🕞Chapter 49 : Tersangka Utama🕞

823 64 2
                                    

"Gue nggak mau jadi lemah di depan orang orang yang bahkan nggak gue kenal."

👻 👻 👻

"Tapi kita nggak bisa asal tuduh juga, kan?" tanya Caca. Faya dan Anna hanya bisa menghela napasnya berat.

"Gimana dong?" tanya Anna.

"Bentar. Kayaknya di sudut belokan koridor ada CCTV deh." Celetuk Faya yang tiba tiba membuat Anna dan Caca sontak menatap kearah Faya lekat.

"Serius?"

"Itu loh sebelah mading utama kan belokan, nah di sudut atas itu kayaknya gue pernah sekilas liat ada CCTV. Kalo nggak salah ya." Jawab Faya.

"Gimana kalo kita cek?" usul Caca. Semua pun setuju dan segera beranjak dari kantin. Mereka berlari kecil menuju mading utama.

Sesampainya di sana, Faya langsung melayangkan pandangannya ke atas. Dan benar seperti dugaannya, di sudut atas belokan koridor ada CCTV.

"Liat! Ada kan?" tunjuk Faya.

"Kita ke ruangan CCTV, yok!" ajak Caca cepat. Mereka mengangguk dan segera menuju ruangan tempat mengecek CCTV. Sesampainya di sana, mereka meminta izin pada petugas yang berjaga. Setelah akhirnya diizinkan, mereka segera mengotak atik monitor di sana.

"Coba, sekitar satu jam yang lalu." Kata Anna pada Caca. Caca memutar mutar durasi video agar bisa menemukan pelaku itu.

Setelah, 10 menit mencari akhirnya ketemu.
"Ketemu." Gumam Caca. Caca langsung menge-pause videonya. Caca menge-zoom agar wajah pelaku terlihat.

"Kayaknya tu orang nggak tau kalo di sudut ada CCTV ya?" tanya Anna.

"Nggak pro." Gumam Faya. Pasalnya pelaku itu tidak memakai penutup wajah sedikit pun.

"Ini gue nggak kenal. Kalian ada yang kenal?" tanya Caca setelah wajah pelakunya sudah lumayan terlihat. Anna dan Faya sontak menajamkan penglihatan mereka.

"Bener dugaan gue." Gumam Anna membuat Faya dan Caca menoleh.

"Dia Kayra."

👻 👻 👻

"Gimana?"

"Gue udah lakuin apa yang udah lo usulin kemaren. Yah lumayan lah bikin kampus heboh." Ujar Kayra santai. Orang di hadapan Kayra pun tertawa.

"Anjir sih, gue sampe harus dateng ke kampus itu dua kali. Sekali kali lo dong yang gue panggil, trus ndeket." Protes Kayra.

"Di kampus lo itu banyak temen SMA gue. Gue nggak mau mereka tanya tanya soal 'itu'."

"Hemm, iya deh. Terserah lo."

"Btw, kenapa lo juga bisa benci sama dia? Gue cuma denger dari lo kalo dia bunuh ibunya doang. Apa yang bikin lo dendam sama dia?" tanya orang itu.

"Dia lancang karena udah suka sama cowok gue. Gue nggak suka, ya." Geram Kayra. Sedangkan orang itu hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Lo beneran cinta sama tu cowok? Bukannya lo cuman manfaatin dia doang ya?"

"Heh! Tu mulut di restart dulu sono abis itu di filter dikit. Sembarangan banget kalo ngomong." Jawab Kayra dengan senyum smirk-nya. "Gue beneran sayang kok sama dia. Dari awal gue juga gak ada tuh niat buat manfaatin dia. Emangnya elo!"

"I see... Dasar bucin." Gumam orang itu sambil mengangguk anggukan kepalanya.

"Terserah gue. Yaudah, tugas gue kelar kan? Gue mau balik nih."

LATENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang