Kim Taehyung bingung saat melihat Soeun yang mengemasi beberapa pakaian ke dalam tas malam itu. Padahal besok masih hari jumat, bukankah besok masih sekolah, dia mau pergi? Kemana? Dia tidak biasanya akan meninggalkan pelajaran barang sedetik, atau dia akan belajar sampai larut malam seperti waktu itu.
"Kau mau kabur dari sekolah besok?" sindir Tae—yang sebenarnya ingin tahu kemana Soeun akan pergi.
"Tidak" jawabnya singkat. Tidak ada jawaban lain setelah itu. Taehyung malas menunggu.
"Ck! Kau akan kemana?" tanya dia akhirnya. Soeun menghela nafas.
"Acara diklat. Aku mengikuti klub PMR di sekolah. Akhir pekan aku harus mengikuti rangkaian kaderisasinya" jawab Soeun. Taehyung menyandarkan diri di sofa kecil itu sambil mengamati Soeun.
"Berapa lama?" tanyanya lagi.
"kurang lebih tiga hari, Minggu malam aku pulang" jawabnya kemudian beranjak menuju dapur. Dia sibuk menyiapkan makanan. Taehyung mengernyit. Bukankah mereka baru saja menyelesaikan makan malam? Dia masih lapar. Tapi Taehyung urung bertanya mengapa dia memasak lagi. Ada pertanyaan yang lebih penting untuk ditanyakan sekarang.
"Lalu aku harus makan apa selama kau pergi?" tanyanya yang ternyata juga menjawa kenapa Soeun masak lagi malam ini.
"Ini sedang aku siapkan" jawabnya. Kening laki-laki itu mengernyit kemudian berjalan mendekati Soeun.
"Apa maksudmu?" tanya Taehyung yang tidak langsung ditanggapi oleh Soeun. Gadis itu sibuk memasukkan potongan daging setengah matang, selada, tomat dan terakhir telur mentah di dalam sebuah botol selai sedang—ada 6 botol selai yang diisi dengan bahan yang sama—terakhir dia taburi sedikit lada di atasnya.
"Ini, makanan untukmu selama tiga hari ke depan" ucap Soeun kemudian memasukkan botol-botol itu ke kulkas.
"Apa?!"
"Kau hanya harus merebusnya. Nanti siapkan panci yang diisi air lalu didihkan. Tak perlu kau apa-apakan, masukkan saja botol selainya di panci itu. Tujuh menit saja, atau kalau dirasa kurang, kau bisa menambah waktu masaknya. Nanti kau tiriskan, biarkan sebentar agar suhunya turun, lalu kau bisa memakannya. Aku juga sudah siapkan nasi instan jika kau mau. Kau tinggal memasukkan air panas ke dalamnya dan tunggu beberapa saat—oh bahkan kau bisa membaca sendiri bagaimana cara membuatnya di kemasannya" ujar Soeun panjang lebar. Taehyung mengerjabkan mata. Bukan karena dia tidak mengerti dan hei! Ini bukan kelas memasak bukan?! Taehyung tidak bisa memasak!
"Kau gila menyuruhku untuk memasak? Aku tidak bisa—"
"Merebus Kim Taehyung. Hanya merebus!" ucap Soeun memotong kata-kata laki-laki itu. Soeun sudah menduga beginilah respon laki-laki manja ini! Dari kecil selalu dilayani, beginilah jadinya! Tidak bisa melakukan apapun! Menyedihkan.
"Apapun itu aku tidak akan melakukannya. Kau yang harus memasakkan untukku" pekik laki-laki itu, dia tidak terima jika Soeun menelantarkannya. Soeun mendengus kesal.
"Oh Astaga! Kau itu sudah dewasa! Kau bukan lagi anak usia 5 tahun yang tidak bisa bertahan hidup selama tiga haru jika ditinggal! Jika kau memang tak mau memasak, kau bisa membeli makanan. Uangmu tidak akan habis hanya karena membeli makanan untuk tiga hari kan?!" ucap Soeun yang membuat Taehyung tertegun. Bukan karena dia tersinggung atau enggan membeli makan. Tapi selama ini, Taehyung tak pernah memberi Soeun uang sepeserpun untuk membeli bahan makanan ataupun makanan yang lain. Padahal selama itu juga, Taehyung menumpang makan di sini. Pagi dan malam hari.
"Tunggu, jadi kau membeli semua makanan ini dengan uangmu?" tanya Taehyung. Soeun menoleh ke arah laki-laki itu.
"Sistem barter sudah tidak diterapkan lagi, jadi aku membayarnya dengan daun" jawab Soeun sarkas. Dia tak perlu menjawab pertanyaan yang Taehyung sendiri sudah tahu jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Women Addict [M] [End]
Romance[Complete] Apa jadinya jika seorang gadis yang masih "murni" harus terjebak dalam SMA Helios yang penuh dengan orang-orang dengan pergaulan bebas? Bagi Soeun yang mendapatkan beasiswa, dia harus berjuang mempertahankan harga dirinya hingga lulus dar...