Tiga puluh dua

89 2 0
                                    

Sepulang sekolah mereka memutuskan untuk mampir ke rumah aurel. Sekedar mengobrol atau numpang makan lebih tepatnya.

"Hai bang"sapa abel saat melihat bara turun dari tangga.

"Eh hai adek gue"sapanya hangat.

"Wih tumben kalian main kesini, ada angin apa ni"tanyanya heran.

"Pengen aja bang, sekalian numpang makan"saut putra membuat bara mendengus.

"Hooh laper gue bang"celetuk ara.

"Yee ga gue ijinin ya"ucap bara membuat mereka melotot tak percaya.

"Pelit lo bang"rio menyahuti tanpa melihat siapa yang diajak bicara.

"Yee sama kakak ipar ga ada sopan sopannya"sindirnya.

"Masih calon kali"saut aksa dan diakhiri dengan kekehan.

"Hooh ga usah sopan dulu"oke cleo membuat bara semakin terpojokan sekarang.

"Wah ga asik lo semua"bara merajuk membuat mereka yang disana spontan tertawa.

"Sumpah lo jelek banget bang"ara tertawa kencang sampai memegangi perutnya.

"Cewe gue pinter banget heran"saut aksa membuat ara menatapnya galak.

Maksudnya gue kalo dihari biasa, ga pinter gitu?

"Hooh ga cocok lo melas kek gitu" satria menambahi.

"Eh tunggu, siapa cewe lo"tanya bara yang secara tidak langsung mengalihkan pembicaraan.

Emang enak gue kibulin

"Ya ara lah"jawabnya santai.

"Hah"saut bara ngegas.

"Santuy kek bang"dengus abel kesal.

"Seriusan lo"oke dia masih saja tidak bisa santai sampai sekarang.

"Iya kenapa emang"sewot ara. Dia ga percaya banget si, emang kenapa kalau ara jadian sama aksa.

Keknya ga terima banget gue punya pacar, naksir kali ya?

"Kenapa si bang teriak teriak, kedengeran sampe kamar gue noh" tanya aurel yang baru saja bergabung.

"Engga gue ga percaya aja si ara jadian sama aksa"

"Emang bener dek"lanjutnya seolah meminta penjelasan.

"Iya lah ya kali gue boong"aksa tak terima sekarang.

Kenapa si ga percaya banget?

"Iya bener lah"saut aurel santai sambil menyenderkan kepalanya di bahu rio.

"Wah ga nyangka gue"

"Ga nyangka gimana si"oke putra mulai bingung dengan abang dari aurel ini.

"Kan lo deketnya sama gue ra kok malah jadian sama aksa si, sakit hati gue"ucapnya dengan muka yang dibuat semelas mungkin membuat aksa menolehkan pandangannya pada ara seolah meminta penjelasan.

"Eh apaan dah lo, deket aja kaga" sewot ara. Ini kenapa dia malah manas manasin aksa si.

"Tega lo sama gue ra"aurel ingin sekali menabok muka sok melas abangnya itu jika saja tangannya tidak ditahan rio.

"Wah parah lo ra"nampaknya putra mulai mengerti jalan pikiran bara sekarang.

"Masa lo ninggalin gue si"ini sumpah ya acting bara itu luar biasa bagus.

Ini actingnya bagus banget si, ampe pengen gue tabok sumpah

Aurel mendengus dalam hati. Kenapa dia bisa memiliki abang seperti ini.

Opportunité || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang