Empat belas

126 11 0
                                    

Aurel merasa ada yang menepuk bahunya pun spontan menoleh.

"Rio"ucapnya terkejut.

Sama seperti rio dkk. Mereka juga terkejut melihat gadis yang mengalahkan preman preman ini seorang diri adalah aurel.

"Aurel kamu ngapain disini"ucap rio panik. Terlebih lagi dia melihat ada beberapa lebam dipipi aurel.

Rio yang melihat itu benar benar emosi. Tapi mau bagaimana lagi preman preman itu sudah terkapar lemas. Bahkan ketua mereka yang perutnya diinjak aurel sudah tak sadarkan diri.

Dia tidak mungkin bukan menambah luka ditubuh preman itu.

Dia langsung saja membelai pipi aurel itu. Di telusurinya wajah aurel dengan jari jarinya.

Sesekali aurel meringis karena jari rio bersentuhan lebam yang ada di wajahnya.

Rio yang sadar akan hal itu menarik tangan aurel dengan lembut dan mengajak ke motornya.

Dia mengkode teman temannya agar mengurus korban yang menjadi samsak aurel tadi.

"Naik"ucapnya terkesan datar dan hanya dibalas tatapan bingung juga takut aurel.

Rio yang menyadari aurel tidak mengerti maksudnya menghela nafas.

"Naik sayang"tuturnya kelewat lembut.

Dia berusaha mengendalikan emosinya saat ini. Bagaimana pun dia sangat cemas melihat kondisi aurel yang mukanya penuh lebam. Tapi dia tidak boleh menunjukkan emosinya itu di depan aurel bukan.

Aurel yang tau suasana hati rio sedang tidak baik baik saja langsung menurut dan naik ke motor rio.

"Gue duluan"pamitnya ke aksa dkk.

"Oke bro"saut aksa dan putra.

"Ati ati bro"ucap satria mengingatkan. Dan dibalas dengan acungan jempol oleh rio.

Aurel pun tersenyum sekilas pada mereka. Seolah berpamitan.

Lalu mereka meninggalkan sekolah dengan kecepatan rata rata. Jangan lupakan tangan aurel yang memeluk rio erat sambil menyenderkan kepalanya di punggung rio.

Rio tersenyum lebar di balik helmnya. Sungguh aurel sangat tau cara menghilangkan emosi rio.

Dan kini, sampailah mereka di rumah aurel. Rumah itu dalam keadaan sepi yang tentunya membuat rio bertanya tanya, kemana orang tua aurel.

Aurel yang tau orang tuanya ke London langsung saja mengajak rio masuk ke dalam rumahnya.

Aurel meminta rio untuk menunggunya di sofa. Sedangkan dia pergi ke kamarnya untuk mengganti baju. Tak lupa dia juga membuatkan minuman untuk rio.

"Mommy kamu kemana"tanya rio memecah keheningan. Aurel yang mendengar pertanyaan rio berubah murung. Yang tentunya itu tak luput dari perhatian rio.

Rio yang menyadari ada sesuatu yang terjadi pada aurel langsung saja medekatkan dirinya untuk memeluk aurel. Tak lupa pula mengusap pucuk kepala aurel.

"Kenapa kok sedih gitu hm"tanyanya perhatian.

"Mommy sama daddy pergi ke London"ucap aurel dengan nada sedih.

Opportunité || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang