Setelah menenangkan fikirannya aurel melangkahkan kakinya menuju lapangan basket.
Bukan, bukan dia berniat bermain basket. Tetapi dia malah mendudukan dirinya di tribun paling atas yang ada di dekat lapangan.
Lagi, dia melamun. Menelungkupkan kepalanya di dalam lipatan tangan. Hingga suara seseorang yang memanggilnya membuatnya mendongak.
"Kak aurel"
"Flo–flona"ucap aurel pelan.
"Iya kak, ini aku. Kakak ngapain disini?"
Karena tak kunjung mendapat jawaban, flona kembali berbicara,"Aku boleh duduk disini kan kak?"ucapnya dan mendapat anggukan aurel.
"Kakak kenapa disini?"lagi, dia mengulang pertanyaan yang sama. "Kenapa kakak diem aja?"lanjutnya.
"Kenapa kamu masih baik sama aku flo?"aurel ganti bertanya.
"Kenapa kakak tanya kaya gitu?"flona mengerutkan keningnya.
"Padahal aku udah jahat sama kamu, kenapa kamu masih baik sama aku?" ucapnya lirih.
Flona yang mendengar itu tersenyum tipis. Jadi benar kata kakaknya, kalau aurel telah mengetahui semuanya.
"Gapapa kak, lupain aja. Anggap semuanya udah berlalu"tuturnya dengan senyuman.
"Kenapa kamu dengan semudah itu maafin aku? padahal aku udah berkali kali buat kamu sakit hati"
Flona tersenyum sejenak, lalu dia mengucapkan kalimat yang mampu membuat aurel terenyuh karena kedewasaannya,"Aku udah lupain semuanya kak. Begitu pula kakak, kakak harus lupain semuanya dan mulai hal yang baru. Lagipula aku juga salah karena sejak aku dateng kesini perhatian kak rio jadi berpusat ke aku"
"Ta–tapi kamu adiknya"ucap aurel lirih.
"Iya, tapi kan kakak ga tau. Jadi aku maklum aja kalo kakak salah paham sama aku. Jadi aku juga mau minta maaf soal itu. Kakak maafin aku kan?"tanyanya.
"Aku udah maafin kamu"ucap aurel dengan senyumnya.
Floma langsung saja berdiri dan meminta aurel untuk berdiri juga.
Tanpa aba aba dia memeluk aurel yang masih terkejut karena mendapat perlakuan mendadak itu.
"Flona sayangg banget sama kakak. Flona sering denger naya cerita tentang kakak, soal kakak yang selalu main sama dia dan selalu peluk dia dengan sayang. Dan sekarang flona bisa ngerasain itu"ucapnya membuat rasa bersalah kembali menyeruak di dalam hati aurel.
"Jadi kaya gini ya rasanya di peluk calon kakak ipar"guraunya membuat aurel terpaku.
Flona yang mendapati aurel terdiam langsung saja terkekeh ringan,"Ga usah salting juga kali kak"godanya.
"Ishh apaan sih kamu"
Lagi, flona tertawa. Nampaknya benar kata orang terdekat aurel jika aurel itu akan menjadi manja dengan orang orang yang dia sayang.
Setelah melepas pelukannya flona nampak tersenyum tipis,"Aku boleh anggep kak aurel jadi kakak aku kan? ya meskipun nanti emang jadi kakak aku beneran"ucapnya menggoda aurel.
"Ah kamu mah usil"saut aurel dengan nada merajuknya.
Flona yang mendengar itu pun tertawa,"Kakak lucu banget sih pantes kak rio sayangg"
Aurel terkekeh menanggapi itu,"Udah dong jangan ledekin kakak lagi"tak dapat dipungkiri pipinya memanas karena godaan flona.
"Iya iya"ucapnya masih dengan tertawa.
"Mau peluk kakak lagi dong"pintanya membuat aurel tertawa. Flona memang sangat lucu untuk anak seusianya. Tapi jangan salah, dia bahkan bisa menjadi sangat dewasa di situasi yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Opportunité || END
Fiksi RemajaJudul awal Troublemaker Opportunité kata dari bahasa Prancis yang artinya kesempatan. Sama seperti cerita ini. Tentang aurel yang berharap Tuhan memberinya satu kesempatan untuk membuat mereka yang terluka karenanya bahagia. Dan juga tentang rio yan...