Taehyung terbangun, mendapati sampingnya kosong. Ia menghela nafas, menutup matanya dengan lengan. Apa yang baru saja dia harapkan? Ingin melihat Soeun yang masih pulas, terleleap di sisinya? Tentu saja tidak mungkin. Malam pertama mereka hanya sebuah 'imbalan' karena Taehyung telah menolongnya untuk menyelamatkan Bona.
Dibandingkan malam pertama, mereka lebih pantas disebut melakukan one night stand. Setelah ini, pasti Soeun tak akan memberikan malam-malam yang lain lagi. Namun, tetap saja Taehyunglah laki-laki yang pertama menjamah Soeun. bukankah seharusnya pria itu senang karena telah berhasil melakukan misinya?
Sial!
Ia mengumpat dalam hati, menyadari bahwa semalam dirinya terlalu larut dalam keadaan. Merasakan kepuasan batin yang luar biasa. Niatnya ingin menghabisi Soeun dengan kegemarannya, merobek kehormatannya dengan kasar. Tap tidak, semalam dirinya tak melakukan apa yang telah dia rencanakan.
Dia tak menyangka jika ia nyaris kalah dalam permainannya sendiri. Semalam dia menjadikan Soeun ratunya. Bak kaca yang tipi, Taehyung memperlakukannya dengan lembut dan hati-hati, tak ingin tergores sedikitpun.
Tidak boleh! Dirinya seharusnya tetap memegang prinsipnya. Dia tak ingin menjadi pecundang seperti kedua partnernya yang sekarang hidup bahagia dalam kepalsuan dunia. Dia tinggal melihat saja kehancuran yang akan menimpa mereka karena mempercayai cinta.
Taehyung memang tidak berubah. Bahkan dia tak melihat dan mengambil pelajaran dari kedua teman akrabnya. Seharusnya dia bersyukur karena apa yang dia alami tak seburuk kedua rekannya.
Hanya saja, tabiatnya yang satu ini benar-benar tidak berubah. Bagaimana langit tidak menjadi tambah murka? Kesempatan sudah datang. Terbuka lebar untuk dirinya. Laki-laki yang sungguh bodoh karena menyia-nyiakan karunia langit.
Semalam menjadi akhir dari kemurahan langit. Jika Taehyung memang mempercayai dirinya akan kehilangan jika mempercayai cinta, maka langit akan menuntunnya pada neraka dunia. Tak ingin cinta? Dan langit akhirnya menurutinya.
.
.
.
.
.
Soeun menghela nafas. Dua pil sudah berhasil dia telan. Berdiam diri di depan lokernya sebelum ia memasukkan botol air mineralnya ke dalam.
Ia tak menyangka akan berakhir menyedihkan semalam. Padahal sudah menjunjung tinggi harga dirinya, tak ingin membiarkan Taehyung menyentuhnya barang sejengkal. Kenyataan memang pahit. Justru semalam dirinya sendiri yang melepaskan keperawanannya pada sang suami. Menyesal? Sangat.
Tapi bukankah memang ini yang akan Soeun lakukan? Menghancurkan diri sendiri untuk menghancurkan Taehyung. Menyedihkan sekali hidupnya sekarang. Tidak ingin menjadi orang jahat, tapi dirinya sendiri justru memilih jalan yang membuatnya menjadi jahat.
"Maafkan aku, Bu" lirih Soeun yang tersenyum getir.
Putus asa dengan hidupnya adalah kata yang tepat untuk mengekspresikan apa yang dia rasakan sekarang. Sudah diputuskan sejak semalam jika ia akan menerima seluruh kepedihan yang akan dihadiahkan untuknya.
Menjadi orang jahat adalah salah satu kutukan baginya. Jadi bagaimana jika menceburkan dirinya yang sudah terlanjur basah? Biarlah menjadi hancur lebur sebelum hidupnya berakhir.
Ini keinginan langit bukan? Soeun sudah lelah bersabar. Harus berapa lama lagi dia mengusaikan segala penderitaan? Sayang sekali, kini dirinya sadar bahwa ia hanya ditakdirkan menjadi figuran antagonis untuk dirinya sendiri. Maka Soeun akan menuruti apa yang menjadi kehendak langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Women Addict [M] [End]
Romansa[Complete] Apa jadinya jika seorang gadis yang masih "murni" harus terjebak dalam SMA Helios yang penuh dengan orang-orang dengan pergaulan bebas? Bagi Soeun yang mendapatkan beasiswa, dia harus berjuang mempertahankan harga dirinya hingga lulus dar...