Meskipun dihuni oleh sepasang suami-istri, ranjang di kamar megah itu tampak begitu dingin. Tidak ada cinta meskipun keduanya berbaring berdampingan, saling memunggungi. Walaupun langit sudah gelap gulita, tak membuat dua pasang netra itu terlelap.
Sibuk dengan pikirannya masing-masing, memutar memori tentang apa yang terjadi kemarin malam. Mereka berdua sama gilanya. Taehyung yang 'membantai' semua perempuan malam di bar dan Soeun menghabiskan waktu bersama dengan Seokjin.
Taehyung menikmati kehangatan penyatuannya dengan wanita lain, sementara Soeun menikmati kehangatan dekapan Seokjin. Keduanya merasa berdosa, tapi menganggap bahwa apa yang mereka lakukan pantas menjadi balasan atas perbuatan pasangannya. Semua setimpal.
"Kita akan menghadiri pesta Tuan Jeon besok malam" ucap Taehyung. Laki-laki itu tahu jika Soeun juga belum terpejam.
Soeun hanya diam, tak berminat untuk menyahuti. Toh meskipun dirinya menolak, ia tetap harus hadir di sana bersama Taehyung bukan?
"Akan ada banyak media di sana, aku harap kau bisa menjaga sikapmu" imbuh Taehyung yang membuat Soeun semakin jengah.
"Seharusnya yang perlu menjaga sikap itu dirimu. Jangan ingatkan aku soal adab, perbaiki dirimu dulu yang biadab" balas Soeun sengit.
"Ah, pergi persama laki-laki lain, menikmati pelukan laki-laki lain adalah adab yang kau maksud?" sahutan Soeun benar-benar memancing amarah Soeun.
Gadis itu bangkit. Jengah harus melewati malam bersama Taehyung dalam satu ranjang.
"Ya, menikmati liang senggama wanita lain adalah adab yang paling luhur, Kim" ucap Soeun sarkas sembari berjalan menuju pintu. Dia butuh udara segar.
Blam
Dia keluar kamar, menuju taman belakang rumah yang semakin sepi di malam hari. Semua orang di rumah itu pasti sudah berada di pertengahan episode mimpinya. Gadis itu duduk sembari memandang langit yang kosong, sekosong hatinya sekarang.
Bu, apakah Ibu lihat bagaimana hidupku sekarang? Aku tak ingin seperti ini, Bu. Bisakah kau mohonkan pada Tuhan agar merubah takdirku? Batinnya pilu.
Di sudut yang lain, Taehyung tengah memandang istrinya. Sorot matanya juga memancarkan sendu. Hingga akhirnya dia mengikuti ke mana arah pandang Soeun. Dia ikut menatap ke atas. Memandang luas entah pada apa. Semuanya gelap. Tidak ada bintang maupun bulan. Seperti itulah hidupnya.
Apakah di atas sana ada muara manusia memanjatkan doa? Bolehkan dia ikut berharap pada langit? Sudikah langit mendengar keinginan terdalamnya.
Taehyung ingin bahagia.
Hanya itu. Lalu dia tersenyum miris, berusaha mengejek dirinya sendiri. Bukankah dia sudah bersumpah akan semakin hancur demi menghancurkan Soeun? Di mana keangkuhan dirinya sebelumnya?
Aku memang seorang pecundang. Pengecut yang sangat menyedihkan. Akunya dalam hati.
Akan tetapi, langit akan mendengar hati yang tulus berharap. Langit mendengar harapan keduanya yang senada. Hanya saja, bisakah mereka menyadari jika kebahagiaannya adalah siapa yang seharusnya berada di sisinya? Maka sebelum keduanya menyadari takdir yang telah tertulis sedari awal, mereka tidak akan pernah menemukan kedamaian hati.
.
.
.
.
.
Hari yang sesungguhnya tidak dinantikan telah tiba. Pesta Keluarga Jeon atas berhasilnya meringkus Jungkook dan 'memenangkan' harta kekayaan, diadakan. Pesta begitu meriah. Taehyung tersenyum miris menyaksikan bagaimana seorang ayah kandung berpesta untuk kehancuran putranya. Tidak berbeda dengan dirinya. Orang tuanya juga akan melakukan hal yang sama pada Taehyung. Namun sebelum itu dilakukan, Taehyung akan memastikan bahwa Kim akan jatuh di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Women Addict [M] [End]
Romansa[Complete] Apa jadinya jika seorang gadis yang masih "murni" harus terjebak dalam SMA Helios yang penuh dengan orang-orang dengan pergaulan bebas? Bagi Soeun yang mendapatkan beasiswa, dia harus berjuang mempertahankan harga dirinya hingga lulus dar...