Empat puluh satu

80 3 0
                                    

Hari hari berlalu, mereka menjalani hari dengan baik seperti biasa. Dan tak lupa pula dari setiap langkah mereka di sekolah, tak luput dari pekikan histeris dari murid yang menjadi fans mereka.

Berasa artis kalo gini mah

Hubungan yang selalu terlihat romantis juga persahabatan yang kuat merekat membuat mereka dijadikan idola oleh semua orang.

"Gilak si makin banyak aja yang ngefans ama kita"celetuk abel.

"Iye lah secara kan kita cantik"ara menyahuti dengan alaynya.

"Kok gue geli"aurel terkekeh ringan menanggapi sautan satria itu. Entah lah dia terlalu jujur.

"Temen kamu tuh"ara cemberut mengadukan tingkah usil satria. Dia merasa, satria menjadi jahil semenjak berpacaran dengan temannya itu.

"Jangan diterusin bro"aksa angkat bicara. Ara sudah memasuki mode ngambek sekarang.

Satria hanya menggedikan bahu acuh melihat itu.

Pengen gue gibeng tu anak

"Gue liat liat lo jadi berubah sat"ucap aurel dan dibalas kernyitan bingung di dahi satria.

"Semenjak sama cleo lo jadi cerewet. Lo kasi apaan ke satria"tuturnya sambil menatap cleo heran.

"Ga gue kasi apa apa ya"

"Kok bisa berubah gitu?"tanya abel.

"Dikira gue power rangers kali berubah"

"Bukan berubah kek gitu bro"rio kesal sekarang. Kemana perginya satria yang kalem dulu.

"Terus"satria menyahuti dengan sangat santai. Ini sumpah ya, temennya yang ngajuin pertanyaan tadi pengen banget nempeleng mukanya satria. Beda lagi dengan cleo yang tampak menahan tawa.

Cowo gue gokil juga

"Gue gibeng lo lama lama"ucap putra bersungut sungut. Dia sangat kesal dengan temannya ini.

Satria hanya menggedikan bahu acuh menanggapi. Itu sukses membuat mereka semakin kesal.

Cinta merubah segalanya

"Bodo amatlah"ara mengibaskan tangannya tak peduli dengan apa yang mereka bicarakan. Yang jelas dia akan menghabiskan makanannya sekarang. Dia sudah sangat lapar.

"Pelan pelan aja yang"ucap aksa yang tak ditanggapi oleh si empunya.

"Awas keselek ya"

"Diem deh"sungut ara karena acara makannya terganggu karena ocehan aksa. Dan berakhir aksa mendengus kesal.

Gadisnya ini lebih mementingkan makanan daripada dirinya?

Sungguh ajaib bukan.

"Kak riooo"

Teriakan seorang gadis dari pintu kantin membuat mereka mengalihkan pandangannya. Jangan lupakan seluruh penghuni kantin yang juga nampak penasaran, siapa gadis itu?

Rio yang mengetahui siapa yang berteriak lantas membulatkan matanya.

Dia berlari menghampiri gadis itu dan menariknya ke dalam pelukan. Kejadian itu tak luput dari pandangan semua orang yang ada di kantin.

Ara dkk dan aksa dkk yang penasaran memusatkan perhatiannya pada rio yang kini merangkul gadis yang ternyata anak kelas sepuluh itu menuju ke bangku mereka.

Mereka terus melayangkan tatapan bertanya pada rio. Tak lupa menatap aurel takut takut.

Beda lagi dengan aurel yang menatap adegan tadi dengan tatapan datarnya. Bahkan di bawah meja tangganya mengepal menahan amarah.

Opportunité || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang