Enam puluh

56 3 1
                                    

Eyoo aku balik lagii>.<
Padahal belum lama up nya tapi entah kenapa pengen cepet cepet nyelesain cerita ini gitu

Ini aja sampe ngebut ngetiknya

Kalo sampe gak kerasa feelnya atau gimana,
Sorry banget, maklumin ya soalnya aku gak berpengalaman nulis adegan dalam part ini:)

Btw masih ada satu sampe tiga part sebelum ending
Tergantung mood aku pokoknya:"
Jadi tungguin aja ya

Oke langsung aja,
Happy reading guys💛

❄️❄️❄️


"Aurel lo mau pergi kemana?!"tanya cleo sambil mencekal tangan aurel.

Bagaimana pun caranya, dia tidak akan membiarkan aurel pergi. Apalagi dalam keadaan seperti ini.

Keadaan dimana fisik sekaligus hatinya mendapat tekanan secara bersamaan.

Menjadi korban atas keberanian aurel melindungi orang yang dia sayang. Lagi dan lagi, aurel yang berkorban.

Cleo jadi tak habis fikir dengan sahabatnya yang satu ini.

"Biarin gue pergi cle"ucap aurel dengan muka putus asa.

"Enggak! Lo gak boleh pergi!"tegas cleo tak ingin dibantah.

"Tapi gue harus!"

"Lo mau pergi kemana aurel?!"balas cleo geram.

Sahabatnya ini selalu memikirkan kebaikan semua orang, tanpa memikirkan akibat yang didapat oleh dirinya sendiri.

Melihat keterdiaman aurel, cleo angkat bicara,"Sekali lagi gue tanya, lo mau pergi kemana?!"

"Memberikan balasan bagi mereka yang memang seharusnya mati!"

Mendengar nada dingin yang sangat kental dalam nada bicara aurel. Cleo menampakkan sikap siaganya.

"Gak! Lo gak boleh kemana mana!"tekannya.

Entah kenapa, perasaannya tidak enak. Dan lagi, tau bukan kalau firasat yang cleo rasa itu tidak pernah salah.

Cleo selalu percaya akan firasatnya.

"Cle, please ngertiin gue. Biarin gue beresin semua ini. Masalah ini harus segera berakhir. Entah gue atau mereka yang jadi korban!"

Plakk

Spontan, cleo menampar aurel,"Lo jangan bicara aneh aneh! Lo gak boleh bilang kaya gitu lagi"

Rasa bersalah sekaligus rasa takut bersarang menjadi satu dihatinya. Dia yakin, akan ada sesuatu yang terjadi setelah ini.

"Ah sorry gue nampar lo. Gue cuma pengen—"

"Gak papa cle, sekali lagi, biarin gue mengakhiri masalah ini. Ini semua salah cle, dan gue yang buat semuanya makin rumit"

"Tapi lo gak boleh pergi rel"balas cleo kekeuh pada pendiriannya.

"Sekali lagi gue bilang, gue harus. Please, jangan biarin perjuangan gue sampai sejauh ini sia sia"timpal aurel pilu.

"Enggak rel enggak! Semuanya gak ada yang sia sia. Semuanya berhasil rel, lo berhasil nyelamatin flona!"masih berusaha menyadarkan aurel.

Opportunité || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang