🕒Chapter 35 : Final Mission #2🕒

835 72 14
                                    

Jadilah pribadi yang menantang masa depan, bukan pengecut yang aman di zona nyaman

👻 👻 👻

"Selamat sore, Pak Presdir." Sapa Gaza hormat. Alan mengangguk sesaat dengan ekspresinya yang masih sedikit kebingungan.

"Gaza?? Kau.... Bagaimana kau bisa ikut dalam prihal ini?" Tanya Alan.

"Sebelumnya saya minta maaf, saya ada di sini karena saya hanya ingin menjalankan tugas saya sebagai asisten pribadi Tuan Jeon. Maka dari itu, saya ingin sampaikan apa yang saya ketahui." Kata Gaza.

"Langsung saja. Apa yang ingin kau katakan?"

"Begini, sebelumnya saya pernah menemukan setumpuk berkas asli yang berisi laporan saham dan keuangan perusahaan yang telah dibuat oleh CFO kita dan yang lainnya ada di dalam laci di ruangan Pak Reagan. Saat saya bandingkan dengan berkas yang palsu, berkas itu sungguh berbanding terbalik dengan pendapatan kita yang sebenarnya sebelumnya." Jelas Gaza membuat Alan semakin terkejut.

"Tidak! Mereka itu pembohong! Penipu! Mereka hanya memperdayaimu, Alan. Mereka itu bersekongkol." Elak Reagan dengan wajah murkanya membuat Nara, Yeevendra, dan Gaza menatapnya sebal.

"Saya ada buktinya." Kata Gaza dengan tenang. Ia pun membuka mapnya kemudian mengambil dua kertas laporan yang berbeda sesuai dengan apa yang ia katakan tadi. Gaza pun menyerahkannya pada Alan. Dengan segera Alan menerimanya dan memeriksanya.

Alan sangat terkejut ketika melihat perbedaan yang sangat jelas di kertas laporan itu. Kalau tadi Nara memberikan lembaran laporan kisaran bukan bulan yang lalu, maka sekarang Gaza memberikan lembaran hasil laporan minggu kemarin.

"Oh, dan ini Pak Presdir." kata Gaza tiba tiba. "Ini laporan bukti yang saya ambil tadi pagi, ini adalah saham kita yang telah dialih namakan oleh Pak Reagan." kata Gaza membuat semuanya terkejut tak terkecuali Nara.

"Tony kau..."

"Tidak Alan! Aku tidak mungkin melakukan itu! Kau... Kau percaya pada mereka semudah itu??! Aku ini sahabat mu Alan!!" tolak Reagan membuat alis Alan terangkat.

"Benar..... Aku... aku yakin kalau Tony tidak melakukan ini semua. Ini pasti orang lain." Kata Alan yang membuat semuanya terkejut. Wajah Reagan pun terlihat lega sekarang.

"Iya kan? Apa kau lebih percaya pada mereka daripada aku yang sudah bersamamu selama puluhan tahun ini??" Tanya Reagan. Alan menggeleng lemah dan berkata,

"Tentu saja aku percaya padamu. Kau tak mungkin mengkhianatiku."

"Tunggu Pak Frissia." Cegah Nara tiba tiba.

"Cukup! Aku sudah tak butuh omong kosong kalian lagi. Sekarang kalian keluarlah." Usir Alan.

"Papa tolong dengerin dulu kata kata kami." Pinta Yeevendra.

"Tidak Yee, cukup. Sekarang keluarlah." Final Alan. Kini Nara dan Yeevendra bingung harus melakukan apa.

"Pak Frissia, saya akan menunjukkan sesuatu yang terakhir. Untuk kali ini saya akan benar benar pergi setelahnya. Terserah anda akan memilih percaya atau tidak nantinya. Tapi saya mohon beri saya satu kesempatan lagi." Pinta Nara dengan raut wajah memelas.

"Hey anak kecil! Dia suruh pergi ya pergi!!" bentak Reagan. Namun hal itu tetap tidak membuat Nara bergeming.

Alan terlihat berfikir sejenak, dapat ia lihat bahwa tak ada satu kebohongan pun di mata Nara. Nara terlihat begitu tulus dan bersungguh sungguh dimata Alan.

"Baiklah. Satu kesempatan saja, setelah itu pergilah." Kata Alan. Nara mendongak dan tersenyum lega. Ia merasa masih mempunyai secercah harapan.

"Alan apa yang..."

"Sudahlah Tony. Kau kan tidak bersalah, jadi tidak perlu takut bukan?" Skakmat. Tepat setelah itu, Reagan pun diam.

"Tunggu sebentar." Nara mengambil laptop yang ada di dalam tasnya kemudian menyalakannya. Dimasukkannya USB 'itu' dan kemudian Nara pun memutar videonya lalu ditunjukkan kepada Alan.

"Silahkan, Pak Frissia. Video ini murni dari kamera tersembunyi dan kamera 360, tanpa saya edit sedikitpun." kata Nara sopan sembari menyerahkan laptopnya.

Alan melihat video itu dengan seksama. Akan ada 3 video yang Nara tunjukkan. Mata Alan dan Reagan sama sama terbelalak saat melihat seseorang yang ada di video itu. Orang tengah mengganti laporan yang Jeon buat dengan laporan palsu. Alan menahan amarahnya agar tidak memuncak saat melihat video itu.

Apalagi saat melihat video kedua, saat dimana Clarie putri dari Reagan mengatakan bahwa ia berpacaran dengan Jeon hanya untuk ia ambil hartanya saja.

Dan di video ketiga, tampak Reagan yang tengah memukuli Jeon. Ya, itu adalah video dari kamera 360. Video yang menampakkan Reagan dan anak buahnya tengah memukuli dan menembak Jeon tanpa ampun.

"Pak Reagan lah pelaku penyebab Jeon mengalami kecelakaan sebulan yang lalu." Kata Nara. Alan dan Reagan terkejut mendengarnya.

Tangan Alan mengepal kuat. Ia pun menoleh dan tanpa aba aba, dipukulnya wajah Reagan sampai tubuh Reagan terjungkal.

"BAJINGAN KAU!! PENGHIANAT! BERANI SEKALI KAU MELAKUKAN INI PADA KELUARGAKU DAN PERUSAHAANKU HAH?!!" Tanya Alan yang tak habis pikir dengan emosi yang memuncak.

"Alan..."

"Dan ternyata tidak hanya kau, PUTRIMU JUGA ULAR, SAMA SEPERTI MU!! LICIK SEKALI!" Mendengar itu, kini emosi Reagan lah yang memuncak. Ia tidak terima jika putri satu satunya disebut ular.

"Gaza! Telepon polisi sekarang! Aku tak ingin ada penjahat yang berkeliaran di dekatku. Biar orang orang ini menerima ganjarannya." Perintah Alan. Gaza pun mengangguk patuh. Dengan segera ia merogoh sakunya dan berniat menelpon pihak kepolisian.

Namun secara tiba tiba, Reagan bangkit dan malah mendekat pada Nara. Reagan kini berada di belakang tubuh Nara, ia mengunci kedua lengan Nara dan mendekatkan cutter yang berasal dari sakunya pada leher Nara. Nara yang merasa terkejut dan takut pun sontak mendongakan kepalanya.

"Jika kalian berani menelpon polisi, akan kubunuh dia sekarang juga!" Kata Reagan yang membuat Nara semakin ketakutan. Tubuh Nara jadi sangat gemetar. Kalian masih ingat kan, dengan Nara yang mempunyai trauma akan masalalunya yang cukup kelam itu. Keadaannya kini membuat ingatan masalalunya kembali. Tubuh Nara bergetar hebat dan keringat dingin mulai mengucur di pelipisnya.

"Tony!! Apa kau sudah gila?!" Teriak Alan. Yeevendra berusaha mendekat namun rasanya sulit. Ia tak mau ambil resiko. Jika ia memaksakan diri, bisa bisa Nara terluka.

Nara semakin gemetar ketakutan saat perlahan lahan cutter itu mulai menyentuh lehernya yang membuat lehernya tergores. Darah yang menetes bersamaan dengan air mata Nara yang jatuh mambasahi pipi.

Deg!

"Nara!"

👻 👻 👻

TBC

Aaaaaaa kaburr ah.........................🏃 🏃 🏃

Kita ketemu di next Chapter lg wankawan~~~

Bubayyy

/lari kenceng

LATENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang