"Berhentilah mempermainkan perasaan perempuan, Jim. Itu memuakkan"
Itulah kalimat yang terngiang di telinga Jimin. Pertemuannya dengan Lusi malam itu, justru membuat Jimin tampak lebih menyedihkan di depan Lusi. Bukan tanpa alasan Lusi mengatakannya, hanya saja kesalahpahaman terjadi karena ulah Jimin sendiri. Lusi menganggap Jimin telah 'mencintai' wanita lain yang diberi bunga lili olehnya. Dan dia mencium Lusi tanpa rasa bersalah.
Lusi tak habis pikir bagaimana Jimin masih menyimpan tabiat buruknya. Apakah tidak cukup Lusi disakiti olehnya dulu? Sayang sekali dia tak tahu bahwa Jimin tak memiliki siapapun di hatinya kecuali Lusi. Bahkan lili yang dibeli dari tokonya, ia serahkan pada perempuan lain yang bahkan Jimin tak tahu siapa, dia juga tidak ingat bagaimana wajahnya.
"Aish!" Jimin meremas surainya. Dia gemas pada dirinya sendiri. Kenapa dia tak menjelaskan pada Lusi jika dirinya tidak punya 'kekasih' .Kenapa dia tak menjelaskan pada wanita itu bahwa dirinya memberli lili lantaran cemburu Lusi didekati oleh Hongyi.
"Ini benar-benar membuatku gila!" lirihnya lagi.
Tidak boleh dibiarkan, Jimin harus segera menemui Lusi. Dia harus menjelaskan untuk menghentikan semua kesalahpahaman yang terlanjur terjadi. Maka ia meminta izin pada Paman Hyo untuk pergi sebentar. Tentu saja ia diizinkan.
Tak butuh waktu yang lama hingga Jimin sampai di tempat Lusi. Toko bunga itu ramai seperti biasanya. Ia serega masuk ke dalam toko itu
Clang
"Selamat datang" seperti biasa, Chaerin menyapa pembeli yang datang. "Ah, Kak Jean.. ingin membeli bunga—"
"Di mana Lusi?" potong Jimin langsung. "Ah, maksudku Luna" tambahnya.
Chaerin yang bingung karena melihat wajah Jimin yang tampaknya sedang buru-buru, langsung menunjuk salah satu ruang di toko. Jimin langsung berlari ke sana. Di sanalah semua kesalahpahaman menjadi jelas—atau semakin runyam?
Ternyata perempuan yang pernah diberi bunga lili oleh Jimin, sedang mengobrol akrab dengan Lusi. Maka saat kedatangan Jimin, kedua perempuan itu menoleh dengan mata yang membola.
"Jimin..."
Lusi langsung mengalihkan pandangannya pada perempuan yang di depannya. Dia mengenal Jimin?
"Ah?" Jimin bingung. Pasalnya dia tak mengenal perempuan ini.
"Dia yang memberi bunga lili" ucapnya memperjelas kebingungan keduanya.
Jimin menaikkan alisnya. Bukankah ia memberikan bunga pada seorang gadis? Ya memang perempuan ini masih tampak muda, tapi Jimin yakin jika usia perempuan ini jauh diatasnya. Jadi ia memberikan lili pada perempuan ini?
Lusi diam kemudian menoleh pada Jimin. Jimin gelagapan. Jujur saja, tiba-tiba perasaannya menjadi kacau balau karena tatapan wanita yang ia damba.
"Lus, aku bisa menjelakannya—"
"Dia tiba-tiba datang dan memberikan bunga itu untuk menghibur Eomma" tuturnya.
Jimin semakin kaget.
"E-eomma?"
Lusi menghela nafas.
"Pekenalkan, wanita yang menerima lili darimu adalah ibuku" tutur Lusi memperjelas semuanya.
Deg
Jimin serasa mati kutu. Kejutan apa lagi ini? Kesalahpahaman ini akan menjadi semakin buruk sekarang. Tidak-tidak! Dia tidak sedang menggoda ibunya. Ini menjadi semakin rumit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Women Addict [M] [End]
Romansa[Complete] Apa jadinya jika seorang gadis yang masih "murni" harus terjebak dalam SMA Helios yang penuh dengan orang-orang dengan pergaulan bebas? Bagi Soeun yang mendapatkan beasiswa, dia harus berjuang mempertahankan harga dirinya hingga lulus dar...