🕒Chapter 03 : Kalung🕒

1.9K 216 18
                                    

Seketika semua yang ada di dalam hidupku bagaikan awan. Tergapai namun tak tergenggam.
.
~Jeonne Frissia~

👻 👻 👻

Happy reading ❤️

"Lailahailallah, bapak... Siapa yang mau bunuh diri coba? Orang saya lagi baca ini."

"Oalah bapak kira." jawab Pak Toto sambil cengengesan. Nara hanya geleng geleng saja melihatnya.

"Eh, apaan nih? Jeonne Frissia?" gumam Nara sembari membaca tulisan di atas koran tersebut. Dahinya mengernyit karena merasa asing dengan nama yang barusan ia baca.

"Kecelakaan... Anak pemilik perusahaan... Lah, ujung-ujungnya anak sultan." gumam Nara sembari menggaruk pelipisnya yang tak gatal.
"Wah! Selisih dua tahun doang ama gue. Masih muda dong. Hmm... Koma? Uh ya ampun gue doain semoga bisa selamat." gumam Nara.

"Anak dari perusahaan mana, sih? Mmm...Dirahasiain ya?" ucap Nara kecewa. "Jeonne Frissia..." gumam Nara lagi.

"Jeonne Frissia..." gumam Nara sembari menatap kosong ke depan.

"Lagi baca mantra, neng?" tanya Pak Toto tiba tiba membuat fokus Nara teralihkan.

"Hah? Mantra apa?" tanya Nara bingung.

"Lah, itu eneng dari tadi komat kamit terus."

"Oh, nggak papa."

Teng tong teng tong!

"Wah! Udah bel pak! Saya mau masuk kelas dulu. Nih pak korannya, makasih ya! " pamit Nara.

"Iya neng!" jawab Pak Toto ramah.

Nara pun beranjak dan berjalan menuju kelasnya. Namun di tengah jalan ia melihat sesuatu yang cukup menyilaukan matanya. Ia pun mendekat dan memungutnya.

"Wiw, apaan nih?" ucap Nara sembari memungut benda itu.

"Alhamdulillah, koin seribu. Lumayan..." kata Nara sambil melanjutkan jalannya.

Jauh di samping kanan Nara tanpa ia ketahui pula, ada seorang laki-laki dengan kemeja putih dan celana panjang hitamnya menatap sekeliling dengan raut kebingungan.

"Ini di mana?"

👻👻👻

Nara berjalan mengendap-endap dan mengintip ke dalam kelasnya. Hanya untuk memastikan bahwa Bu Endah sudah benar-benar pergi atau belum. Dan bersyukurlah ia karena ternyata Bu Endah sudah pergi.

Nara pun masuk ke kelasnya dengan mendesah napas lega.

"Cem mana, bu?" tanya Anna setelah Nara duduk di sampingnya.

"Apanya?" tanya Nara dengan dahi berkerut.

"Gelombang parabolanya?" ledek Anna.

"Ih lo diem, deh. Gue itu emang sering ketuker antara fisika ama matématika."

"Yakan jelas banget bedanya."

LATENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang