Empat puluh dua

67 1 0
                                    

Aurel berada di taman belakang sekarang. Jika biasanya dia berada di rooftop. Dia memilih untuk kesini sekarang.

Dari rumah memang dia berangkat pagi. Dengan tujuan, menghindar dari rio. Karena biasanya rio selalu menjemputnya.

Tapi kenyataan yang diterima olehnya sangat tidak mengenakan mata.

Dia melihat rio berangkat bersama dengan adik kelas baru itu. Mereka terlihat sangat bahagia. Bersenda gurau, hingga mungkin—rio lupa akan gadisnya.

Ya, dia melihat semuanya. Kejadiannya sangat jelas di depan mata. Hingga pada akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke sini. Menenangkan fikiran atau mungkin, berniat membolos pelajaran pertama.

Dia hanya tak ingin teman temannya khawatir. Dia tidak mau temannya cemas karena keadaannya yang tengah kacau.

Apalagi sifat mereka yang sangat berlebihan jika menyangkut dirinya. Makanya dia tidak ingin mereka tau.
Untuk sekarang dia ingin sendiri. Hanya sendiri.

"Lo jahat rio, jahat"

"Gue benci sama lo"

"Lo bahkan ga ngertiin perasaan gue"

Lanjutnya dengan suara lirih. Tanda bahwa dia merasa sangat hancur saat ini.

"Gue benci jadi cengeng"

"Dan ini semua karena lo brengsek"

Jika kalian mengira aurel akan terus terusan menangis seperti gadis lain saat merasa sakit hati, kalian salah.

Karena ini aurel.

Aurelia Agita Dharma

Aurel berbeda dengan gadis lainnya. Karena ini aurel, bukan mereka.

Jika yang lain akan marah marah atau bahkan menangis karena merasa tersakiti.

Aurel tentu saja berbeda. Dia akan memilih diam dan tetap tenang menanggapi itu.

Baginya, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Jika rio ditakdirkan untuknya, dia akan tetap bersamanya. Dan jika sebaliknya mungkin dia akan coba ikhlas.

Walau berat, aurel lebih memilih seperti ini. Terlihat lebih dewasa tidak apa bukan?

Jika yang lain bahkan meminta putus. Maka aurel akan mempertahankan hubungannya dengan caranya pula.

Baginya, terus sabar dan ikuti alur mainnya. Dia akan bertahan walau mungkin dengan sikap yang sedikit berbeda.

Tapi jangan lupa. Bahwa setiap sabar pasti ada batasnya.

Dan aurel akan tetap bertahan sampai batas itu tiba.

Sedikit perubahan mungkin tidak masalah

"Aduh aurel kemana ya"yapp mereka tengah mencari aurel sekarang. Itu karena mereka melihat mobil aurel telah ada pada tempatnya. Tapi sang pemilik justru tak tau kemana.

Mereka sudah mengelilingi sekolah tapi tidak juga menemukan keberadaan aurel. Bahkan rooftop yang menjadi tempat favorite aurel saja, mereka tak mendapati aurel disana.

Entahlah, aurel sangat pintar menyembunyikan diri.

"Kita ke kelas aja deh"usul cleo pada akhirnya. Tak dapat dipungkiri, mereka lelah mencari aurel yang sedari tadi tak kunjung ditemukan.

"Tapi aurel kan belum ketemu"abel menyahuti dengan nada sendu.

"Gue ga mau masuk kalo ga sama aurel"ara menunjukan keras kepalanya membuat mereka menghela nafas.

Opportunité || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang