Lima puluh empat

47 3 0
                                    

Heyoo aku balik lagi >.<
Mon maap ya buat kalian nunggu lama

Aku ga mau lama lama deh
Happy reading guys💙

🐻🐻🐻

Cukup lama mereka berpelukan. Hingga suara seseorang mengagetkan mereka.

"Aurel?!"ucap orang itu tak percaya.

Tubuh aurel membeku. Tentu dia tau suara siapa itu, dia sangat mengenalnya.

Aurel langsung saja melepas pelukannya dan berbalik menatap seseorang dibelakangnya yang kini menatapnya terkejut, tak percaya, dan kecewa?

"Ri–rio"ucap aurel terbata.

*****

"Rio aurel bisa jelasin"ucap aurel pelan saat melihat tatapan mata sendu rio.

Rio hanya diam tak menanggapi.

Hatinya terlalu sakit karena melihat kejadian di depan matanya tadi.

"Rio dengerin aurel ya"ucap aurel dengan menggenggam telapak tangan rio.

Rio malah dengan perlahan melepaskan pegangan tangan aurel itu,"Nanti aja ya, sekarang aku mau sendiri dulu"timpal rio sebagai tanda tidak bisa mendengarkan penjelasan aurel sekarang.

"Rio jangan kaya gini"tutur aurel dengan mata berkaca kaca.

"Sstt kesayangannya rio ga boleh nangis"rio menghapus air mata aurel dengan ibu jarinya.

"Tapi rio dengerin aurel dulu"saut aurel berusaha menahan tangisnya.

Rio menggelengkan kepalanya pelan,"Jangan sekarang ya"ucapnya dengan senyum sendu.

"Tapi rio–"belum selesai aurel mengucapkan kalimatnya sudah dipotong oleh rio.

"Aku pergi dulu ya. Ini susu coklat sama camilan kesukaan kamu. Dimakan, aku ga mau kamu sakit"ucap rio lembut lalu membalikkan badan berniat menuruni rooftop.

"Rio please"mohon aurel sambil memeluk rio dari belakang.

Tapi, respon yang diberikan rio justru membuat aurel semakin merasa sesak di dalam hatinya.

Rio melepaskan pelukan aurel dengan perlahan lalu meninggalkan aurel yang kini menangis sesegukan.

Aurel masih saja menangis sesegukan membuat arga yang menjadi penyebab sekaligus saksi mata kejadian tadi merasa bersalah sekaligus heran.

Siapa cowok yang sama princess tadi ya?

"Princess ga papa?"tanyanya lembut yang malah mendapat pelukan mendadak dari aurel.

Arga yang mendapati gerakan spontan itu tentu terkejut, tapi tak urung membalas pelukan aurel dengan tak kalah eratnya.

Setelah merasa aurel lebih tenang dan kini sudah tidak menangis arga langsung saja menanyakan hal yang mengganjal dihatinya sejak tadi.

"Cowok itu tadi siapa princess?"tanyanya kepo.

"Arga kok kepo si?"bukannya menjawab aurel malah balik bertanya.

"Dih dikit ga papa lah. Emang dia siapa princess? Kok kayaknya cemburu liat kita pelukan"

"Ma–mantan"cicit aurel ragu.

"Hah??"arga memasang ekspresi cengonya.

"Ishh arga biasa aja dong"dengus aurel yang merasa terganggu karena suara toa pria itu.

Opportunité || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang