Tiga puluh tujuh

87 3 0
                                    

Hari terasa cepat berlalu. Ya mereka yang minggu kemarin tengah melaksanakan ujian kenaikan kelas kini merasakan nikmatnya libur panjang.

Setelah perjuangan mereka menghadapi penjajahan soal yang membuat kepala mereka serasa pecah. Disinilah aurel dkk dan rio dkk.

Tepatnya di rumah aurel. Ya mereka merencanakan untuk menginap sekarang. Berencana menghabiskan waktu untuk sekedar mengobrol dan bercanda riang.

"Rio aurel cape banget ni"aurel mengeluh karena seharian ini mereka banyak melakukan kegiatan.

"Ya ampun kasian kesayangannya aku ini"rio mengucapkan itu dengan tersenyum.

"Sini duduk sebelah aku"lanjutnya.

Aurel tentu menuruti itu. Dia menyandarkan kepalanya di bahu rio dan di sambut dengan baik oleh si empunya.

"Kamu cape banget sayang?"tanyanya lembut dan aurel mengangguk karena itu.

"Mau aku pijitin?"

"Emang bisa"

"Bisa dong yang, sini deh duduknya di depan aku"yap aurel langsung saja mengikuti kata kata rio. Posisinya sekarang mereka duduk berhadap hadapan di gazebo yang terdapat di taman belakang milik aurel.

Rio dengan tenang memijat tangan aurel. Tentunya dengan pelan tak ingin menyakiti kesayangannya.

"Gimana pijitan aku?"aurel hanya diam membuat rio mengalihkan pandangannya.

Rio melihat aurel tengah melamun saat ini. Yap menatapnya sampai melamun, dan hal itu membuat rio tersenyum.

"Udah kali liatin akunya"godanya diiringi dengan kerlingan mata.

"Ap-apaan sih, siapa juga yang liatin rio"elaknya membuat rio terkekeh.

"Masa sii, aku ga percaya"

"Ih rio mahh"rajuknya dengan bibir mengerucut.

Aduh tahan rio, jangan sampe lo khilaf

"Ya jangan cemberut gitu dong yang" rio mengucapkan itu dengan nada frustasi. Helaan nafas terdengar berkali kali yang membuat aurel mengernyit bingung.

Emang aurel salah ya?

"Emang salah ya rio"tanyanya polos.

"Dibilangin jangan masang muka kek gitu yang"balasnya dengan nada seperti menahan sesuatu.

Kan gue makin ga tahan

"Rio kenapa sih"tanya aurel yang masih penasaran. Lagi pula kenapa rio tiba tiba seperti itu?

Rio yang tau aurel masih tidak paham lantas menjawab.

"Jangan gemes gemes kek yang jadi orang"

"Ya bagus dong, tandanya aurel cantik"ucapnya dengan mata yang mengerjap lucu membuat rio lagi lagi menghela nafas.

"Ya tapi kan aku ga kuat yang"oke rio benar benar merasa frustasi sekarang. Kenapa si aurel ga peka?

"Loh rio ga kuat kenapa"tanyanya masih dengan raut wajah yang sama. Dan tolong ingatkan aurel kalau kelakuannya membuat rio harus menahan sesuatu yang bergejolak di dalam dadanya.

Aduh gue ga kuat

Menarik nafas dalam dan menghembuskannya berkali kali. Itu yang dilakukan rio. Dan semua itu tak luput dari pandangan aurel. Membuatnya semakin mengernyit bingung.

Dan tentunya itu membuat rio semakin salah tingkah. Rio salah fokus dan dia tidak kuat karena itu.

Mata aurel yang membulat lucu, terkadang mengernyit membuatnya semakin terlihat lucu di mata rio.

Opportunité || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang