Tujuh belas

112 7 0
                                    

Sekarang rio berada di rumah aurel. Tepatnya berada di ruang tamu. Dia sedang menunggu aurel bersiap siap.

Sebenarnya tadi aurel sudah selesai dengan ritual dandannya. Tetapi karena tadi sempat menangis, dia pun mengulang dandanannya bahkan mengganti bajunya juga. Dengan alasan aurel kan abis nangis, jadinya jelek.

Rio hanya menggelengkan kepala mendengar alasan aurel itu. Tak urung senyuman tipis terpatri di wajahnya.

Sedari tadi dia memandangi foto yang tertempel di dinding ruang tamu itu. Disana banyak terdapat foto aurel. Mulai dari foto masa kecil aurel hingga kini.

Tapi ada satu hal yang membuat rio berfikir dengan keras. Dalam hati dia bertanya siapa cowo yang di samping aurel itu ya.

Hingga suara langkah kaki yang terdengar dari atas tangga mengalihkan perhatiannya.

Rio dibuat tertegun dengan penampilan aurel kali ini. Aurel terlihat berkali kali lebih imut dengan pakaiannya itu.

"Rio kenapa liatin aurel terus sih"toa aurel yang membuat rio tersadar dari lamunannya.

"Ih rio kenapa, rio sakit"tanyanya tak lupa menempelkan tangan di dahi rio.
Yang membuat rio semakin salah tingkah.

"Rio gapapa kok aurel"balasnya setelah menetralkan detak jantungnya.

"Terus rio kenapa ngelamun"tentu saja aurel dibuat bingung dengan rio.

"Em gapapa, aurel cantik"jawabnya dengan senyum yang terpatri dibibirnya.

Kini giliran aurel yang dibuat salah tingkah karena kata kata rio. Seketika semburat merah muncul di wajahnya. Dan rio hanya tersenyum melihat itu.

"Yaudah aurel udah siap kan"tanyanya yang hanya dibalas anggukan aurel.

"Okee kita berangkat"ucapnya semangat tak lupa dengan tangan yang menggenggam lembut tangan aurel.

Aurel hanya tersenyum melihat itu. Dia tidak menolak karena di dalam hati dia merasa nyaman saat bersama dengan rio.

"Silahkan masuk tuan puteri"ucapnya sambil membukakan pintu mobilnya untuk aurel.

"Terimakasih pangeran"jawabnya cekikikan. Dan ya rio langsung salah tingkah dibuatnya.

*****

Tak ada yang memulai pembicaraan saat ini. Hanya suara radio di mobil yang mengalunkan musik musik merdunya.

Hingga pertanyaan aurel yang membuat rio mengalihkan pandangannya.

"Rio ini kita mau kemana sih"tanya aurel kepo. Karena sejujurnya dia tidak tau rio akan mengajaknya kemana.

"Kita ke rumah aku aurel"sautnya santai. Ah ralat, kelewat santai.

"Hah apa"toa aurel dengan mata melotot sempurna.

Rio yang melihat itu pun seketika tertawa. Sungguh aurel sangat menggemaskan dengan ekspresinya saat ini.

Oh god gue lemah kalo kaya gini

"Rio kok ga bilang sih kalo mau ke rumah rio"sungut aurel kesal.

"Loh kenapa"

"Aurel ga mau main ke rumah rio emang"tanya rio heran dengan ucapan aurel tadi.

"Ih bukan gitu"sautnya dengan muka cemberut. Yang justru terlihat semakin imut dimata rio.

Oh god gue ga kuatt

"Maksud aurel tuh, kenapa dari tadi ga bilang kalo mau ke rumah rio"jelasnya.

"Emang kenapa sih"

Opportunité || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang