🕠Chapter 54 : Perisai🕠

859 78 5
                                    

Detak jantung yang begitu cepat.
Sekarang pun aku masih bisa merasakannya.
Jangan bilang 'baik baik saja'.
Karena sebenarnya itu tidak baik-baik saja.
Kumohon jangan tinggalkan aku sendiri, itu begitu menyakitkan.
.
.
BTS - Blue & Grey

[Indo-lirik oleh Ryarmy]

👻 👻 👻

"Babay, Pak CEO..." lambai Clarie santai. Mendengar itu, Nara pun terkejut dan sontak mendongak.

Pistol itu, mengarah ke....

"Jangan..." gumam Nara ditengah tengah usahanya membuka tali. Dengan sisa tenaga yang ada, Nara bangkit dan berusaha berlari menghampiri Clarie. Dan pada akhirnya....

Dor!

"JEON!!"

Jeon otomatis menutup matanya saat mendengar peluru ditembakkan. Suara yang memekakkan telinga membuat mata itu terejam amat kuat. Apakah dia harus berakhir di rumah sakit lagi? Apakah... Hari ini adalah hari terakhir untuknya berada di dunia?

"Gue nggak tau apa yang terjadi secara menyeluruh, tapi gue bakal bantu lo semampu gue. Dan kalo lo udah siap atau berkenan, lo mungkin bisa curhat apapun ke gue."
..

"Gue nggak papa. Kalau lo takdir gue dan gue takdir elo, gue yakin Tuhan bakal satuin kita suatu hari nanti. Ini bakal jadi kisah cinta yang luar biasa bukan?"
..

"Jaga diri lo ya? Gue bakal berusaha buat ingat semuanya nanti."

Ingatan itu. Sesuatu yang selama ini menjadi bagian besar dari mimpi Jeon melintas. Hatinya seakan akan tengah menggedor gedor meminta dirinya untuk segera mengetahui tentang kebenaran terjadi melalui mimpi itu.

"Huak!" suara yang menandakan rasa sakit itu keluar dari mulutnya. Dari dia yang menerima peluru itu. Dari dia yang merasakan sebiji peluru panas masuk tanpa izin keperutnya.

Jeon membuka matanya perlahan. Ia merasa aneh karena ia tak merasakan sakit sedikitpun. Jeon pun akhirnya membuka matanya perlahan dan mendongak. Matanya terbelalak melihat Nara tengah berdiri dengan tangan yang masih terikat dibelakang badannya. Lengan itu penuh luka. Banyak luka goresan yang terlihat dalam dan juga tidak. Semua itu terpampang jelas di depan mata Jeon. Tak sedikit pula darah yang mengucur dari lengan Nara.

Tanpa Jeon sadari, air matanya menetes.

Nara merasakan sakit yang amat sangat dibagian perutnya. Darah mulai mengucur dari perutnya dan sedikit keluar melalui mulut Nara.

Nara memejamkan matanya dan tepat ia menutup matanya, setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya.

Ya Allah... Ini kah akhir?

Sampai akhirnya Nara melemas dan mulai terjatuh.

Bisakah Engkau memberikan hamba sedikit lagi saja kebahagiaan?

BRUK!

Nara tersungkur dengan mata yang masih setengah terbuka.

Apa yang akan hamba ceritakan pada bunda di sana nanti?

"NARA!!" teriak Jeon refleks.

Sampai pada akhirnya, mata Nara kembali terpejam dan tak sadarkan diri.

Jika boleh hamba meminta, izinkan hamba hidup dan mencari kebahagiaan sejati hamba. Agar sampai waktunya nanti, hamba tak mengecewakan bunda....

Izinkan hamba mengukir kisah indah agar dapat membawa kisah yang indah pula untuk bunda di sana.

Jeon terkejut dan semakin berontak untuk melepas kedua tangannya dari cekalan kedua anak buah Clarie namun sangat sulit.

LATENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang