemaskan melihat sisi lain Taehyung yang seperti ini. Begitu khawatir denga netra yang membesar, fokus menatap Soeun.
"Hanya morning sickness. Kau tidak perlu khawatir. Ini wajar terjadi" lirihnya, masih lelah.
Raut wajah Taehyung masih tidak berubah. Dia masih tampak begitu khawatir. Hingga akhirnya Soeun kembali tersenyum.
"Aku sudah mendapatkan obat dari dokter, Tae. Aku akan baik-baik saja" imbuh Soeun.
Kini mimik laki-laki itu berubah. Sedikit terlihat lega tapi kecewa secara bersamaan. Ia menghela nafas dan membimbing Soeun keluar dari kamar mandi. Jelas sekali sebenarnya ada yang mengganjal di hatinya.
"Ada apa? Kau baik-baik saja?" tanya Soeun balik. Taehyung menggeleng.
"Kau yang lebih patut untuk dikhawatirkan. Aku takut sekali" jawabnya. Soeun malah terkekeh kemudian mencakup wajah Taehyung.
"Aku baik-baik saja, Taehyung. Sungguh" Soeun berusaha meyakinkan. Tangan Taehyung terulur meraih tangan Soeun yang masih menempel di pipinya. Taehyung menggesek-gesekan pipi dan bibirnya sembari memejamkan mata. Pemandangan yang sangat tidak baik di pagi hari. He's too damn hot terutama dengan rambut berantakannya.
Kesehatan Soeun dan anaknya adalah yang menjadi fokusnya saat ini. Mendengar bahwa Soeun sudah ke dokter—ini memnag membuat Taehyung lega, namun bukankah dirinya yang harus memperhatikan Soeun? Di kepalanya langsung terlintas biaya pengobatan dan persalinan. Dia tak mungkin membiarkan Soeun melakukannya sendiri bukan?
Taehyung bungkam. Tidak akan mengatakan apapun. Tidak akan membagikan keluh kesahnya pad Soeun kali ini. Ia tak ingin Soeun mengkhawatirkannya. Biar dia memikirkan diri dan kesehatannya.
"Kau bisa mandi lebih dahulu, akan aku siapkan pakaian untukmu. Semalam aku memintanya dari Kak Suga" Soeun memeluk Taehyung.
"Hm.." Taehyung sangat sadar bahwa banyak kebutuhan yang harus didapatnya. Dan untuk mememenuhinya harus dengan uang. Dia tak memiliki uang sepeserpun sekarang.
"Aku juga akan memasak sarapan lebih dahulu" ucap Soeun seraya melepaskan pelukannya.
Taehyung masih terdiam. Takut ingin mengatakan apapun karena pikirannya saat ini sedang kacau. Akhirnya dia menurut. Ia pergi ke kamar mandi setelah memastikan Soeun meminum obatnya.
Di dalam laki-laki itu memejamkan mata sembari bersandar di balik pintu. Kali ini dirinya harus keluar menceri pekerjaan dan harus mendapatkan pekerjaan. Apapun pekerjaannya dia akan menerimanya. Dia butuh untuk menghidupi keluarganya.
.
.
.
.
.
Soeun masih pergi ke rumah sakit untuk bertugas. Dirinya sudah baik-baik saja dan memastikan pada suaminya bahwa ia akan baik-baik saja. Sejatinya Taehyung ingin Soeun di rumah—kos—nya saja. Jika dia masih memiliki kendali atas perusahaan—tidak! Bukan waktunya memikirkan itu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Women Addict [M] [End]
Romance[Complete] Apa jadinya jika seorang gadis yang masih "murni" harus terjebak dalam SMA Helios yang penuh dengan orang-orang dengan pergaulan bebas? Bagi Soeun yang mendapatkan beasiswa, dia harus berjuang mempertahankan harga dirinya hingga lulus dar...