Terhitung tiga hari sejak aurel sadar dari komanya. Bahkan sekarang dia sudah kembali ke sekolah.
Semua teman juga guru sangat senang mengetahui aurel telah sembuh dan dapat kembali menjalankan aktivitasnya.
"Kamu belajar yang bener ya sayang" ucap rio pelan setelah mereka sampai di kelasnya. Masih ingat kan, kalau aurel duduk satu meja dengan rio.
"Iya rio sayang"jawab aurel dengan senyum lebar membuat semua orang menyorakinya.
Ciee aurel ciee
Udah jadian aja sii
Kalian cocok
Aduh ga kuat gueeYa seperti itulah celetukan dari teman teman sekelasnya. Beda dengan ara dkk dan aksa dkk yang tersenyum melihat itu.
Mereka tidak akan menebak atau memaksa mau seperti apa hubungan aurel dan rio ini. Karena bagi mereka, itu urusan aurel dan rio sendiri. Mereka akan membantu jika memang diminta. Tapi jika tidak, mereka hanya akan mendukung hubungan keduanya.
Aurel yang masih saja disoraki teman sekelasnya merasa malu. Dia menyembunyikan wajahnya di dada bidang rio yang tentunya malah membuat mereka semakin dicie ciekan.
"Udah jangan godain aurel lagi"cleo berkata dengan tegas yang membuat mereka bungkam.
Aurel yang merasa tertolong, langsung berlari dan memeluk cleo.
"Ih cleo baik banget deh"
"Iya gue tau gue baik aurel"saut cleo setelah membalas pelukan aurel.
"Cih dipuji sekali langsung terbang tinggi"dengus ara kesal dengan cleo.
"Hooh belum juga dia dijatuhin"saut abel yang membuat ara cekikikan sedangkan cleo memelototkan matanya.
"Iya cleo baik, tapi masih baikan aurel dong"sombongnya lalu berlalu ke mejanya meninggalkan cleo yang memasang wajah cengonya.
Gue dikibulin.
"Nah apa gue bilang"ara tertawa heboh sampai menggebrak meja. Membuat putra dan satria yang semula tidur terlonjak kaget.
"Eh buset heboh amat"celetuk putra.
"Hooh"satria menyahuti. Beda lagi dengan teman mereka yang melihat itu, mereka malah mengencangkan tawanya.
Dan tentu saja ara yang tertawa paling keras. Bahkan saat temannya sudah berhenti tertawa dia masih saja tertawa sambil memegangi perutnya.
Hingga bu rere selaku guru sejarah memasuki kelas, ara masih saja tidak menyadarinya.
"Ada apa ara"tanyanya heran melihat anak didiknya yang satu masih saja tertawa. Padahal saat dia melihat sekeliling, tidak ada hal yang lucu menurutnya.
"Eh tidak ada apa apa bu"celetuknya lalu duduk di tempatnya. Bu rere yang melihat itu menggelengkan kepalanya.
Baru saja akan memulai pembelajaran, suara pintu yang bertabrakan dengan dinding membuat mereka mengalihkan perhatiannya.
Brakk
"Aksa"teriaknya nyaring membuat semua yang di dalam kelas menutup kedua telinga.
"Eh iya bu"saut aksa cengengesan.
"Apa yang kamu lakukan"geramnya pada murid satu ini.
"Ya kan saya berangkat sekolah bu apalagi"jawabnya dengan tampang watados.
"Ya kenapa kamu terlambat"tanyanya berusaha sabar.
"Kan kalo kata aurel ga ada kata terlambat dalam menuntut ilmu bu" celetuknya membuat aurel menggeram kesal. Heii dia kan tidak tau apa apa, lalu kenapa dia disangkut pautkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Opportunité || END
Novela JuvenilJudul awal Troublemaker Opportunité kata dari bahasa Prancis yang artinya kesempatan. Sama seperti cerita ini. Tentang aurel yang berharap Tuhan memberinya satu kesempatan untuk membuat mereka yang terluka karenanya bahagia. Dan juga tentang rio yan...