🕞Chapter 46 : Because of You!🕞

838 77 8
                                    

"Nama lo terukir di hati gue, hanya saja langkah gue yang sebatas logika membuat nama itu tak kunjung muncul."
.

👻 👻 👻


"Assalamualaikum..." ucap Nara sambil menutup pintu utama. Ia melepas sepatunya dan melangkah masuk lebih dalam ke rumahnya.

Di ruang keluarga bisa Nara lihat ada Leo yang sedang berkutat dengan laptopnya. Kebiasaan, padahal masih pagi. Saking fokusnya bahkan dia sampai tidak mendengar salam Nara.

"ASSALAMUALAIKUM!" salam Nara lagi dengan suara yang lebih keras membuat Leo terlonjak.

"Astagfirullah... Iyaa wa'alaikumsalam. Nggak usah ngegas, Ra. Salam itu yang lembuut... Ngagetin aja!" protes Leo.

"Siapa yang ngegas? Orang gue cuma mengeraskan suara gue doang. Lagian gue udah salam bagus bagus, lo nya kaga denger." Balas Nara. "Lo udah sarapan belum?"

"Belom. Nanti aja lah, nanggung."

"Bagus." Jawab Nara kemudian berlalu meninggalkan Leo yang kembali berkutat dengan laptopnya.

"Belom makan dibilang bagus. Emang adek gue kaga ada tobatnya ya dari dulu..." gerutu Leo sembari mengetik.

Disisi lain Nara meletakkan kresek bahan bahan membuat sup ayamnya di atas meja. Nara mencuci tangannya setelah itu mengambil pisau kemudian mengupas dan memotong sayuran keras seperti wortel dan kawan kawan. Setelahnya ia mencuci ayam dan memotongnya menjadi ukuran yang lebih kecil.

Nara juga merebus air sampai mendidih. Sesekali ia melihat langkah langkah yang Bu Hayati tuliskan tadi. Tak lupa juga, Nara sekalian memasak nasi, karena tadi malam nasi sudah habis. Pantas saja Leo belum sarapan. Dia itu kan tidak bisa menakar air untuk memasak nasi.

Karena baru pertama kali, butuh waktu sekitar 25 menit lebih untuk menyelesaikan supnya. Setelahnya, Nara memotong motong tempe kedelai dan membalurinya dengan air garam lalu menggorengnya diminyak panas. Tak lama nasi pun matang. Nara segera meletakkan supnya di mangkuk dan tempe goreng di atas piring. Kemudian ia membawanya ke meja makan.

Saat Nara kembali dari mengambil piring, ia melihat Leo tengah berjalan mendekat ke arah meja makan.

"Enak banget baunya, Ra. Lo masak apa?" tanya Leo sambil berjalan.

"Sup ayam nih, kesukaan lo. Sarapan gih, jangan kerja teros. Lama lama lo makan juga tu laptop." Omel Nara. Mata Leo berbinar saat melihat kearah meja makan. Ia pun langsung menarik kursi dan mendudukinya.

Leo mengambil nasi dari penanak nasi lalu mengambil lauk yang ada. Saat Leo mulai mencicipinya, Nara memasang wajah berharap itu enak.

"Gimana bang?" tanya Nara khawatir. Pasalnya baru kali ini ia memasak sup ayam. Melihat Leo sedari tadi diam membuat Nara pesimis duluan.

"Hhh... Nggak enak ya bang? Sori, gue baru pertama kali buat ini." Katanya.

"Kata siapa nggak enak? Coba lo cicipi tuh." Kata Leo. Nara pun kembali mencicipi supnya. Not bad.

"Enak kan? Apa lagi ini first, ini udah enak banget Ra." Puji Leo.

"Ehehe..."

"Tau resepnya dari mana? Mbah gugel?" tanya Leo sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Tadi pas belanja di tukang sayur, gue coba tanya resepnya sama ibu ibu di sana. Dan ibu ibunya pada baik semua, dia kasih resepnya ke gue." Jelas Nara.

"Tukang sayur? Gue kira lo beli di supermarket."

"Supermarket mulu. Duit kita lagi tipis, bang." Jawab Nara sambil makan. Jawaban Nara membuat Leo terdiam.

LATENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang