Dua puluh tujuh

93 5 0
                                    

Eunghh

Lenguh gadis cantik itu terbangun dari tidurnya. Mengerjapkan mata menyesuaikan cahaya yang ada di sekitarnya.

Hingga dia menyadari ada tangan kekar yang memeluk erat pinggangnya. Mengetahui siapa pemilik tangan itu membuatnya tersenyum.

Ditatapnya wajah polos pria yang sedang tidur itu. Hanya ada dua kata yang ada di pikirannya.
Sangat tampan.

Itulah yang ada di pikiran aurel. Perasaan bahagia membuncah di hatinya saat tau rio masih ada di sampingnya. Masih tertidur, yang justru membuatnya berkali kali lebih tampan di mata aurel.

Aurel kuat kok yaa

Tangannya terulur untuk merapikan rambut rio. Lalu entah angin darimana di elusnya pipi rio secara perlahan. Mengamati setiap lekuk wajah rio tanpa tertinggal satu apapun, itu yang kini dilakukan aurel.

Rio yang merasa ada yang mengelus pipinya pun membuka mata perlahan. Dan ya matanya bertubrukan dengan sepasang netra indah yang membuatnya bagai tenggelam di dalam sana.

Cukup lama mereka bertatapan, hingga rio yang tersadar terlebih dahulu mengucapkan kata yang menurut aurel merusak suasana. Ah ralat mungkin maksudnya menyadarkan aurel dari lamunannya.

"Morning sayang"ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur. Aurel yang mendengar itu terpaku. Entahlah disaat seperti ini, masih saja dia blushing.

"Udah bangun dari tadi hmm" tanyanya lembut dengan tangan yang masih merengkuh pinggang aurel tentunya dengan hati hati.

"Iya"jawabnya seadanya.

"Kenapa ga bangunin aku"tanyanya lagi, dengan mata yang memandang tepat pada manik mata aurel. Seakan menantang aurel untuk menatapnya lebih lama.

Tentu saja aurel terbuai dengan tatapan itu. Aurel benar benar mengagumi tatapan mata rio yang terkesan tajam tetapi terlihat ada kelembutan disana.

Dan itulah yang membuat aurel ingin berlama lama menatapnya. Dia merasa ada magnet tersendiri saat dirinya menatap mata rio seperti ini.

Oh god gue ga kuat.

Bukannya menjawab pertanyaan rio. Aurel malah melamun sambil terus menatap netra indah milik rio. Hingga terdengar suara,

"Kalian ngapain"celetuk seseorang diujung sana yang tentunya merusak suasana.

Aurel dan rio yang mendengar itu pun gelagapan dan menjauhkan wajahnya. Melihat ke asal suara, bahkan rio turun dari tempat tidur aurel.

"Ga ngapa ngapain"saut rio cepat. Tak ingin adanya salah paham diantara mereka.

"Masa sii ga ngapa ngapain"goda yang satunya.

"Hooh ga percaya gue"ucapnya ikut ikutan.

"Kita juga ga percaya kali"mereka berbicara secara bersamaan membuat aurel dan rio yang merasa terciduk pun mendengus.

"Yeuu serah lah kalo ga percaya" sungut aurel kesal.

"Eh ngambek lo"celetuk ara. Ya tersangka yang membuat aurel dan rio merasa terciduk adalah teman temannya. Siapa lagi kalau bukan ara dkk dan aksa dkk.

Mereka justru bertos ria karena berhasil mengganggu adegan romantis ala aurel dan rio. Tanpa peduli tatapan kesal yang dilontarkan keduanya.

"Apa lo liat liat"oke aurel kesal sekarang. Karena sedari tadi, ara dan abel menatapnya dengan raut jenaka.
Ditambah lagi cleo yang tak henti hentinya menggoda.

"Cih galak amat"sindir abel dengan kekehan di belakangnya.

"Hooh takut gue"ara dan cleo tak ingin ketinggalan.

Opportunité || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang