Aku ingin memilih untuk tidak percaya namun ini semua terasa nyata dan berapa kalipun aku mencoba untuk sadar, ini semua tetap sama.
.
~Naraya Athava & Jeonne Frissia~👻👻👻
(Note: typo ngomong yaa😃)
Happy reading ❤️"Bukannya lo yang manggil gue tadi. Gue juga tau kalau elo bisa liat gue tadi di kelas lo." Kata 'hantu' itu santai.
"Ha? Gimana, si? Maksudnya apa?" tanya Nara pelan.
"Hahh..." Mendengarnya membuang napas membuat Nara meneguk salivanya.
Eh tunggu, memang hantu bernapas?
Yah, Nara saja tidak yakin apakah yang ada di balik pintu kamar mandi ini adalah hantu?
"Tadi bukannya lo manggil gue? Makanya gue langsung kebawa ke sini." jelas 'hantu' itu yang justru membuat Nara semakin bingung.
"G... Gue nggak pernah manggil lo. Ka... Kapan gue manggil elo? Mungkin lo salah alamat! Bisa jadi tetangga sebelah gue yang lagi main jailangkung apa sajen. Tolong pergilah dan jangan ganggu gue!" pinta Nara yang hampir saja menangis. Bahkan kini suaranya sudah bergetar persis seperti tubuhnya kini.
"Hey... Buka dulu pintunya. Lo jangan takut. Gue bakal jelasin semuanya. Siapa gue, gue dari mana, dan... Yah! Terserah lo pingin nanya apa. Gue bakal berusaha jawab." bujuknya.
"Udah deh, gue nggak minat nanya nanya. Sekarang lo pergi aja pliiisss! Kenapa lo nemuin gue? Apa nggak ada orang lain??" tanya Nara.
"Karena gue bakal butuh banget bantuan lo."
Jawaban itu membuat Nara terdiam. Ia kembali berpikir, sampai akhirnya ia pun memutuskan untuk membuka pintunya.... Sedikit.Dibukanya pintu kamar mandi itu perlahan. Dapat Nara lihat, laki-laki itu masih ada di sana dengan kepala yang ditundukkan. Namun setelah mendengar decit pelan dari pintu yang terbuka, 'hantu' itu mendongak dan tersenyum ke arah Nara.
Wajah yang bersinar menurut Nara. Namun saat Nara lihat dengan lebih saksama, wajah itu terlihat tembus pandang. Namun jika kau melihatnya hanya sekilas, kau tak akan sadar kalau dia tembus pandang.
"Hai...! " sapanya. Sedangkan Nara masih setia berada di balik pintu dengan kepala yang menyembul keluar. Menyadari tak ada respon, 'hantu' itu pun berdehem.
"Baiklah, perkenalkan nama gue Jeonne Frissia. Gue ini... Emm yah! Lo mungkin paham dengan melihat wujud gue ini." katanya dengan senyuman sendu.
"Lo bukan orang sini, ya? Susah amat namanya." Mendengar itu Jeon hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal dan sedetik kemudian ia mengangguk pelan.
"Terus lo itu asalnya dari mana?" tanya Nara lagi.
"Gue lahir di Jerman. Tapi nyokap gue orang Indo. " jawab Jeon.
"Terus lo ini siapa?"
"Apa lo tau perusahaan Frissia Group?"
Nara berpikir sebentar setelah mendengar pertanyaan yang dilontarkan. Ia merasa pernah mendengar nama itu, tapi dimana ya? Setelah sekian lama berpikir,
KAMU SEDANG MEMBACA
LATENT ✔
Teen Fiction- LENGKAP - Judul sebelumnya : 168 HOURS ⚠ Work without plagiarizing! ⚠ Berkaryalah tanpa menjiplak! ⚠ U-13+ (mau lanjut revisi, lupa dulu sampai bab brp😭) ______________________________________________ Genre : Romance - Fantasi Pertemua...