Enam puluh satu

54 2 0
                                    

Eyoo guys apa kabar?:'
Aku balik lagiii wkwk

Langsung aja okee
Happy reading guys💚

🐻🐻🐻

Setelah kejadian itu. Sudah tiga hari aurel belum tersadar dari komanya. Aurel masih ditempatkan di ICU. Dan selama itu pula cleo, satria, juga arga tak pernah absen untuk menjenguk aurel.

Ya mereka yang pada awalnya berniat untuk izin sekolah demi menjaga aurel membatalkan niatnya karena larangan dari diandra.

Lagipula, mereka sudah kelas XII jadi mereka harus lebih giat dalam belajar untuk mengejar materi ujian.

Perihal jabatan yang diemban cleo dan satria sebagai anggota OSIS, mulai besok mereka akan terbebas dari hal itu. Ya besok adalah hari pelantikan anggota OSIS baru yang artinya, mulai besok kelas XII akan mendapat beberapa materi tambahan untuk menghadapi ujian yang tampak di depan mata.

"Aurel kapan bangunnya si tante?"tanya cleo dengan tatapan menuju ke pintu masuk ruangan aurel. Ya sepulang sekolah cleo, satria dan juga arga langsung menuju rumah sakit untuk menjenguk aurel.

Diandra yang mendapat pertanyaan seperti itu tersenyum pilu. Jujur dia juga tidak tau kapan putrinya akan bangun.

"Kamu berdoa aja ya semoga aurelnya cepet sembuh. Kamu percaya kan kalo dia kuat"tuturnya lembut seraya mengusap pelan rambut cleo.

Cleo mengangguk mendengar itu,"Cleo percaya kalo aurel kuat. Dia pasti sebentar lagi sadar"

Lagi dan lagi diandra mengembangkan senyumnya. Senyum pilu, senyum yang jika di pandang saja semua orang akan tau dengan jelas apa maksud dari senyum itu.

Bara yang melihat interaksi antara mommynya dan juga sahabat adiknya itu memilih pergi. Tak sanggup jika harus melihat orang yang dia sayang berusaha menebar senyuman palsu. Senyuman menguatkan, meski hatinya sendiri sedang tidak baik baik saja.

Satria dan arga pun sama. Mereka yang melihat interaksi antara diandra dan cleo memilih untuk memalingkan muka.

Terlihat jelas, mereka berusaha menahan air mata yang mungkin, satu kali kedipan mata saja akan jatuh dari tempatnya.

"Daddy ngapain disini?"tanya bara saat melihat daddynya duduk diam diatas rooftop rumah sakit.

"Liat pemandangan bang, apalagi?!"jawabnya dengan kalimat retoris.

Bara pun turut bergabung, duduk di sebelah daddynya membiarkan angin menerpa wajah sendunya.

"Aurel bakal sembuh kan dad?"tanya bara polos bak anak kecil.

Dharma tersenyum saat mendengar pertanyaan putranya,"Ya daddy yakin putri daddy kuat"

Bara tersenyum mendengar itu, setidaknya ucapan ayahnya mampu menenangkan sedikit kecemasannya.

"Kamu yakin kalo adikmu itu kuat kan?"dharma balik bertanya.

"Ya bara yakin banget adik kesayangan bara kuat"timpalnya.

"Lagipula putri daddy ga mungkin pergi gitu aja"ucap dharma membuat bara seketika mengalihkan pandangannya.

"Maksud daddy?"tanyanya yang malah membuat dharma tersenyum.

Dengan tatapan mata yang masih fokus ke depan dharma berucap,"Daddy percaya, putri daddy ga akan buat semua orang kecewa. Kalo pun dia pergi, dia ga mungkin ga mengucapkan selamat tinggal"ucapnya dengan senyum tipis.

Opportunité || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang