Aurel sekarang berada di rooftop. Tempat favoritenya. Tempat yang selalu dia kunjungi dikala gundah melanda.
Melamun. Ya aurel tengah melamun. Memikirkan semua masalah yang secara tiba tiba bermunculan dalam kehidupannya.
Mulai dari munculnya flona. Berakhirnya hubungannya dengan rio. Dan entahlah masalah apalagi yang akan muncul. Yang jelas dia berharap, semua akan baik baik saja.
Dan semua ini segera berlalu. Atau jika perlu dia berharap, bahwa semua masalah yang ada padanya saat ini hanyalah mimpi.
"Kenapa hidup gue gini banget si?"
"Rasanya baru kemarin gue bahagia, kenapa sekarang semua hancur dalam sekejap mata. Semua masalah seakan datang tanpa diduga. Dan sialnya gue ga tau tentang apa yang terjadi sebenarnya"
"Kenapa jadi kaya gini? kenapa perasaan gue yang jadi korbannya?"
"Gue selalu bertanya tanya, siapa itu flona? kenapa dalam semua hal di hidup gue selalu berkaitan sama dia?"
"Bukan cuma rio aja. Bahkan alan yang bener bener gue anggap istimewa juga ada sangkut pautnya sama flona"
"Kenapa semua rasanya ga adil?"
Aurel menumpahkan seluruh keluh kesahnya. Semua emosi dan kesedihan yang dia pendam dia curahkan.
Setidaknya dia berharap, dengan ini kesedihannya akan berkurang. Atau jika perlu menghilang.
Agar dia tidak perlu merasakan sesak saat melihat rio bersama flona. Agar dia tidak merasa sedih karena melihat alan bersama flona.
"Kenapa flona egois banget si, dia ngambil semua yang gue punya. Dia ngambil rio sama alan dari gue. Kenapa dia ga biarin gue bahagia sama salah satu dari mereka" akhirnya tangis yang sedari tadi dia tahan tumpah seketika.
Dia yang bertekad tidak akan menangis. Dia yang berjanji tidak akan bersedih, nyatanya tak dapat menahan ini semua.
Tekadnya mungkin sudah bulat. Tapi rasa sakit dan sesak yang dia dapat secara bersamaan telah berhasil meruntuhkan pertahanannya.
Telah berhasil merobohkan dinding kokoh yang membentenginya. Dan telah berhasil memporak porandakan perasaannya.
Dia yang pada awalnya tidak tau menahu soal cinta. Dia yang pada awalnya tidak mau berurusan dengan hati. Pada akhirnya jadi orang yang paling tersakiti.
Dia yang dari awal selalu berjanji, agar tak menjadi bodoh karena masalah hati. Kini jadi orang yang sangat hancur karena satu masalah hati.
Benteng yang dia buat sebegitu kokohnya telah hancur berganti dengan deraian air mata.
Hingga kini semesta tau, bahwa hari ini adalah titik kehancurannya.
Titik terendah dalam hidupnya. Hingga rasanya secercah cahaya tak dapat lagi ditangkap mata.
Hingga untuk bernafas saja rasanya sangat susah.
Lagipula, bagaimana caranya dia bernafas? jika seseorang yang dia jadikan udara telah direnggut darinya.
Aurel masih saja terfokus pada lamunannya hingga suara seseorang mengagetkannya.
"Tata"mendengar namanya dipanggil, aurel langsung membalikan badanya. Tak lupa dia juga menghapus sisa air matanya.
"Kenapa alan?"tanyanya sebisa mungkin dengan nada ceria seperti biasa.
Walaupun yang diajak bicara tetap tau, bahwa orang yang di depannya ini sedang tidak baik baik saja.
"Tata kenapa disini? alan cariin juga" sautnya pura pura tak tau kondisi aurel yang sebenarnya.
"Gapapa cuma pengen udara seger aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Opportunité || END
Teen FictionJudul awal Troublemaker Opportunité kata dari bahasa Prancis yang artinya kesempatan. Sama seperti cerita ini. Tentang aurel yang berharap Tuhan memberinya satu kesempatan untuk membuat mereka yang terluka karenanya bahagia. Dan juga tentang rio yan...