Scars

831 86 50
                                    


"Kau pikir kau bisa memilikiku setelah kita menikah, Taehyung? Tidak! Perjanjianku dengan nenekmu hanyalah menikah, bukan bercinta dengan dirimu!" ucap Soeun menyentak seluruh amarah Taehyung.

Laki-laki itu tersenyum congkak kemudian tertawa hambar.

"Aku bisa menidurimu kapan saja aku mau. Kau itu milikku" balasnya. Kini giliran Soeun yang tersenyum miring.

"Sedari awal kita memang tidak menikah bukan? Kau hanya ingin tidur denganku. Yang ada di kepalamu hanylah perkara selangkangan dan bagaimana cara memuaskannya" sindir Soeun.

"Dengar, Kim Taehyung. Meskipun statusku sekarang adalah istrimu, tapi hati, jiwa dan ragaku tak akan pernah bisa kau miliki. Camkan itu!" lanjutnya sebelum meninggalkan Taehyung dengan sejuta kemarahan yang menyaitkan.

.

.

Mengingat percakapan itu hanya membuat Taehyung semakin kesal. Bahkan malam itu, membuat Taehyung tidak bisa berkonsentrasi dengan semua pekerjaan kantornya. Gadis itu benar-benar menguasai kepalanya.

Taehyung menghela nafas setelah melempar sebuah dokumen di mejanya. Tempat duduk yang ia singgahi diputar ke belakang, menghadap kaca kantornya yang besar. Di menatap jauh ke atas langit, menerawang untuk mencari jawaban atas semua pertanyaan yang dia sendiri tak tahu bingung mengenai apa?

Pernikahan itu, kenapa Taehyung mau melakukannya? Bagaimana dirnya bisa menjadi laki-laki secengeng ini hanya karena ditolak 'tidur bersama' oleh Soeun? Yang benar saja! Jika dirinya memang menginginkan tubuh Soeun, dia bisa melakukan apapun yang dia mau bahkan tanpa harus melangsungkan pernikahan dengan gadis itu. Semua ini benar-benar membuat Taehyung gila.

Kegigihan Soeun untuk tidak tersentuh olehnya memang tidak main-main. Gadis itu benar-benar membatasi diri padanya. Harga diri Taehyung begitu terluka. Apakah dia adalah makhluk menjijikan yang menularkan penyakit hingga Soeun tak sudi berdekatan dengannya?

Sialan! umpatnya dalam hati.

Tok tok tok

Seseorang menginterupsinya. Maka saat dipersilahkan masuk, sekretaris yang berkeja untuknya menghadap padanya sembari membawa sebuah undangan. Dia menyodorkan kertas mewah itu setelah membungkuk, memberikan hormat pada Taehyung.

"Apa ini?" tanyanya.

"Tuan Jeon mengharapkan kehadiran Anda di pestanya" jawab sang sekretaris membuat Taehyung tertegun.

Orang tuanya sedang pergi, entah ke mana, Taehyung tak peduli. Hanya saja kepergiannya itu membuat dirinya harus mewakili Keluarga Kim untuk hadir di sebuah pesta milik seseorang yang berada di list orang-orang yang dia benci. Berita tentang Jungkook yang menjadi kriminal dan akhirnya sang ayah berusaha menguasai harta kekayaan Jeon sudah Taehyung dengar.

Memuakkan saat dirinya tak bisa melakukan sesuatu untuk Jungkook. Dia sama sekali tidak bisa membantu Jungkook. Salah satu alasannya adalah karena orang di depannya ini.

Meskipun statusnya adalah sekretaris Taehyung, tapi laki-laki di depannya ini adalah kaki tangan dari kedua orang tuanya untuk mengawasi segala pergerakan Taehyung. Memuakkan. Beruntung karena mereka tidak ikut campur dalam urusan 'selangkangan' Taehyung, alsannya karena mereka juga sama saja.

"Aku harus mendatanginya?" tanya Taehyung retoris.

"Benar, Tuan. Anda harus mendatanginya" jawab sang sekretaris

Laki-laki bermarga Kim itu hanya tersenyum miring, mengangguk dan mempersilahkan si sekretaris itu pergi. Meskipun Taehyung tidak mau, tapi prestis keluarga membuatnya harus memenuhi undangan itu.

Women Addict [M] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang