Tidak semua orang yang kita kenal, kita sayang, bahkan menyayangi kita bisa memiliki posisi itu. Semua orang ingin memilikinya. Kau tahu apa itu? Jawabannya adalah 'sandaran'.
.
~LATENT~👻 👻 👻
Happy reading 📖 🌹
"Gue punya siapa?" tanya Nara lirih. "Gak ada yang tepat."
Jeon mengerutkan dahinya mendengar perkataan Nara.
"Apa yang lo maksud dengan 'gak ada yang tepat'?"
"Gue nggak punya siapa siapa, Je." jawab Nara dengan kepala yang masih ditundukkan.
"Lo nggak boleh ngomong kayak gitu, Ra! Gue tau lo tertekan tapi lo jangan merasa lo sendirian di dunia ini. Lo anggap apa abang lo selama ini? Lo anggap apa sahabat lo selama ini, ha? Itu namanya nggak menghargai orang, Ra. Lo jug..."
"Abang gue sibuk kerja dan kuliah demi membiayai sekolah gue. Gue sering liat dia frustrasi karena beban yang ditanggungnya. Gue nggak mau, kalo ini semua jadi menambah beban dia. Oke, kakek nenek gue bersedia bantuin. Tapi gue sama abang juga gak mau ngerepotin, kita pengen berusaha sendiri dulu."
"Dan lo juga. Apa lo nggak tau apa apa soal sahabat? Oke jujur, Anna emang sahabat gue. Tapi bukan berarti semua masalah gue limpahin ke dia. Gue sadar, masalah gue segunung dan dia juga punya masalah sendiri."
"Tapi dia selalu ada di samping lo. Dia siap denger cerita lo. Kalian juga udah lama temenan, kan? Kenapa lo meragukan dia? Lo jangan egois, Ra."
"Dia ada di samping gue. Dia siap denger cerita gue. Gue sama dia udah temenan lama. Kita juga saling menjaga. Oke, gue akuin itu bener. Gue nggak meragukan dia. Tapi gue cuma liat sikon, Je. Apa yang gue rasain ini bukan masalah yang kecil. Anna juga punya masalah dalam hidupnya. Gue nggak bisa menyusahkan orang terus terusan." Setelah mengatakan kalimat terakhir, air mata Nara akhirnya lolos.
Jeon menatap Nara dengan alis yang saling bertaut.
"Setiap orang memang udah pasti punya masalah, tapi bukan berarti setiap saat Anna punya masalah dan abang lo frustrasi akan keadaan." kata Jeon sedikit tajam membuat Nara tersentak.Nara menundukkan kepalanya sembari meremas-remas jari-jemarinya.
"Gue emang nggak tau apa-apa soal abang dan sahabat lo. Tapi gue yakin, sekecil apapun sela waktu itu, pasti ada waktu di mana abang sama sahabat lo membuka lebar tangannya buat lo cerita masalah lo sama mereka." lanjut Jeon dengan suara berat.
Jleb
Nara memejamkan matanya seakan-akan terdapat anak panah yang menembus relung dadanya.
-"Lo kan bisa cerita sama gue."-
-"Ra, kalo ada apa apa cerita ama gue. Inget selain Bang Leo, lo masih punya gue."-
Suara dari kalimat Leo dan Anna berdengung di telinga Nara membuat dirinya mengeluarkan isakan kecil.
Set
Mendengar isakan Nara membuat Jeon mengulurkan tangannya untuk merengkuh tubuh Nara. Ia merengkuh Nara erat dengan sebelah tangannya membelai rambut bagian belakang kepala Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
LATENT ✔
Teen Fiction- LENGKAP - Judul sebelumnya : 168 HOURS ⚠ Work without plagiarizing! ⚠ Berkaryalah tanpa menjiplak! ⚠ U-13+ (mau lanjut revisi, lupa dulu sampai bab brp😭) ______________________________________________ Genre : Romance - Fantasi Pertemua...