Start to Attact

565 57 0
                                    

Menerima permintaan Jungkook untuk tinggal bersamanya bukanlah sebuah kebodohan bukan? Awalnya memang Bona takut jika Jungkook akan melakukan hal-hal buruk terhadap dirinya lagi. Kenapa lagi-lagi Bona harus berurusan dengan anak seorang chaebol seperti laki-laki itu?! Untunglah laki-laki itu tak keluar kamar sejak semalam. Setidaknya Bona tidak bertemu dengan Jungkook.

Menyebalkan menerima kenyataan bahwa dirinya gentar terhadap kekuatan Keluarga Jeon. Dia sendiri tidak masalah jika menanggung akibat dari perbuatannya. Akan tetapi, ia tahu cara bermain para chaebol. Kesalahan yang dibuat oleh salah satu anggota keluarga, maka seluruh keluarganya akan ikut terkena dampaknya. Tentu Bona tak bisa membiatkan itu kan?

Sedari tadi dirinya bolak balik di dalam kamar. Jika tahu akan seperti ini, Bona akan memilih ikut bersama neneknya ke Seoul. Berharap bisa menghindari Jungkook, malah dirinya harus menampung laki-laki itu di rumahnya untuk menebus perbuatannya.

Tapi tidak sepenuhnya Bona kesal. Ponselnya berdering membawa angin segar untuk dirinya. Dia teringat jika ia harus pergi ke Seoul. Katanya neneknya meminta untuk bertemu dengannya sebelum operasi. Pasti Bona akan berangkat kesana. Akhirnya dia memiliki alasan untuk kembali menghindari Jungkook.

"Bona, kau tidak lupa kan? Kau harus sampai di Seoul lusa" tanya seseorang dari seberang telfon.

"Aku tak akan lupa, Ayah" Bona menghela nafas. Padahal dirinya nyaris saja melupakan perihal itu. Banyak hal yang menganggu Bona "Aku akan pergi ke Seoul besok malam. Lusa aku akan sampai di sana"

"Baguslah, Ayah dan Ibu akan sangat sibuk, jadi tak bisa menemani nenekmu. Kami akan mengirimkan surat izin untuk kampusmu. Kau tak perlu khawatir"

"Hm.. selamat malam, Ayah"

"Selamat malam, Sayang"

Tut

Sambungan terputus. Bona lega bukan main. Kali ini ia akan memanfaatkan keadaan dengan baik. Dia akan lari ke Seoul. Dia akan menghindari Jungkook. Dia bersumpah tidak akan berurusan lagi dengannya. Sayang sekali, Bona tak tahu jika takdir baru telah tertulis untuknya sejak pertemuannya dengan Jungkook.

Di sisi lain, ternyata laki-laki itu sedang terpaku di depan pintu kamar Bona. Sejak datang ke rumah ini dan diizinkan untuk tinggal, ia menerung dan mempertimbangkan apa yang akan dia lakukan di dalam kamar yang disiapkan untuknya.

Pertama yang harus ia lakukan adalah meminta maaf pada wanita itu. Dia melangkahkan kaki menuju pintu yang ia yakini sebagai kamar Bona. Ia hendak mengetuk pintu sang wanita namun pergerakannya terhenti saat mendengar bahwa Bona akan pergi ke Seoul.

It's not a big deal, tapi entah mengapa rasanya Jungkook sedikit tidak rela Bona pergi. Bukan apa-apa, hanya saja banyak yang harus ia selesaikan dengan Bona bukan? Jika Bona pergi, bagaimana ida akan menebus semua kesalahan di masa lalu?

Jegrek

Keduanya terlonjak saat pintu tiba-tiba dibuka. Bona kaget karena eksistensi Jungkook dan Jungkook terkejut karena kemunculan Bona. Bona memegangi dadanya.

"Astaga! Kau mengagetkanku!" pekik Bona. Jungkook terdia sesaat dengan mata lebarnya.

"Maaf" sahutnya. Bona terkejut kembali setelah mendengar penuturan maaf Jungkook. Laki-laki ini seperti orang asing bagi Bona. Dimana Jungkook yang bajingan dulu? Di mana sosok yang sampai sekarang Bona pergi? Lihatlah tampang memelaasnya! Persisi seperti kelinci yang menggigil kedinginan, meminta pertolongan.

"Apa yang kau inginkan?" melihat Jungkook di depan pintu kamar Bona, wanita itu takin jika Jungkook ada perlu dengan dirinya.

"Ada yang ingin aku bicarakan" jawab Jungkook. Bona menghela nafas. Ia menyembunyikan tangannya yang tiba-tiba saja menggigil.

Women Addict [M] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang