Apakah gravitasi bumi bukan lagi 9,8 m/s2? apakah gravitasi bumi semakin bertambah besar? Lusi, gadis cantik dengan manik obsidian berjalan pelan keluar dari sekolahan. Kakinya terasa sangat berat, seolah-olah sulit untuk melangkah. Ternyata yang berat bukan hanya kakinya, tapi hatinya juga. Rasanya ada sesuatu yang menarik hatinya ke bawah. Tentu saja Lusi tak akan membiarkannya. Dia tak ingin hatinya jatuh dan hancur berkeping-keping.
Masalah apa yang tadi dia lihat, soal Jimin yang berciuman dengan perempuan lain, lagi-lagi Lusi memutuskan untuk memaafkannya. Apakah dia bodoh? Mungkin iya, mungkin juga tidak. Bagi Lusi, dia memang harus bersabar menghadapi sifat Jimin yang seperti ini jika ingin mengubahnya.
Gadis bermanik obsidian itu mengatur nafasnya. Setiap kali rasa marah dan kekecewaan menghantui hatinya, dia selalu mengingat kembali kebenaran tentang Jimin. Sebuah kenyataan pahit yang harus diterima Jimin sehingga membuatnya menjadi laki-laki seperti sekarang ini. Dia masih sangat mengingatnya dengan jelas kejadian memilukan sore itu, dua tahun yang lalu.
***
Sore yang mendung, tapi tak semendung hati gadis yang sedang bersiap mengeluarkan payungnya. Senyumnya mengembang karena sebentar lagi hal yang dia sukai tiba. Apa lagi jika bukan hujan? Gadis bersurai panjang itu sangat menyukai hujan. Ah, sebenarnya bukan hanya hujan, hatinya saat ini diisi oleh seseorang. Seorang laki-laki yang sebenarnya selalu mengganggunya, tapi akhir-akhir ini jailan itulah yang dia rindukan.
Lusi menggelengkan kepalanya saat Jimin melintas di kepalanya. Seharusnya dia tak memikirkan laki-laki jahil itu. Laki-laki itu buruk perangainya. Sudah menjadi rahasia publik jika Jimin adalah seorang player. Dia suka mempermainkan perempuan. Bahkan sering berganti-ganti partner bercinta.
Hujan mulai mengguyur, Lusi segera membuka payung peach yang dia bawa. Hari ini supir datang lebih lama dari dugaannya. Akhirnya dibandingkan menunggu lama, sedangkan ponsel Lusi sudah lama mati, dia memutuskan untuk pulang sendirian, berjalan kaki. Toh jarak SMP dengan rumahnya tidak terlalu jauh.
Saat hendak melewati jalan yang biasanya ia lalui, ternyata sedang ada perbaikan gorong-gorong, tidak ada akses sama sekali—mungkin ini juga yang menyebabkan supirnya terlambat untuk menjemputnya—. Akhirnya dia terpaksa harus melewati jalan memutar.
Takdir memang tidak mudah ditebak. Dia melewati jalan yang ternyata searah dengan rumah sang pangeran, Jimin. Lusi kaget saat melihat Jimin berdiri di depan gerbang rumahnya. Seperti menantikan seseorang.
Lusi mengeratkan genggamannya pada payung dan refleks bersembunyi di balik semak tak jauh dari tempat Jimin berdiri ketika melihat mobil hitam datang. Seseorang keluar. Seorang wanita yang jika dilihat-lihat, usianya masih muda.
"Selamat datang, Eomma" sapa Jimin sembari memayungi wanta tadi. Ternyata sang Ibu yang baru saja datang.
"Sudah berapa kali aku bilang padamu untuk tak memanggilku dengan sebutan itu!? Jangan pernah bermimpi untuk menjadi anakku!" ucap sang wanita sengit.
"Kau tak perlu mencari muka padaku, Jimin. Mau bagaimanapun kau bersikap manis di depanku, itu tak akan mengubah keadaan" lajutnya. Hati laki-laki itu tersayat.
"Jika aku bukan anak Ibu, lalu aku anak siapa? Bukankah aku terlahir dari rahim Ibu?" jawab Jimin. Sore itu hujan sudah berganti menjadi gerimis, sehingga tidak sulit mendengar dengan jelas percakapan dua insan itu.
PLAK
Lusi nyaris terpekik jika tangannya tak menutupi mulutnya sekarang. Dia melihat dengan jelas wanita itu menampar Jimin.
"JANGAN PANGGIL AKU IBU!" teriaknya.
"Aku bukan ibumu dan tak akan pernah menjadi ibumu! Kau memang terlahir dari rahimku, tapi kau adalah kecelakaan! Oh astaga, kau bukan hanya kecelakaan, TAPI KAU BENCANA!" ujar wanita itu lagi, penuh dengan penekanan, membuat hati laki-laki itu semakin ngilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Women Addict [M] [End]
Romance[Complete] Apa jadinya jika seorang gadis yang masih "murni" harus terjebak dalam SMA Helios yang penuh dengan orang-orang dengan pergaulan bebas? Bagi Soeun yang mendapatkan beasiswa, dia harus berjuang mempertahankan harga dirinya hingga lulus dar...