"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan, Soeun. Nenekku baru saja berangkat ke Seoul"
Deg
Bumi terasa berhenti berputar. Langit terasa runtuh hingga jantung Soeun berhenti berdetak sejenak. Telinganya tidak salah menangkap bukan? Bahkan senyumnya yang tadi mengembang kini redup. Apakah baru saja dia melakukan kesalahan?
"Aku tak tahu siapa wanita yang kau rawat, tapi yang jelas itu bukan nenekku" ulang Bona dari seberang telfon.
Maka jawaban dari Bona memang membuktikan jika Soeun salah. Nyonya Song yang selama ini dia rawat bukanlah nenek Bona. Usai berbicara dengan sahabatnya, dirinya buru-buru menuju tempat administrasi pasien VIP.
Kesalahan fatal yang dilakukan oleh Soeun, sebagai dokter dia tidak tahu nama pasien yang dia rawat. Meskipun sedang koas—justru karena sedang koas, harusnya tidak melupakan hal-hal dasar sebagai dokter. Sungguh dia merasa gagal untuk menjadi dokter. Bagaimana dirinya bisa seceroboh ini?
Sebenarnya dirinya tidak masalah dengan siapapun yang dia rawat, meskipun kecewa karena nyonya itu bukanlah nenek Bona. Hanya saja, entah mengapa perasaannya menjadi begitu kacau. Jantungnya berdegup waspada, berfirasat bahwa yang tengah ia rawat memang bukan pasien 'biasa'.
Dengan kedok melihat data kesehatan Nyonya Song sebelum operasi, perawat memberikan dokumen milik wanita itu. Netra Soeun membelalak. Tangannya yang mencengkeram kertas itu sedikit bergetar. Kakinya terasa lemas, seolah tak sanggup menopang tubuhnya sendiri.
Selanjutnya dirinya kembali menyerahkan berkas itu dan berjalan di koridor menuju kamar rawat Nyonya Song. Meskipun seakan mati rasa, dirinya tetap berusaha mempertahankan koordinasi tubuhnya. Sungguh ini begitu mengejutkan.
Kim Songmi. Pasien yang dia rawat memiliki marga Kim. Dia bukannya pura-pura bodoh, tapi menilik dari bagaimana perlakuan semua orang di sini terhadap Nyonya Song, menjadi bukti yang cukup bahwa wanita itu adalah anggota keluarga Kim bukan?
Soeun masuk ke dalam kamar pasien, menatap wanita tua yang masih terlelap dengan tenang. Ia tahu, sebagai dokter, tidak ada pengecualian untuk merawat pasien. Dia tak boleh memilih siapa yang akan dia rawat. Siapapun dia, tak peduli suku budaya bahasa etnis agama dan perbedaan lainnya, sebagai dokter dia harus merawat siapapun yang membutuhkan pertolongan. Itulah sumpahnya. Ia tidak akan lupa.
Soeun menghela nafas, memastikan kondisi Nyonya Song lewat semua monitor yang memindai tubuh wanita itu. Kondisinya normal, 8 jam lagi, operasi Nyonya Song akan dimulai.
"Ah, kau sudah datang"
Soeun menoleh, mendapati wanita itu telah terbangun.
"Apakah aku menganggumu, Nyonya?" tanya Soeun. Nyonya Song menggeleng. Tidak merasa terganggu sama sekali.
"Kapan jadwal operasiku akan berlangsung?"
"Kita akan memulainya 8 jam lagi. Nyonya bisa beristirahat dahulu" sahut Soeun.
"Oh, masih harus menunggu lama rupanya" balasanya. Soeun mengangguk. Sudah prosedur dari rumah sakit untuk memastikan kondisi pasien baik sebelum pelaksanaan operasi.
Rasa menyesal, kecewa, takut dan bingung menyergap Soeun kembali. Kenapa baru sekarang dirinya tahu jika Nyonya Song memiliki hubungan darah dengan laki-laki yang begitu ingin dia hindari? Bahkan dirinya telah membuat perjanjian yang belum dia ketahui dengan wanita ini. Bagaimana jika sang nenek sama liciknya dengan Taehyung?
Soeun menggelengkan kepala. Dirinya tidak seharusnya memikirkan hal buruk. Tidak boleh seperti ini.
"Kau ini kenapa, huh?" tanya Nyonya Song. Soeun terkesiap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Women Addict [M] [End]
Romance[Complete] Apa jadinya jika seorang gadis yang masih "murni" harus terjebak dalam SMA Helios yang penuh dengan orang-orang dengan pergaulan bebas? Bagi Soeun yang mendapatkan beasiswa, dia harus berjuang mempertahankan harga dirinya hingga lulus dar...