🕤Chapter 64 : Surat🕤

843 71 10
                                    

Ribuan waktu dalam sehari.
Yang kuulangi untuk mengingat bagaimana rupamu.
Kata-kata tak termaafkan yang kau ucapkan padaku.
Juga tatapan dan ekspresi dinginmu.

.
.

- V & J-Hope-Hug Me -

👻 👻 👻

Jeon segera keluar dari mobilnya dan berlari cepat masuk ke rumahnya. Ia menoleh ke sana kemari dengan harapan dapat menemukan sosok yang tengah ia cari.

"Trockeneis!!" teriak Jeon yang membuat semua penghuni rumah keluar dengan rasa terkejut dan penasaran.

"Trockeneis!!" teriak Jeon lagi.

"Jeon! Ada apa? Kenapa teriak teriak??" tanya Sarah yang baru keluar dari kamarnya bersama Alan. Ia pun menepuk nepuk bahu Jeon pelan agar anak sulungnya lebih tenang.

"Mana Trockneis, ma?" tanya Jeon tak sabaran. Mata dan wajah Jeon yang kemerahan dengan keringat yang membasahi pelipisnya membuat Sarah dan Alan semakin bertanya tanya ada apa dengan diri Jeon sekarang. Apa yang terjadi?

"Yee di..."

"Kenapa, kak?" tanya Yeevendra yang tiba tiba datang dari taman belakang. Sebenarnya ia juga tak mendengar teriakan Jeon tadi, tapi ada salah satu maid yang segera memberi tahu Yeevendra yang membuatnya segera menuju ruang tamu.

Jeon berjalan cepat menghampiri Yeevendra dan mencengkram kedua bahunya.

"Neis, lo tau di mana Nara sekarang?" tanya Jeon tanpa basa basi. Mendengar pertanyaan kakaknya, Yeevendra mengernyitkan dahinya bingung. Rasanya sungguh tiba tiba.

" 'Nara'? Bukannya lo bilang, lo nggak kenal dia?" tanya Yeevendra membuat Jeon membuang napasnya kasar dan mengusap wajahnya.

"Jawab aja pertanyaan gue, Neis! Please." tekan Jeon membuat Yeevendra mengangguk pelan.

"Oke... Gue nggak tau tepatnya dia di mana. Tapi dulu dia pernah bilang sama gue kalo dia mau pindah ke luar negeri." Jelas Yeevendra membuat Jeon terkejut.

"Dimana? Negara apa?"

"Gue nggak tau, kak. Dia nggak bilang." Jawab Yeevendra membuat Jeon mengacak rambutnya frustrasi.

"Arrgh!!"

"Lo kenapa tiba tiba jadi gini, kak? Nara itu sebenarnya siapa lo?" tanya Yeevendra penasaran. Jeon memandang lurus ke depan dengan tangan kanan masih memegang rambutnya.

"Dia... Orang yang sangat berharga di hidup gue." Gumam Jeon. "Tapi gue udah..." Jeon memejamkan matanya saat mengingat apa saja yang ia lakukan pada Nara sebelumnya. Ia yakin, apa yang lakukan sangat membuat hati Nara sakit.

Yeevendra mengernyit karena tak terlalu bisa mendengar apa yang kakaknya katakan barusan.

Sampai akhirnya ia teringat sesuatu,

"Ini buat Jeon." jawab Nara yang membuat dahi Yeevendra semakin mengerut.

"Kak Jeon?"

"Iya, ini buat Jeon. Gue titip surat ini ke elo buat lo kasih ke dia. Tapi tolong, tolong kasih ini kalo dia udah mulai mencari keberadaan gue. Mencari dalam artian benar benar mencari." kata Nara sembari menatap Yeevendra lekat.
"Gue tau, Jeon sama sekali nggak inget sama gue. Jadi gue mohon, kalo dia udah inget dan mencari keberadaan gue, tolong lo kasih ini ke dia ya?" jelas Nara sembari mendorong amplop itu kearah Yeevendra. Dengan ragu, Yeevendra pun menerima amplop putih itu.

LATENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang