Lima puluh tujuh

35 4 1
                                    

Eyyoo aku balik lagi>3
Btw malming pada ngapain nih?

Udah, gak usah lama lama
langsung baca aja ya,

So, happy reading guys💙

❄️❄️❄️


"Woy! Upacara hayukk! Enak banget lo pada ngadem disini!"pekik cleo kesal karena ulah sahabatnya yang masih asik ngadem di kelas sedangkan yang lain sudah berbaris di tempatnya.

"Sabar ngapa cle, ini juga kita lagi jalan"celetuk ara santai.

"Iya masalahnya kalian jalan kek siput gitu kapan sampenya anjir!"gemes cleo tuh. Bawaannya pengen nonjok aja!

"Nih nih, udah sampe lapangan nih!"balas abel dengan tampang watados.

"Huftt serah dah serah. Sono baris lo semua! Awas aja kalo kalian sampe bikin ulah!"ucapnya tegas.

Ara dan abel bergidik ngeri melihat itu. Kira kira, hukuman apa yang akan cleo berikan jika mereka membuat masalah ya?

Beda dengan aurel yang malah mengangkat bahunya acuh.

Lagian mau cari masalah apa engga, aurel juga tetep bakalan di hukum. Lihat saja penampilannya yang nampak acak acakan itu.

Seragam tidak dimasukkan, tidak memakai topi dan dasi, sepatu berwarna merah, dan jangan lupakan rambutnya yang juga diwarnai.

Sungguh, dia yakin dia akan terkena hukuman. Ya tapi tetap saja hukumannya ringan, memang siapa yang berani memberi hukuman yang berat bagi anak pemilik yayasan?

Putra mengernyitkan alisnya saat melihat aurel dkk yang baru saja memasuki barisan. Tepat di depan mereka,"Kalian dari mana aja? Kok baru sampe?"

"Idih, kepo banget lo!"saut ara dengan nada yang sangat menyebalkan.

Mereka yang mendengar itu hanya menggelengkan kepala. Kenapa jawabnya kaya gitu coba? Biasa aja kan bisa, emang pada dasarnya ara ini suka ngajak war!

Skipp

Tiga jam telah berlalu. Aurel juga sudah selesai menjalankan hukumannya. Lalu dimana mereka berada sekarang?

Mereka sedang ada di taman belakang sekolah. Memilih menghabiskan waktu istirahat pertama disana.

Sambil membawa camilan dan minuman yang sudah mereka beli dari kantin. Duduk di atas rumput beralaskan karpet yang di dapat dari ruangan pribadi milik aurel.

"Haus banget anjir!"celetuk aurel yang kini mukanya memerah karena hampir dua jam dia dihukum hormat ke tiang bendera.

"Widih, bagi bagi napa rel?!"saut ara saat melihat aurel menegak minum yang dia bawa dari rumah. Terlihat sangat nikmat.

"Lah itu lo udah beli kan dari kantin tadi"balas aurel sewot. Bilang aja ga mau berbagi!

Ara mengerucutkan bibirnya,"Kan beda rel, gak sama kek punya lo"

"Ck yang kaya gini nih bikin gue males. Ya kalo lo cuma minta seteguk dua teguk ga masalah. Lah lo sekalinya minta langsung lo minum ampe tandas. Ogah gue ngasi lo!"sungut aurel kesal. Karena memang itulah kebiasaan ara.

Jelas ara nampak kesal karena jawaban aurel,"Ishh aksa bantuin dong. Aurel pelit tuh, masa dia ga mau bagi minum sama ara"rengeknya dengan tampang yang dibuat semelas mungkin.

Langsung saja tangan abel terulur untuk meraup muka ara yang ada disampingnya itu,"Jijik goblok! Lo kalo kaya gitu jatuhnya malah amit amit bukan imut imut!"

Opportunité || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang