Sembilan

141 10 2
                                    

Disisi lain

Rio sedari tadi mengikuti langkah kaki aurel. Dan disinilah mereka sekarang, di rooftop tempat favorite aurel. Tempat aurel menenangkan emosinya.

Aurel pun duduk di sofa yang ada disana. Dia sama sekali tidak menyadari jika sedari tadi rio mengikutinya.

Aurel menutup matanya untuk meredam emosinya. Rio yang melihat itu langsung menghampiri aurel dan duduk disampingnya.

"Ngapain lo disini"tanya aurel setelah sadar bahwa rio ada disebelahnya.

"Gue mau nemenin lo aja, gue ga mau lo kenapa napa"balasnya.

"Gue baik baik aja kok dan ga akan kenapa napa, so lo boleh pergi"

"Tapi gue ga mau"

"Gue mau disini sama lo rel"lanjutnya.

Aurel pun menghembuskan nafasnya perlahan. Dia berbalik mengahadap rio.

"Kenapa"tanya rio heran.

"Gapapa"

Lalu tak ada yang bicara. Mereka sama sama diam dam fokus pada pikiran mereka.

"Rio"cicitnya pelan.

"Iya kenapa"merasa terpanggil rio pun menghadap aurel dan bertanya.

"Emm anu"

"Hei tatap mata gue aurel"ucap rio lembut.

"A aurel jahat hiks a aurel jahat"tangis yang aurel tahan sedari tadi pecah.

"Eh eh kenapa nangis"panik rio yang melihat aurel tiba tiba menangis.

Dia pun membawa aurel ke pelukannya agar lebih tenang. Dan benar setelah dipeluk rio tangis aurel pun berhenti meski masih sesegukan.

"Kok nangis sih cantik, kenapa"tanya rio lembut sambil mengusap pucuk kepala aurel.

"Aurel jahat ga sih ta tadi mukulin kak cila"cicit aurel pelan.

Rio yang mendengar pertanyaan aurel pun tertegun. Jadi aurel nangis karena ini ck. Dia terlalu baik pikirnya.

"Engga sayang, kamu ga jahat justru itu pantes dia dapetin setelah ganggu kamu"jawab rio menenangkan.

"Ta tapi aurel keterlaluan ga"tanya aurel lagi.

"Engga sayang emang kamu mau dia jahat lagi sama temen temen kamu hmm"tanya rio sambil menghapus air mata dipipi aurel dengan ibu jarinya.

Aurel menggelengkan kepala saat rio bertanya seperti itu.

"Jadi aurel ga jahat"tanyanya lagi.

"Engga sayang, kamu itu baik. Baik banget malah"ucap rio sambil tersenyum.

"Makasih rio sayang"ucap aurel sambil tersenyum lalu menubrukkan badannya kedalam pelukan rio.

Rio yang mendengar aurel berbicara seperti itu mematung. Sampai akhirnya dia tersenyum lebar dan membalas pelukan aurel dengan sangat erat.

Lalu aurel melepaskan pelukannya yang disambut wajah kecewa rio yang justru membuatnya terkekeh.

"Ih rio lucu banget deh"ucapnya dengan mata berbinar.

"Kamu lebih lucu sayang"jawabnya dengan menguyel uyel pipi aurel.

"Ih rio ngapain sih"ucap aurel kesal.

"Aurel tampol nih"lanjutnya dengan menunjukkan kepalan tangan.

Rio yang melihay itu bukannya takut, dia justru terkekeh gemas. Bukannya apa, melihat aurel dengan wajah kesalnya adalah satu pemandangan menarik menurutnya.

Melihat rio terkekeh membuat aurel semakin cemberut. Dia pun melipat tangannya didepan dada merajuk.

"Aurel ngambek pokoknya"ucap aurel.

"Ga mau tau aurel ngambek"ujarnya kesal dengan mata melotot sempurna.

"Eh jangan ngambek dong sayang"bujuk rio takut aurel benar benar marah.

Aurel yang melihat itu justru memalingkan wajahnya tak mau menatap rio.

"Sayang please jangan marah"

"Maaf ya"bujuknya dengan suara memelas.

Aurel sedari tadi melirik rio dari ujung matanya. Sebenarnya dia tidak benar benar marah. Dia hanya ingin balas dendam dengan rio dan sedikit bermain main pikirnya. Salah siapa ngledekin aurel.

Karena tidak tahan dengan muka memelas rio, aurel pun tertawa keras sambil memegangi perutnya. Sedangkan rio yang melihat itu memasang tampang cengonya.

Jadi gue dikerjain

"Kamu ngerjain aku hmm"ucapnya dengan senyum smirk.

"Eh engga kok hehe"jawab aurel kikuk dan sedikit takut.

"Kan tadi cuma bercanda"lanjutnya.

"Hm iya deh"saut rio pura pura kesal.

"Eh rio jangan ngambek dong"

"Rio"

"Aurel minta maaf"ucapnya dengan muka memohon yang terlihat cute dimata rio.

Ga kuat guee

Rio yang tidak tahan dengan tingkah aurel pun tertawa yang membuat aurel terkejut.

Dia bales dendam

"Rio bales dendam ceritanya"dengus aurel kesal.

"Ya kan aku iku ikut kamu sayang"celetuk rio cengengesan.

"Ih apaan ikut ikut"

"Rio ga kreatif"ucapnya cuek.

Ck untung sayang

Dan suasana hening kembali.

"Rio"panggilnya setelah lama terdiam.

"Kenapa sayang"jawabnya lembut.

"Aurel mau bobo"

"Yaudah bobo sini ya rio peluk" ucapnya tersenyum yang dibalas anggukan aurel.

Dan ya kalian pasti tau kelanjutannya. Aurel tertidur di pelukan rio.

Maaf ya guys pendek:)
Jadi gimana?
Baper apa engga nih?

Jangan lupa coment yaa:)

Opportunité || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang