Empat puluh empat

78 3 0
                                    

Rio membawa flona ke UKS. Memang flona tidak terluka sedikit pun. Tapi rio mengajaknya kesini agar flona bisa menenangkan diri.

Di ruangan itu hanya ada mereka berdua. Karena memang rio yang sempat mengamuk tadi.

Dia bahkan mengusir semua orang yang ada di dalam UKS agar meninggalkan dia dan flona di dalamnya.

Tentu saja mereka menuruti rio. Karena rio yang dalam kondisi marah sangatlah mengerikan.

"Kamu tenangin diri kamu ya. Disini ada kakak, ga akan ada yang berani bentak kamu kaya tadi"tuturnya lembut dengan tangan yang mengusap rambut flona pelan.

"I–iya"jawabnya pelan karena masih memikirkan kejadian tadi.

Rio yang menyadari itu mengepalkan tangan. Dia merasa sangat marah atas apa yang terjadi pada flona.

Cklekk

Suara pintu yang di buka itu membuat  mereka berdua mengalihkan pandangannya.

Disana ada aurel dkk juga aksa dkk.

Flona yang melihat mereka langsung saja menundukkan kepala. Rio yang menyadari itu kembali mengepalkan tangan emosi.

"Kebetulan banget ada kalian disini"

"Sekarang gue tanya, apa maksud kalian marah marah sama flona tadi"tanyanya dengan suara yang agak meninggi yang tentunya cukup membuat aurel merasa kecewa.

"KALO DITANYA TUH JAWAB" sentaknya kasar.

"Kita kaya gitu karena dia dengan seenak jidat duduk di meja kita"abel menyahuti dengan santai.

"Ya dia kan ga tau kalo meja itu cuma boleh di duduki kalian"ucap rio membela flona yang masih saja menunduk.

"Ga tau apa, temennnya aja udah ngingetin tadi. Emang dasar dianya aja yang ngeyel"hei bagaimana pun abel tidak mau di salahkan disini.

"Kalian kan bisa ngomong baik baik"

Lagi. Rio membela flona di depan semua orang.

"Orang kaya dia kalo diomongin baik baik ga bakal ngerti"sindiran pedas ara membuat flona semakin menundukkan wajahnya.

"LO GA NYADAR APA YANG LO OMONGIN TADI JUGA NYINDIR DIRI LO SENDIRI"ucap rio dengan nada membentak.

Itu cukup membuat mereka yang ada disana terkejut. Terutama aurel yang memang tak pernah dibentak sekalipun semasa hidupnya.

"LO BENTAK GUE CUMA KARENA ADEK KELAS YANG CENTIL INI"saut ara dengan bentakan pula.

Dan kata kata itu semakin memancing amarah rio.

Dan entah setan darimana. Tangannya terangkat hendak menampar ara.

Tapi sebelum itu, ada seseorang yang mencekal tangannya.

"Jangan.pernah.lukai.temen.gue"ucap aurel dengan penekanan di setiap katanya.

Lalu dengan kasar aurel menghempaskan tangan rio itu ke bawah.

Rio tersenyum miring saat mendengar kosakata yang aurel ucapkan tadi.

"Bahkan lo malah belain temen lo ini yang jelas jelas salah aurel"ucapnya pelan.

"Oh iya gue lupa. Lo kan sama ya kaya mereka–"ucapnya diberi jeda tak lupa senyuman miring terpatri di wajahnya.

"Sama sama ga punya hati"lanjutnya membuat semua orang yang ada disana melebarkan mata.

Terlebih aurel. Dia merasa ada ribuan jarum yang menancap tepat di jantungnya.

Rasanya sangat sakit.

Opportunité || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang