🕒Chapter 24 : Refreshing🕒

888 78 9
                                    

Your presence can give me happiness

👻 👻 👻


Happy reading ❤️

"Film apa yang lo pesen?" tanya Jeon. Nara yang sedang bermain dengan ponselnya pun menoleh.

"Liat aja nanti." jawabnya lalu kembali fokus pada ponselnya.

"Heh... Gue kepo."

"Kok lo jadi kepoan banget, sih? Biasanya juga gak pedulian, udah liat aja nanti. Berisik deh."

"Pelit,"

"Ssstt... Diem! Film-nya udah mulai tuh." tunjuk Nara. Jeon pun berhenti dan ikut memandang kearah layar lebar yang ada di depannya.

Alis Jeon bertaut ketika ia merasakan sesuatu yang aneh dengan film ini. Latar yang agak gelap, juga alur yang menegangkan. Musiknya juga agak....
"J... Judul film-nya apa, sih?" tanya Jeon.

Nara yang sedang memakan popcorn caramel-nya pun menoleh sekilas. Nara akhirnya mengatakan judul filmnya dengan santai.

Setelah mendengar judul film itu, Jeon merasa seperti pernah mendengar judul film itu sebelumnya. Tapi di mana?

Ah, ya! Dulu ia pernah melihatnya di postingan temannya dulu. Tapi ini kan film....

"Kok malah pesen film ini, sih?!" protes Jeon. Nara menoleh ke arah Jeon dengan dahi mengernyit.

"Kenapa emang?"

"I... Ini kan film...."

"Film horror? Emang." potong Nara santai. Jeon semakin dibuat melotot olehnya.

Ini orang mah bukan blasteran Jepang. Tapi blasteran dajjal. Batin Jeon menahan emosi.

Tapi memang pada dasarnya film ini yang sangat ingin Nara tonton sebelumnya. Semua temannya bahkan Anna sudah menonton film ini. Kan bikin kepo.

Bukan berarti Anna tak mengajak Nara, tapi Nara-lah yang menolaknya waktu itu. You know lah, bagaimana orang kalau sedang tipis dompet.

"Ck. Kenapa horror, sih?!"

"Biarin.." jawab Nara yang not have akhlak itu. Saat ia menoleh ke sampingnya kembali, Jeon sudah tidak ada.

Nah loh, ke mana dia? Masa sih takut horror? Nara hanya mengedikkan bahunya lalu melanjutkan nontonnya.

"Setan kok takut setan." gumamnya. Jahat ya? Emang. Hujat aja.

👻👻👻

"Hua... Bagus bangettt. Pantes pada suka." gumam Nara senang sambil meregangkan ototnya.

Setelah menghabiskan minumannya dan membuangnya ke tempat sampah, Nara pun berjalan ke arah parkiran. Namun di tengah jalan Nara berhenti dan menoleh kesemua arah.

"Tu anak ke mana, sih?" gumamnya.

Nara kembali berjalan dan masuk ke mobilnya, berharap Jeon ada di sana. Namun nihil, Jeon tak ada di sana.

LATENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang