Connected

612 60 3
                                    


Sudah 6 tahun berlalu, setelah kejadian mengerikan dialami oleh Jungkook. Keputusasaannya berhasil ia redam berkat bantuan dari Seokjin. Hari ini, ia jauh lebih baik meskipun ia belum berani untuk keluar dari kamar rawatnya.

Setiap hari Seokjin akan rutin untuk mengunjungi Jungkook, untuk memantau kondisinya juga untuk sekedar mengobrol dengan laki-laki yang sudah dianggap sebagai adik kandungnya sendiri. Pria yang sudah jauh lebih dewasa dari Jungkook masuk ke kamar rawat itu sembari membawa sesuatu.

"Ini barang yang kau butuhkan, Jungkook" ujarnya kemudian menyodorkan benda itu. Sebuah laptop.

"Boleh aku tahu, apa yang ingin kau lakukan?" tanya Seokjin.

"Untuk menyusun semua rencanaku. Aku tak akan membiarkan orang yang membuat ibuku menderita, bisa berkeliaran bebas terlalu lama. Memuakkan! Aku akan mengambil semua yang seharusnya menjadi hak ibuku" jelas Jungkook.

Seokjin menghela nafas. Dia mengerti bagaimana terlukanya Jungkook. Pria yang menjadi ayah kandungnya telah menikah dengan wanita selingkuhannya dulu. Mereka hidup senang dengan segala harta warisan kerluarga Jeon, yang sebenarnya milik ibu Jungkook.

"Jangan lupa obatmu, Jung" tegur Seokjin sembari meletakkan obat untuk Jungkook

"Terima kasih, Hyung" ucap Jungkook. Seokjin mengangguk.

"Jika ada yang kau butuhkan lagi, kau bisa mengatakannya padaku" tawar Seokjin.

"Sementara ini sudah cukup" sahut Jungkook.

"Ah ya, malam nanti, aku tak akan menemanimu lagi. Aku harus pergi ke suatu tempat"

Jungkook hanya mengangguk dan Seokjin pergi. Kini saatnya Jungkook memulai aksinya. Meskipun terkenal dengan kebrengsekannya sebagai womenizer, tapi kemampuannya dalam IT tak bisa diragukan. Kecintaannya pada game yang membuatnya begini. Sewaktu SMP, ia pernah membuat satu game yang cukup laku dipasaran. Dia tak meneruskan bakatnya itu karena tuntutan dari keluarganya untuk menjadi ahli waris. Dia harus belajar bisnis sedini mungkin. Namun, bukan berarti ia meninggalkan keahliannya begitu saja.

Kini ia tengah mencoba untuk meretas data yang dimiliki oleh perusahaan keluarganya. Tentu saja ia lebih mudah untuk meretas data milik keluarganya sendiri bukan? Hal pertama yang ia pantau adalah kondisi keuangan perusahannya. Maka matanya membelalak lebar ketika pengeluaran perusahaan membengkak. Tentu ia tahu jawabannya. Siapa lagi jika bukan karena laki-laki bajingan beserta jalangnya yang menggunakan?

Amarah Jungkook kian memuncak saat pengeluaran terbesar adalah untuk pernikahan mereka. Jungkook tidak terima saat mereka menggunakan uang ibunya untuk kebahagiaan mereka sendiri. Sungguh Jungkook akan merebutnya kembali.

Jungkook menghela nafas. Ia harus meredam emosinya. Kemudian jemarinya sibuk mengutak atik sesuatu. Hingga ia terhubung dengan cctv di rumahnya. Tentu saja semua data cctv yang pernah terekam, juga mudah ia akses. Hanya saja akan membutuhkan waktu yang lama untuk melihatnya satupersatu bukan? Tapi itu tak masalah. Dia hanya butuh untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.

Saat mencoba untuk membuka data yang terekam enam tahun lalu secara acak, jemari Jungkook berhenti. Ia melihat sosok wanita yang sangat ia kenal. Sosok wanita yang dulu sangat mencintainya.

Click

Jungkook menekan enter dan terputarlah rekaman itu. Meskipun cctv rumahnya tidak merekam suara dengan baik, bahkan tidak menyajikan kualitas gambar yang sebagus kamera HD, ia begitu ingat adegan itu beserta percakapan yang mereka lakukan. Netranya memanas tapi dia juga ikut tertawa ketika melihat adegan mesra dimana Jungkook berhasil menggoda Bona.

Women Addict [M] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang